OSIS SMA zaman sekarang ngundang artis top buat tampil di acara pensi mereka, lho~
Poster dengan semburat warna biru dan ungu bertajuk The Greatest Show melintas di lini masa Twitter. Mata saya nggak perlu kerja keras untuk bisa mengenali wajah-wajah yang ada dalam poster. Jelas sudah yang ada dalam poster adalah Noah, Dewa 19, Ari Lasso, dan Virzha. Meskipun… ehem, untuk Mas Virzha, saya sempat kegocek. Saya kira Limbad, tapi ya agak mikir-mikir juga, sih. Ngapain Limbad di situ. Elah, ternyata Mas Virzha. Ngapurane ya, Mas.
Gokil. Anak SMA bikin pensi yang diundang Noah dan Dewa. Ini iuran anak OSISnya seharga Iphone kali ya.. pic.twitter.com/wDi7kNhCJA
— Angga PF (@AnggaPutraF) September 28, 2022
Saya kegocek untuk kedua kalinya ketika melihat siapa penyelenggara event tersebut. Bayangkan, penyelenggaranya bukan pabrik rokok atau provider seluler seperti konser musik pada umumnya. Yang jadi penyelenggara adalah anak-anak OSIS SMA Negeri 2 Surabaya. Usut punya usut, Noah, dkk. ini memang diundang sebagai bintang tamu di acara pensi sekolah mereka.
Saya pun makin tertegun kala menelusuri jejak di kolom komentar. Ternyata, pentas seni dengan mengundang artis bukan kali pertama itu terjadi. Sebelumnya, banyak pula OSIS dari SMA lain yang juga melakukan hal sama. Wow. Sebagai seorang guru di kabupaten yang pensinya diisi penampilan murid-muridnya sendiri, saya cuma mau bilang: kalian keren, Nak.
Lho, kenapa keren?
Begini. Jauh sebelum jadi guru, saya pernah bekerja di radio. Nah, radio tempat saya bekerja sudah nggak terhitung berapa kali jadi EO konser musik. Sederhananya, saya tahu gimana rasanya berurusan dengan artis, apalagi kalau artisnya kelas atas. Ribet, Gaes. Salah satu keribetannya adalah penyelenggara harus memastikan riders yang diminta artis terpenuhi.
Fyi, riders ini adalah daftar yang diajukan artis untuk dipenuhi pihak penyelenggara. Ada kalanya jumlah yang tercantum dalam riders mencapai puluhan. Mulai dari yang sepele seperti menyediakan Pocari Sweat di ruang tunggu, sampai yang spesifik seperti merek mobil yang dipakai untuk penjemputan.
Itu baru urusan dengan manajemen artis, belum urusan dengan penonton. Astaganaga, memang ya, hasrat pengin ketemu idola bisa membuat orang jadi rusuh. Entah rusuh saat antre di loket, atau rusuh saat pertunjukan berlangsung. Meskipun kalau boleh jujur, urusan dengan penonton maupun manajemen artis sedikit lebih ringan daripada satu urusan lainnya, yaitu perizinan.
Ribetnya perkara perizinan ini nggak kaleng-kaleng, Gaes. Ngurusnya muter-muter, eh giliran surat izin turun, masih tetap belum bisa tenang. Pernah ada kejadian surat izin yang semula turun dicabut secara tiba-tiba karena satu dan lain hal. Hayoloh, apa nggak mumet?
Jadi, ketika hari ini kita melihat Noah, dkk. sudah fix muncul dalam poster lengkap dengan tanggal dan venue-nya, itu berarti adik-adik OSIS SMA ini sudah bekerja keras. Iya sih event-nya memang belum digelar, jadi belum bisa kita anggap sukses. Tapi, untuk bisa sampai di titik mereka saat ini, sungguh nggak mudah dan layak untuk diapresiasi.
Sayangnya, ada saja netizen yang mempermasalahkan pensi dengan mengundang artis. Padahal masalahnya di mana coba? Pensinya jadi nggak gratis? Pergeseran makna dari pensi yang semula ajang hiburan gratis jadi komersil? Pensi sekolah tapi tempatnya nggak di halaman sekolah? Dih, ngadi-ngadi sekali.
Menyelenggarakan event besar bagi anak OSIS SMA justru punya banyak sekali nilai positif. Melalui kegiatan ini, siswa akan merasakan pembelajaran yang nyata. Secara nggak langsung siswa akan berlatih berorganisasi, problem solving, manajemen, dan hal-hal lain yang di buku teks hanya tertulis dalam kalimat-kalimat membosankan. Udah, ngaku aja, waktu zaman kalian sekolah pasti lebih senang kalau jam praktik daripada jam teori, kan?
Nggak usah khawatir anak OSIS SMA ini bakal gimana-gimana. Toh, saya yakin, bocah-bocah ini nggak berdiri sendiran. Buktinya di flyer tercantum nama promotor dan sponsor yang akan saling bahu-membahu menyukseskan acara tersebut. Anak-anak OSIS SMA tersebut pasti akan belajar banyak dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan itu. Saya yakin itu. Dan bukan nggak mungkin pula jika kelak mereka jadi terinspirasi. Dari yang semula cita-citanya cuma mentok jadi PNS, berubah jadi promotor. Bagus, kan?
Nggak usah khawatir pula dengan nilai akademik mereka. Sistem pendidikan saat ini sudah mendukung, kok, yaitu dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan. Jadi, siswa nggak perlu khawatir lagi dengan batasan nilai kriteria ketuntasan minimal nasional. Lha wong sekarang ketercapaian pembelajaran sudah menjadi domain guru, kok.
Dan kalau saya jadi gurunya, tentu saya nggak akan mempersulit nilai mereka. Saya justru akan mendukung walaupun mereka beberapa kali mereka harus izin di jam mengajar saya. Nggak apa-apa, saya ikhlas. Toh, pengalaman yang mereka dapatkan dari kegiatan tersebut jauh lebih besar daripada sekadar mendengarkan saya ceramah di kelas.
Wis, intinya, semangat dan selamat buat adik-adik OSIS dari SMA mana pun yang sudah berani mendatangkan artis top sebagai bintang tamu di acara kalian. Untuk OSIS sekolah saya, kapan nih bisa kayak mereka?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Stereotip Buruk Anak OSIS yang Jujur, Emang Ada Benernya.