Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Panduan Menyelenggarakan Resepsi Pernikahan di Era New Normal

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
8 Juni 2020
A A
Repotnya Jadi Dekorator Pernikahan yang Belum Pernah 'Didekor' terminal mojok.co

Repotnya Jadi Dekorator Pernikahan yang Belum Pernah 'Didekor' terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pernikahan yang digadang-gadang sebagai momen sekali seumur hidup nyatanya memang menguras energi, waktu, pikiran dan biaya. Belum lagi tren nikah yang makin ada-ada saja. Tetek bengeknya sudah terasa sejak lamaran. Itu loh, lamaran yang pakai dekorasi segala. Biar kekinian katanya. Ah, kekinian memang tak pernah murah.

Itu soal lamaran. Sekarang soal pernikahannya. Sama, sih. Sama-sama ribet. Suvenirnya apa? Berapa yang mau diundang? Di rumah atau gedung? Dan lain-lain. Nikahnya sebentar, persiapannya yang bikin mumet. Ya itu tadi, atas nama momen sekali seumur hidup. Lalu, bagaimana kelanjutan resepsi di saat pandemi seperti ini? Yang nekat digelar, banyak. Berakhir dengan dibubarkan sama pihak kepolisian juga ada. Meski lucu, tapi bisa untuk cerita kelak ke anak cucu: Resepsi bubar bukan karena kehadiran mantan yang mbedol layos, tapi karena polisi.

Tapi itu dulu. Waktu corona masih ngehits. Lha sekarang kan sudah ‘New normal’, tho?

Anjuran untuk hidup berdampingan dengan corona, mengedepankan protokol kesehatan, gitu-gitulah pokoknya. Intinya yang dulu serba tak boleh, sekarang…bolehlah. Tipis-tipis. Termasuk resepsi pernikahan.

Jadi, buat kalian yang mau menggelar resepsi pernikahan dalam waktu dekat, tidak usah khawatir bakal dibubarkan polisi, masuk berita dan viral. Resepsi pernikahan kalian akan berjalan mulus jika mengikuti panduan resepsi pernikahan ala new normal berikut:

1. Batas Antrian

Resepsimu mengusung konsep prasmanan? Boleh. Tapi pastikan ada garis hitam di setiap stand makanan sebagai penanda antrian seperti kalau kita antri di kasir Indomaret. Perkara nanti antriannya mengular sampai pintu keluar dan tamu datang pagi baru dapat makan pas malam, nggak apa. Demi keamanan bersama. Mereka pasti paham, kok. Berdoa saja mudah-mudahan mereka cukup sabar untuk tidak menjungkirbalikan kursi pengantin yang sedang kamu duduki.

Tapi, mewakili para pejuang prasmanan saat kondangan, konsep batas antrian di stand makanan tentu membuat mobilitas kami sedikit terhambat. Nggak bisa melakukan aksi icip-icip dari stand makanan satu ke stand makanan lain. Perjuangan mendapatkan makanan juga nggak epic lagi karena nggak ada acara sesek-sesekan dan rebutan minta dilayani duluan. Sesuatu yang kadang bikin kita mbatin: Ya Allah, mau makan aja gini amat. Xixixi…

2. Say No to Standing Party

Perhatikan juga ketersediaan kursi supaya resepsimu tidak termasuk standing party. Kenapa? Karena kalau tamu undangan pating sliwer bisa menimbulkan kontak fisik yang tentunya bertolak belakang dengan konsep jaga jarak. Maka sediakanlah kursi yang cukup agar tamu bisa duduk ayem. Jangan lupa kursinya harus dijarak minimal 1 meter.

