Panduan Memahami Taktik Sepak Bola secara Sederhana Biar Nggak Kayak Coach yang Itu

giant killing Real Madrid vs chelsea taktik sepak bola Eden Hazard Main 20 Menit Jauh Lebih Bagus dari Vinicius Junior dalam 3 Musim terminal mojok.co

Eden Hazard Main 20 Menit Jauh Lebih Bagus dari Vinicius Junior dalam 3 Musim terminal mojok.co

Menonton sepak bola dari kacamata fans yang buta taktik itu menyebalkan. Paling umum, cuma bisa bacot kosong, debat kusir di kolom komentar akun plesbol. Kalau enggak, outputnya—bisa jadi—sebelas dua belas seperti Coach Justin, bacot full but no vision.

Sebagai fans, cara menikmati sepak bola sebaik-baiknya dengan mengenal sedikit dasar taktik sepak bola. Hal ini menjadi suatu kenikmatan yang kaffah. Nggak harus expert, cukup memahami dasarnya sudah bisa lebih menikmati jalannya pertandingan. Minimal, kalau mau bacot, sedikit punya modal.

Sepak bola memang berevolusi menjadi permainan njlimet bagi pelakunya. Sebab, adu taktik antarpelatih berlangsung secara dinamis selama pertandingan berlangsung, pun pemain diharuskan bisa menjalankan taktik ini. Ada beberapa hal di sepak bola yang bisa dipahami oleh fans agar sedikit mengetahui taktik sepak bola itu sendiri.

Pertama, natural overload. Cara mengidentifikasi paling mudah dengan melihat dari formasi awal yang dipakai kedua tim. Lebih spesifik, bandingkan head-to-head dari setiap lini. Misal: defense A vs attack B, mid A vs mid B, begitu seterusnya. Memahami ini akan membuka mata jika formasi awal itu akan “membantu” pelatih dalam menjalankan skema awal permainannya.

Lebih jauh, misal formasi 4-3-3 (A) vs 4-4-2 (B). Di sini terlihat empat pemain defense A akan berhadapan dengan dua pemain attack B. Natural overload yang terjadi akan sangat membantu ketika suatu tim melakukan pressing dalam fase bertahan ataupun menyerang, termasuk di posisi lain.

Terkadang jika ada tim yang menggunakan formasi dengan natural overload di sektor tertentu akan lebih sering memenangkan duel di sektor tersebut. Contohnya formasi 3-5-2, biasanya suatu tim akan lebih menguasai lini tengah dibandingkan tim yang menaruh lebih sedikit pemain di sektor tersebut. Cara terbaik untuk mengimbanginya dengan menambah jumlah pemain, baik dari formasi awal atau dengan transisi saat bermain.

Ketika bermain, natural overload ini juga sangat berguna. Contohnya Atalanta yang memanfaatkan flank-nya yang overload, sehingga gelandang dan bek lawan akan tertarik ke sisi samping. Maka akan ada space di tengah, sehingga tersedia banyak opsi untuk bola cut inside, crossing, switch play, atau shoot. Peluang untuk mencetak gol tentu juga akan lebih tinggi.

Kedua, memahami empat momen di sepak bola. Momen ini mulai dari fase bertahan, menyerang, transisi positif, dan transisi negatif. Umumnya, ada dua tipe dalam bertahan yakni low dan high defensive line. Low defensive line lebih ke tipe defense yang menerapkan garis pertahanan rendah. Tim seperti ini biasanya akan lebih bermain zona. Sedangkan tipe high defensive line sebaliknya. Mulai dari striker pun harus lakukan pressing agar memberi tekanan lawan ataupun mengganggu proses build up lawan.

Contohnya AC Milan era Pioli saat ini. Ada sisi positif dan negatif dalam menerapkan high defensive line. Positifnya, tim akan sama atau menang jumlah pemain di sektor pertahanan lawan. Selain itu, lawan akan terbatasi geraknya mulai dari kiper, peluang lawan untuk blunder lebih tinggi, pun skema build up dari bawah akan berantakan. Risikonya jika lawan cepat lakukan switch play atau quick counter, sisi midfield akan kalah pemain. Maka tugas dari bek untuk naik lebih tinggi dan cover area ini.

Kemudian dalam fase menyerang, terdapat dua momen yakni constructive play dan direct play. Gampangnya, constructive play itu ya passing dari kaki ke kaki. Pep-nya Barca adalah yang terbaik soal ini. Direct play kebalikannya, langsung passing ke depan. Striker akan duel untuk cari second ball atau langsung direct ke gawang, ini tergantung style masing-masing tim.

Pun AC Milan terkadang menggunakan strategi ini jika Ibrahimovic bermain. Biasanya tim seperti ini memiliki complete forward demi menjalankan strateginya. Yakni striker dengan postur ideal untuk duel, bisa menjadi pemantul serta memberi ruang bagi second line atau flank.

Untuk dua momen terakhir yakni transisi positif-negatif. Transisi positif ada dua, quick counter attack dan rebuild up. Quick counter biasanya akan menyerang langsung dengan cepat ketika berhasil merebut bola. Tim seperti Liverpool sangat ahli memanfaatkan hal ini. Skema seperti ini mengandalkan pemain yang memiliki speed di atas rata-rata dan hal tersebut dimiliki Liverpool.

Sedangkan rebuild up lebih ke cara menyerang secara pelan, perlahan dari kaki ke kaki untuk atur skema. Lagi-lagi Barca era Pep adalah percontohan yang baik dalam fase ini. Tiki-taka ala Pep benar-benar sulit dicari antitaktiknya saat itu.

Terakhir transisi negatif, dalam transisi ini ada dua yakni fallback dan immediate pressing. Transisi fallback akan membuat pemain bertahan untuk turun dulu, reorganisasi defense di wilayah pertahanan sendiri. Sedang immediate pressing lebih ke style yang langsung pressing ketika kehilangan bola, orang pertama yang harus pressing adalah striker. Momen ini bisa dipecah lagi secara man to man atau zona.

Mungkin tulisan tentang taktik sepak bola yang saya tulis dan sebagian saya kutip dari tulisan Mas Ganesha Putra hanya sedikit menggambarkan taktik dasar sepak bola. Sebab sepak bola merupakan olahraga yang super dinamis yang selama 90 menit bisa saja terus berubah tergantung aksi dan reaksi dari masing-masing tim. 

Mau jadi penggila sepak bola yang tahunya mencela saja atau memilih menjadi penonton sepak bola yang cerdas, minimal mengetahui peran pemain dan taktik dasarnya, itu pilihan kalian. Semakin banyak mengetahui dan mengenal taktik sepak bola, sensasi menonton olahraga ini akan memberi kenikmatan yang klimaks.

BACA JUGA FAM Kok Udah Memulai Kompetisi Musim Baru sih? Contoh PSSI dong! dan tulisan Muhammad Arif N Hafidz lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version