The Rain adalah band yang konsisten dalam membuat karya anti-ribet. Lagu-lagu The Rain selalu dikemas dengan nada dan lirik yang mudah diingat. Tema dari lagu-lagu The Rain kebanyakan diambil dari aneka kisah cinta yang sering kita temui. Serunya, nggak cuma kisah cinta yang manis, tapi kisah yang getir dan ambyar pun ada pada lagu-lagu The Rain.
Saya bukan fans berat The Rain. Meskipun saya nggak masuk dalam kategori TheRainKeepers, namun saya punya kenangan-kenangan yang bertaut pada lagu-lagu The Rain. Saya sendiri baru benar-benar memperhatikan The Rain setelah adik saya meninggal di tahun 2008. Ia seolah meninggalkan pesan lewat lagu “Terlalu Indah” dalam RBT (Ring Back Tone) terakhir pada ponselnya.
Sejak itu, rasanya lagu-lagu The Rain selalu mampir dalam tiap tahapan hidup. Saya yakin, ada banyak penggemar The Rain yang juga merasakan hal ini. Harus diakui bahwa The Rain memang piawai dalam membuat lagu yang mewakili aneka perasaan dalam diri manusia.
Dari sekian banyak lagu The Rain yang bagus, ada sepuluh lagu terbaik yang dapat menemani Jamaah Mojokiyah menjalani hidup. Berikut ini kesepuluh lagu terbaik The Rain versi saya:
#1 “Terima Kasih, Karena Kau Mencintaiku”
Lagu ini dengan mudah mendapat tempat di telinga penggemar musik nasional yang kala itu sedang dimabuk lagu-lagu mellow dari Sheila on 7, Noah, Jikustik, hingga Ada Band. “Terima Kasih, Karena Kau Mencintaiku” bernada ceria dan dapat membuat frasa “I love you too” terdengar lebih manis. Lagu ini ada dalam album Hujan Kali Ini yang dirilis pada tahun 2003.
“Walau kadang, kau mengiris perih di hatiku, terima kasih karena kau mencintaiku.
duu du du duu du du du du…”
#2 “Dengar Bisikku”
Ada kiasan nan puitis di lirik lagu “Dengar Bisikku” yang membuat lagu ini kental dengan nuansa sendu yang melodramatis. Dalam kanal Youtube The Rain, Indra Prasta, menyebut bahwa lagu ini punya judul asli “Dengarkan Sayang”. Namun, akhirnya direvisi oleh pihak label. Ia sendiri tak merasa lagu ini sangat keren. Akan tetapi tak bisa dimungkiri bahwa berkat lagu inilah The Rain bisa dikenal oleh para penggemar musik Indonesia. Lagu ini muncul dalam album Hujan Kali Ini di tahun 2003.
“Bila gundahmu tak menghilang
Hentikan dulu dayung kita
Bila kau ingin lupakan aku
Ku tak tahu apalah daya….”
#3 “Terlalu Indah”
Lagu ini biasanya dimaknai sebagai lagu putus cinta. Namun, saya memaknai lagu ini sebagai lagu perpisahan dengan mendiang adik saya. Keunikan dari lagu-lagu The Rain memang terdapat dalam kesederhanaan lirik dan melodinya yang mudah diingat. Komposisi tersebut ada di dalam lagu ini. Jika Jamaah Mojokiyah sedang sedih dan merasa sendirian, main-mainlah ke kolom komentar lagu ini di Youtube. Di sana, niscaya banyak temannya, jadi sedihnya bisa berjamaah. Lagu ini dirilis pada tahun 2007 dalam album Serenade.
“Ada awal dan ada akhirnya
Yang mungkin tak dapat terurai semua
Ada duka, ada bahagia
Yang mungkin tak akan pernah terlupa”
#4 “Terlatih Patah Hati”
Lagu ini mewakili siapa pun yang sering patah hati dan bertepuk sebelah tangan tanpa menye-menye. “Terlatih Patah Hati” merayakan ratapan nasib orang-orang yang terbiasa tersisih dalam nada yang menyenangkan. Lagu yang ada di album Jabat Erat ini merupakan hasil kolaborasi The Rain dengan Endank Soekamti yang dirilis pada tahun 2016.
“Bertepuk sebelah tangan (sudah biasa!)
Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa!)