Baca Juga:

Ngunduh Mantu di Desa Adalah Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan

Menghitung Utang Maksimal untuk Biaya Nikah biar Nggak Langsung Kere Selesai Hajatan

Lha, keluar budget ekstra dong untuk sewa kursi? Ya risiko. Kenapa? Mau protes ke Pemerintah? Masa hal remeh seperti ini harus diurusi juga sama Pemerintah? Maaf ya, Pemerintah urusannya sudah banyak. Jangan ditambahi. Gawat kalau urusan sewa kursi ini sampai ke telinga Pemerintah. Bisa-bisa nanti dikeluarkan peraturan TAKURRA: Tabungan Kursi Resepsi Rakyat yang besarnya dipotong 2,5% dari gaji. Mau??

3. Atur Sesi Kehadiran Tamu

Supaya tidak terjadi penumpukan tamu undangan, cobalah atur sesi kehadiran tamu. Misal sesi pagi untuk tamu dari pihak keluarga pengantin pria, sesi siang tamu dari pihak keluarga pengantin perempuan, sesi sore teman-teman pengantin laki-laki, sesi malam teman-teman pengantin perempuan. Kalau ternyata jumlah tamu yang diundang banyak, bisa lanjut di hari kedua, ketiga, keempat, dst. Capek, dong? Ah, apa sih capek itu? Capek itu cuma sebuah perasaan yang terjadi kalau kita merasa. Jadi kalau tidak dirasa ya tidak terjadi. Paham nggak?

4. Serba Virtual

Nah, salaman virtual kala lebaran tahun ini bisa dilanjutkan sebagai pengganti ucapan selamat kepada pengantin. Cukup foto tangan yang terulur lalu kirim ke pengantin. Beres. Tidak ada kontak fisik. Amplop yang biasanya diberikan saat kondangan juga bisa diganti dengan uang virtual lewat isi saldo gopay, kirim transfer, atau apa kek.

Sistem serba virtual ini banyak keuntungan, loh. Salaman virtual, misalnya, bisa mencegah salaman dan adegan-adegan dramatis lain antara pengantin dan mantan yang datang ke resepsi. Saya sedih kalau melihat ada video viral antara pengantin dan mantan. Bukan kasian sama mantan, tapi kasian sama pengantin di sampingnya. Itu pasangan yang sah, woy. Jaga perasaannya ngapa.

Lalu apa keuntungan amplop virtual? Ketahuilah para calon pengantin, amplop virtual itu sejatinya menjauhkan dirimu dari kelakuan tamu nggak ada akhlak yang diam-diam masukin amplop kosong pas kondangan atau masukin amplop tapi isinya cuma dua puluh rebo. Oh, sungguh terlalu.

BACA JUGA Apa yang “New” dari Kitab “Panduan New Normal” yang Dikeluarkan Badan POM? dan tulisan Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Juni 2020 oleh

Tags: new normalpanduan resepsi pernikahanresepsi pernikahan
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Mengadakan Resepsi Outdoor Tanpa Atap Itu Bodoh Bukan Main terminal mojok.co pernikahan outdoor konsep wedding

Mengadakan Resepsi Outdoor Tanpa Atap Itu Bodoh Bukan Main

24 Desember 2020
kondangan

Jenis-Jenis Orang di Dunia Per-kondangan-an

23 Agustus 2019
Ngunduh Mantu di Desa Itu Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan (Unsplash)

Ngunduh Mantu di Desa Adalah Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan

20 Juni 2024
kapan nyusul nikah kondangan

Weekdays Adalah Waktu Terbaik Menggelar Kondangan, dan Saya Serius!

13 Mei 2023
Menormalisasi Resepsi Pernikahan Tanpa Sumbangan. Bukannya Sultan, Hanya Nggak Ingin Punya Beban Mojok.co

Menormalisasi Resepsi Pernikahan Tanpa Sumbangan. Bukannya Sultan, Hanya Nggak Ingin Punya Beban

13 Desember 2023
Urutan Terendah sampai Tertinggi Menu Gubukan di Pesta Pernikahan Berdasarkan Panjangnya Antrean Tamu Undangan

Urutan Terendah sampai Tertinggi Menu Gubukan di Pesta Pernikahan Berdasarkan Panjangnya Antrean Tamu Undangan

2 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.