Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur

Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi Jawa Timur pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur

Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur (Wikimedia Commons)

Resah dan gelisah adalah pernyataan yang tepat untuk menunjukkan bagaimana kondisi anak Ngawi ketika ditanyai soal daerahnya oleh masyarakat umum, terutama yang bukan arek Jawa Timur. Bukannya gimana-gimana, tapi proses mengenalkannya itu, lho, masyaallah alias uangeeelll, Lur.

Mungkin sulitnya memperkenalkan Kabupaten Ngawi Jawa Timur sudah terpampang pada “Ngawi Berjuang” yang dulu pernah jadi slogan daerah ini. Memang benar adanya bahwa perkataan adalah doa di mana orang Ngawi sampai sekarang masih “berjuang” untuk memperkenalkan daerahnya sendiri. Hiks, mengsedih.

Saking sulitnya menjelaskan soal Ngawi, ada banyak orang yang mengaku berasal dari daerah lain. Misalnya saja kakak saya. Kakak saya pernah mengaku sebagai orang Madiun saat sedang berada di Boyolali. Saat saya tanyakan alasannya, blio hanya menjawab, “Angel jelasne Ngawi ki. Seumpama dijelasne akeh sik ra mudeng.” Jawaban kakak saya itulah yang baru saya rasakan ketika menjadi mahasiswa di Sleman.

Tapi tenang saja. Ngawi Jawa Timur mungkin nggak dikenal banyak orang, tapi nggak ada kata “nggak mungkin” untuk memperkenalkan kabupaten satu ini. Berikut saya berikan panduan singkat bagi anak Ngawi yang kepingin memperkenalkan daerahnya ke masyarakat awam.

Lagu Kartonyono dan Denny Caknan

Cobalah untuk bertanya soal lagu “Kartonyono” dari Denny Caknan. Jika lawan bicara kalian mengetahui lagu tersebut, nggak perlu buang tenaga berlebih untuk menjelaskannya.

Siapa sih yang nggak kenal Denny Caknan? Musisi beraliran pop dangdut terkenal yang membawakan lagu “Kartonyono” itu berasal dari Ngawi, lho, Gaes. Bahkan Ngawi disebutkan dengan jelas dalam lirik lagunya.

Kartonyono ning Ngawi medhot janjimu

Tugu Kartonyono yang disinyalir memakan dana 3 miliar yang bisa berputar itu bertempat di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Tugu yang menjadi lagu Denny Caknan itu telah menjunjung harga diri Ngawi dan melesatkan Kabupaten Ngawi ke top klasemen keterkenalan daerah. Gimana nggak bikin terkenal, jumlah penonton videonya saja di YouTube sekitar 277 juta, hampir sebanyak penduduk Indonesia berdasarkan data BPS per 2023.

Kemunculan lagu “Kartonyono” tersebut sontak memudahkan anak Ngawi memperkenalkan dan membanggakan daerah asalnya. Terima kasih, Mas Denny Caknan!

Eits, tapi jangan bangga dulu. Memperkenalkan Kartonyono masih dianggap jalan yang tak mudah. Kalian harus berjuang lagi untuk memperkenalkan Kartonyono itu di mananya Ngawi. Layaknya Bali dan Indonesia, Kartonyono dan Ngawi bernasib serupa. Masih ada juga orang yang menganggap Kartonyono dan Ngawi dua tempat yang berbeda.

Tempat terjadinya pembunuhan Gubernur Jawa Timur pertama 

Berkaitan dengan sejarah kelam Jawa Timur, Ngawi merupakan tempat meninggalnya Pahlawan Nasional sekaligus Gubernur pertama Jawa Timur, Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo (R.M. Soerjo) oleh para simpatisan pro-PKI. Dalam kejadian itu Gubernur Soerjo sedang melakukan perjalanan pulang dari Yogyakarta menuju Madiun untuk menghadiri 40 hari kematian adiknya. Sesampainya di daerah Ngawi, sang gubernur bertemu dengan gerombolan PKI yang akhirnya membawanya ke hutan untuk kemudian dibunuh.

Sebagai penghormatan terhadap kejadian pembunuhan Gubernur Soerjo dan pengikutnya, dibuatlah Monumen Soerjo. Monumen ini bisa kalian temui ketika melakukan perjalanan antarprovinsi yang melewati Kabupaten Ngawi Jawa Timur.

Oh ya, buat kalian anak Ngawi yang pengin mengenalkan soal Ngawi, cukup sebut Monumen Soerjo dan sejarahnya, ya. Jangan sampai membanggakan kejadian ini. Nguawur.

Ngawi, tempat penemuan pertama fosil manusia purba Indonesia

Ngawi menjadi tempat pertama ditemukannnya manusia purba bernama Pithecanthropus erectus yang berlokasi di Trinil. Fosil manusia tersebut ditemukan oleh Eugene Dubois pada  1890 dan menjadi penemuan manusia pertama di Indonesia (Hindia Belanda saat itu).

Bagi kalian yang sewaktu SMA mengambil jurusan IPS, pasti mengerti betapa njelimetnya hafalan nama temuan manusia purba tersebut. Hal inilah yang menjadi momok bagi anak jurusan IPS ketika ujian, saat di mana kemampuan otak harus dipaksa menghafal nama, tahun asal, dan apa saja yang berkaitan dengan penemuan manusia purba.

Menyerah saja, Ngawi emang nggak terkenal

Ada pepatah yang mengatakan “menyerah bukan pertanda kalah”. Jika sudah menempuh cara-cara di atas untuk mengenalkan Kabupaten Ngawi dan hasilnya nihil, menyerah saja. Perjuangan kalian sudah berakhir, kawan. Sudah nggak bisa diganggu gugat bahwa Kabupaten Ngawi memang kurang terkenal seperti Madiun atau mungkin kancamu buta maps!

Jadi, sebelum memulai mengenalkan Ngawi, coba renungkan dulu. Masih ada waktu untuk mengaku dari Madiun. Wqwqwq. Tetap tegar dan terus berjuang seperti slogan Kabupaten Ngawi yang dulu, Lur.

Salam plat AE!

Sumber Gambar: Rizal Febri via Wikimedia Commons

Penulis: Rizqi Akbar Nur Imam
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Culture Shock Orang Gunungkidul Saat Kondangan ke Ngawi Jawa Timur

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version