Penuh luka itu pasti, tapi aku tetap bernyanyi”
#5 “Jika itu Denganmu”
Lirik lagu ini bercerita tentang rasanya jatuh cinta ke orang yang sudah punya pasangan. Liriknya begitu jujur dengan melodi yang riang. Jatuh cinta pada yang nggak bisa dimiliki memang kadang menyenangkan. Alih-alih ngenes, kesenangan tersebut ditangkap oleh The Rain dan dikemas menjadi sebuah lagu dengan irama gembira. Lagu yang dirilis pada tahun 2012 ini terdapat di album Jingga Senja dan Deru Hujan.
“Aku tahu menginginkanmu
Sama saja berharap
Kau gagal di kisahmu itu”
#6 “Ujung Pertemuan”
Salah satu keajaiban The Rain adalah tetralogi tentang Jono dan Mira. Pada akhirnya, lewat lagu “Ujung Pertemuan”, dikisahkan bahwa Mira memilih meninggalkan Jono untuk bersama Beni. Padahal Beni adalah teman Jono. Yah, seperti kisah-kisah cinta di kampus yang akhirnya kandas karena ditikung teman sendiri. Lagu ini dirilis pada tahun 2019 di album Ujung Pertemuan. Sebagai penggemar The Rain, saya masih berharap suatu hari nanti Jono bisa balen dengan Mira. Hihihi…
“Jika inilah yang terakhir kalinya
Kau dan aku bisa bertemu
Terima kasih untuk pernah mencoba
Menerimaku dengan segala beda”
#7 “Gagal Bersembunyi”
Apakah kamu pernah ngepoin medsos mantan gebetan atau mantan pacar? Rasanya seperti ada yang ingin disampaikan tapi lalu mikir, “ah ya sudahlah”. Nah, lagu ini mewakili perasaan semacam itu. Manusiawi banget kan, mengintip medsos mantan sambil membatin “Aku cuma rindu.” Lagu ini muncul pada tahun 2016 dalam album Jabat Erat.
“Hei! Apa kabarmu jauh di sana?
Tiba tiba teringat cerita yang pernah kita upayakan
Kupikir, aku berhasil melupakanmu
Berani beraninya kenangan itu datang tersenyum”
#8 “Getir Menjadi Tawa bila Kubersamanya”
Lagu ini dibuka dengan lirik yang dapat mempersuasi pendengar untuk bernostalgia ke suatu sore yang menyenangkan. Hasilnya, penikmat lagu ini bakal tenggelam dalam memori rasa, mengingat hari-hari pertama ketemu pujaan hati. Sungguh lagu ini adalah lagu cinta tanpa norak sedikit pun. “Getir Menjadi Tawa bila Kubersamanya” dirilis pada tahun 2016 dalam album Jabat Erat.
“Aku tak pernah lupa
Saat kali pertama
Berjuang memilih kata
Hanya untuk menyapanya”
#9 “Aku Siap”
Melodi di lagu ini terdengar mirip dengan lagu lawas milik Bed and Breakfast “If You Were Mine”. Lagu yang sangat 90-an dan easy listening ini bertutur tentang seseorang yang sudah siap untuk menyatakan perasaan pada gebetannya. Lagu yang asik ini dirilis pada bulan Juni 2021.
“Aku siap jika kau tak rasakan yang sama
Lebih siap jika kau mau ‘tuk menerima
Tulus hati ini ingin membuatmu bahagia
Bersama mengukir cerita”
#10 “Terjebak Bersama”
Musik video dari “Terjebak Bersama” menampilkan dokumentasi Indra, Iwan, Ipul, dan Aang. Lagu ini diluncurkan dalam rangka perayaan ulang tahun The Rain ke-20 yang jatuh pada 31 Desember 2021. Seperti lagu-lagu The Rain yang lain, lagu romantis ini pun bebas dinikmati dan diinterpretasikan sesuai pengalaman rasa para penggemarnya. Saya jadi membayangkan pemerintah negeri wakanda yang suka nge-band itu mengajak penduduk negerinya menyanyikan lagu ini bersama-sama setelah mereka semua terjebak bersama di negeri indah yang saat ini sedang carut marut itu.
“Mereka bilang kita terjebak bersama,
Itu benar adanya
Beruntungnya aku
Terjebak bersamamu”
Jamaah Mojokiyah yang baik, sepuluh lagu ini jelas nggak bisa menampung seluruh lagu terbaik The Rain. Masih banyak lagu-lagu The Rain lainnya yang bisa jadi adalah soundtrack hidupmu. Yang jelas, mari bersepakat bahwa The Rain telah membuat setiap tahapan hidup menjadi lebih bernada.
Penulis: Butet Rachmawati Sailenta Marpaung
Editor: Purnawan Setyo Adi
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.