Panduan Singkat Sebelum Memutuskan Membeli Whey Protein

Panduan Singkat Sebelum Memutuskan Membeli Whey Protein terminal mojok

Sebagai orang yang sudah menggeluti dunia gym selama kurang lebih 4 tahun, saya menerima banyak sekali pertanyaan dari orang-orang yang mau mulai latihan di gym. Banyak dari mereka yang langsung bertanya, “Harus beli susu fitness atau whey protein apa? Merek apa? Nanti pakainya gimana?” Dilatarbelakangi oleh pertanyaan tersebut, saya berniat untuk menuliskannya saja di Terminal Mojok biar lebih mudah dipahami orang-orang yang mau memulai latihan di gym.

Pertama, whey protein itu nggak wajib dalam dunia fitness. Bahkan, sama sekali nggak dibutuhkan jika kalian bisa memenuhi semua kebutuhan protein dengan makanan sehat yang kalian konsumsi sehari-hari. Whey protein itu sifatnya hanya membantu. Kalian tetap bisa membuat otot atau membakar lemak tanpa whey protein sekalipun. Asalkan bisa memenuhi kebutuhan kalori harian (TDEE) serta memenuhi kebutuhan protein harian dari makanan yang kalian konsumsi sehari-hari.

Ibarat bikin rumah, whey protein itu seperti meja kerja Instagrammable yang kalian beli di Ikea untuk keperluan estetika belaka. Ketika bikin rumah, kita harus mendahulukan bangun pondasi rumah dulu, kan, daripada maksain beli meja kerja Instagrammable? Sama halnya dalam dunia fitness, pondasi utamanya adalah pola makan!

Untuk memaksimalkan pertumbuhan otot dan pembakaran lemak, kalian memang harus mengonsumsi protein dengan dosis tinggi. Tapi, sumber protein utama protein kalian itu bukan dari whey protein. Kalian cukup memenuhi kebutuhan protein kalian utama dari mengonsumsi dada ayam, telur, tahu, tempe, atau ikan. Jadi nggak usah repot-repot beli whey protein. Nanti kalau dirasa kurang, barulah kalian konsumsi whey protein setelah makan berat.

Saya beri sedikit contoh. Misalnya berat badan kalian 70 kilogram, setidaknya kalian akan membutuhkan 140 gram protein per harinya, dengan rumus 2 gram X berat badan kita. Jika dijabarkan, 140 gram protein itu setara dengan 700 gram dada ayam tanpa kulit. Setiap 100 gram dada ayam, kandungan proteinnya adalah sekitar 30 gram. Satu butir telur rebus proteinnya sekitar 11 gram. Sedangkan, satu sajian whey protein, umumnya memiliki kandungan protein 20-30 gram, tergantung mereknya. Jadi, asal bisa memenuhi kebutuhan protein dari makanan yang kalian konsumsi, ya nggak usah beli whey protein.

Tapi jangan salah paham, saya bukan anti-whey protein. Produk satu ini bisa sangat berguna dalam membangun masa otot atau membakar lemak. Misalnya, kalian nggak ada waktu untuk memasak atau mendapatkan protein yang cukup dari makanan yang kalian konsumsi, di situlah peran whey protein bekerja. Sekali minum setara konsumsi satu potong dada ayam 100 gram atau tiga butir telur rebus. Praktis banget, tinggal minum. Tapi kalau kalian masih pemula dalam dunia fitness serta memiliki bujet yang terbatas, buat apa buang-buang uang untuk beli whey protein mahal-mahal?

Lagi pula, kebanyakan orang yang beli belum mengerti ilmu nutrisi dengan benar sama sekali. Cuma kebetulan punya uang dan termakan strategi marketing dari influencer fitness yang mereka lihat di media sosial saja. Menurut laporan Nutrition Business Journal, bisnis suplemen fitness memiliki profit sebesar 104 miliar US Dollar di tahun 2013 saja. Banyak banget, kan?

Kalau kalian perhatikan, ratusan influencer fitness Indonesia yang kalian lihat di Instagram, kan, selalu memberikan ulasan positif tentang whey protein yang mereka konsumsi setelah latihan dengan keras di gym. Kenapa? Ya karena mereka dibayar. Mereka disponsori oleh perusahaan tersebut. Perusahaan suplemen tentu saja cari uang, dong? Makanya berani bayar mahal para influencer fitness Indonesia. Prioritas mereka itu cari uang sebanyak-banyaknya, bukan untuk membantu kalian membangun masa otot atau membakar lemak.

Sekali lagi, whey protein itu sifatnya hanya membantu. Sebelum memutuskan untuk membeli whey protein, pastikan kalian sudah mengerti prinsip nutrisi dan program latihan yang baik dan benar supaya tujuan kalian dalam dunia fitness itu tercapai. Selain itu, perhatikan juga setiap kandungan yang tertera dalam produk yang kalian beli. Jangan sekadar lihat mereknya doang. Jangan kemakan iklan yang kalian anggap keren juga! Jangan lupa, pastikan juga produknya sudah ada izin edar dari BPOM. Dan untuk umat muslim, pastikan produknya sudah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia, karena ada sejumlah merek dari luar negeri yang mengandung zat-zat yang dianggap haram oleh agama Islam. Nggak mau, kan, kena azab?

Jadi, jangan gampang kepancing influencer fitness di Instagram yang tiap hari mempromosikan whey protein. Jangan kayak orang-orang yang kepancing borong susu Bear Brand yang diklaim bisa menyembuhkan virus Corona. Jangan kemakan iklan yang keren dan jangan kemakan gimmick influencer fitness di Instagram, deh.

BACA JUGA Nge-Gym doang mah Gampang, yang Susah Istiqamahnya! dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version