Pantai Brantas adalan guyonan dari warga Kediri saat menamai pinggiran sungai Brantas yang saat ini sedang hits untuk dijadikan lokasi nongkrong dan wisata murah meriah. Hanya bermodalkan uang Rp50 ribu, rasanya cukup healing sejenak di sini. Lokasi nongkrong irit ini terletak di tepian Sungai Brantas Kediri, tepatnya di bawah Jembatan Brawijaya, berseberangan dengan Taman Brantas Kediri.
Anak muda sini biasa menyebutnya dengan nama Pantai Brantas karena saat berada di sana, seolah-olah kita sedang menikmati senja layaknya di pinggir pantai yang sebenarnya adalah sungai. Maklum, Kediri memang nggak memiliki garis pantai karena seluruh wilayah Kediri nggak berbatasan dengan laut. Hanya ada aliran Sungai Brantas yang menjadi tepi antara Kediri barat dan Kediri selatan yang kini malah jadi lokasi wisata incaran warga.
Daftar Isi
Pantai Brantas, spot nongkrong asik dengan jajanan murah
Kalau kita melintas Jembatan Brawijaya, sebenarnya akan terlihat di bawah jembatan ada jejeran tikar tergelar di tepian sungai. Nah, lokasi itulah yang dijadikan spot nongkrong oleh anak muda maupun keluarga di Kediri.
Kebayakan warga akan datang di sore hari untuk menikmati sunset ala-ala di Pantai Brantas. Sunset yang dimaksud adalah semburat oren di langit saat matahari akan terbenam.
Jika ingin berkunjung, kamu harus masuk dari arah barat Jembatan Brawijaya. Sebelum naik ke jembatan, ada tikungan ke kiri. Nah, di sepanjang jalan itu kamu akan diarahkan orang-orang di sana untuk parkir motor lebih dulu. Tarif parkir sendiri nggak akan dibuat mahal layaknya pungli di tempat wisata. Parkir di sini hanya Rp2 ribu untuk motor.
Sebelum turun ke bawah, kamu bisa memesan dulu makanan atau minuman dari warung-warung yang berjajar. Ada kopi-kopi juga berbagai minuman instan lainnya yang biasa dibanderol dengan harga Rp3 ribu hingga Rp5 ribu saja. Untuk makanan, biasanya orang-orang memesan Pop Mie untuk jadi camilan mereka menikmati suasana damai di pinggir sungai, eh, Pantai Brantas. Hehehe.
Usai memesan, kamu bisa langsung turun ke bawah. Turunnya agak hati-hati, ya. Biarpun nggak licin dan ada pijakan batu yang bisa dilalui, tetap saja kamu harus berhati-hati saat melintas.
Begitu sampai di bawah, kamu bisa langsung memilih spot untuk bersantai. Sudah ada berbagai tikar tergelar yang bisa kamu tempati. Kalau malam minggu, biasanya spot bertikar rawan penuh. Boleh saja sih bawa tikar sendiri dari rumah lalu menggelarnya di ruang kosong karena pinggir sungai itu terbilang cukup luas.
Pengamen dan pengemis liar yang bikin kurang nyaman
Namanya juga wisata gratisan, dibuka di ruang umum pula, jadi siap-siap aja kalau beberapa menit sekali akan ada orang yang mampir menadahkan tangan ke atas. Baru aja mulai asik ngobrol, tiba-tiba ada pengamen lewat. Itu ajan terjadi lagi dan lagi selama kamu masih ada di Pantai Brantas, dengan para pengamen yang berbeda.
Sedikit menganggu, tapi karena kita nggak bisa protes anggap saja kehadiran mereka sebagai hiburan. Kalau ada sedikit uang, kamu bisa memberikan seribu dua ribu sudah cukup. Kamu juga berhak nggak memberi kok kalau nggak ingin.
Kalau saya pribadi, awal-awal okelah kasih aja. Tapi, lama-lama karena pengamen—dan pengemis—datang silih berganti, lumayan juga uang yang keluar untuk mereka. Akhirnya setelah kehabisan uang receh saya memilih untuk skip memberikan uang pada mereka.
Gimana ya, kalau kita niat nongkrong lama-lama di Pantai Brantas, tekor juga, kan? Niatnya pengin healing hemat bujet, eh, malah tekor sendiri gara-gara kasih uang ke pengamen dan pengemis yang hilir mudik.
Opsi refreshing warga Kediri yang hemat bujet
Buat kamu yang masih gengsi karena nongkrongnya di pinggir sungai, coba deh sesekali mampir. Suasana di Pantai Brantas ini cukup asik lho sebenarnya. Apalagi tempat ini juga jadi opsi piknik hemat bujet karena harga makanan dan minuman di sini cukup terjangkau. Bahkan kalau mau lebih hemat dengan bawa bekal dari rumah boleh-boleh aja. Nggak ada yang melarang, kok.
Nggak hanya anak muda yang nongkrong di sini, banyak juga keluarga yang datang untuk menikmati suasana senja dari pinggiran Sungai Brantas. Artinya, pinggiran sungai ini cukup family friendly.
Maklum, dulu waktu saya masih SMA, pinggiran Sungai Brantas dikenal sebagai lokasi yang agak negatif konotasinya. Tapi sejak ada Jembatan Brawijaya dan dibuat tempat wisata ala pinggir pantai, banyak warga yang datang ke Sungai Brantas untuk nongkrong aja. Jadi, nggak usah khawatir kalau mampir ke sini dicap akan melakukan hal-hal buruk, toh nyatanya pinggiran sungai ini, eh, Pantai Brantas kini menjelma jadi tempat healing yang asyik.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Culture Shock Orang Jogja Saat Pertama Kali Merantau ke Kediri.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.