Orang yang Ngantuk Pas Nonton Film Dune Pasti Kapasitas Otaknya Pas-pasan

Orang yang Ngantuk Pas Nonton Film Dune Pasti Kapasitas Otaknya Pas-pasan terminal mojok.co

Orang yang Ngantuk Pas Nonton Film Dune Pasti Kapasitas Otaknya Pas-pasan terminal mojok.co

Durasi film Dune 2021 ini hampir tiga jam dan memiliki tempo yang sangat lambat, pun minim aksi. Dengan kondisi seperti itu, wajar jika banyak yang bosen, ngantuk, tidur, atau malah nggak kuat dan keluar studio.

Buat mereka yang ngantuk nonton Dune, saya sungguh merasa kasihan karena kalian ketipu sama trailernya! Wong di trailer film ini yang ditampilkan bagian-bagian aksi yang megah, eh begitu nonton langsung, lebih banyak ngobrol ketimbang gelut dan tembak-tembakan. Saya yakin pasti dari mereka yang ngantuk pas nonton Dune mbatin, “Iki film opo, sih? Kebanyakan dialog, nggak gelut-gelut padahal setting-nya sudah kayak StarWars gitu!”

Masalahnya gini, banyak yang berharap bahwa Dune akan menjadi StarWars, padahal kenyataannya adalah StarWars yang menjadi Dune. Melansir Forbes, Dune adalah inspirasi George Lucas untuk StarWars.

Novel Dune rilis pada 1965 dan menjadi sangat populer pada masanya. Dua belas tahun kemudian, film pertama StarWars tayang di bioskop dengan segala konsep yang mirip dengan Dune.

Mulai dari konsep kekaisaran, sekelompok orang dengan kemampuan sihir (Dune memiliki Bene Gesserit dengan kemampuan mengendalikan orang lain yang disebut The Voice, dan StarWars memiliki Jedi dengan The Force mereka), dan tokoh utama yang berjuluk The One (makanya jangan heran kalau lihat Paul Atreides itu mirip-mirip Luke Skywalker). Bahkan, Frank Herbet, pengarang Dune, sempat mangkel sama Lucas yang kayak terang-terangan banget njiplak konsepnya.

Bedanya, StarWars dibikin lebih banyak aksi sehingga mudah untuk disukai orang ketimbang Dune. Cerita di semesta Dune bisa dibilang lebih dalam ketimbang StarWars.

Dalam Dune, kita bisa melihat betapa orang Fremen, penghuni asli planet Arrakis yang sepenuhnya gurun, adalah orang yang sangat beragama. Mereka yang terjajah oleh para penguasa dari kekaisaran selalu percaya bahwa suatu saat akan datang Lisan al-Gaib, atau Suara dari Dunia Luar, atau kadang juga disebut Mahdi, yang akan membantu mereka lepas dari kesengsaraan.

Maka dari itu, ketika Paul Atreides, tokoh utama di serial Dune yang merupakan putra dari pemimpin House of Atreides datang pertama kali ke Arrakis, orang-orang Fremen berkumpul dan memanggilnya dengan istilah Lisan al-Gaib. Pasalnya mereka percaya Paul adalah sosok yang akan membebaskan mereka. Nabi mereka.

Yo wis lah, kalau emang mau tetep dibandingin sama StarWars, anggap saja Dune ini adalah StarWars versi Syariah karena lekat dengan nilai-nilai keagamaan. Kurang syariah apalagi kalo sudah nyebut-nyebut Mahdi, Sayyidina, Lisan al-Ghaib, setting-nya kayak di timur tengah, ada pohon kurma, orang-orang berzikir pake tasbih, dan membawa-bawa kenabian?

Selain StarWars Syariah, konon ada yang bilang kalo Dune itu mirip Game of Thrones, mulai dari konsep keluarga bangsawan sampai garis besar yang terjadi di Dune mirip apa yang terjadi di musim pertama serial TV Game of Thrones.

Di Game of Thrones, Ned Stark harus ke Selatan untuk berkuasa, tapi berakhir celaka. Dune juga seperti itu. Leto Atreides, pemimpin House of Atreides, harus ke Arrakis untuk berkuasa, dan berakhir celaka juga. Kayak menjiplak Game of Thrones banget? Nggak lah, wong Dune terbit jauh sebelum novel Game of Thrones terbit.

Lagi-lagi yang terjadi adalah kebalikannya. Banyak anggapan bahwa novel seri A Song of Ice and Fire, yang lebih dikenal dengan seri Game of Thrones, terinspirasi dari konsep Dune. Saking kompleksnya Dune, antara politik, agama, sains, dan mistisme, sampai-sampai menginspirasi banyak serial populer yang ironisnya lebih dulu sukses dan digandrungi banyak orang.

Makanya, kalau kemudian film Dune 2021 ini menjadi lambat dan banyak ngobrolnya, ya karena emang banyak yang harus dijelaskan biar nggak pada bingung. Film berdurasi 2 jam 35 menit itu sukses menampilkan semesta Dune yang megah, penuh intrik politik, mistis, canggih, dan tentu saja memanjakan mata penonton dengan sinematografi super dahsyat itu.

Saya bisa ngeri pas melihat sekumpulan Bene Gesserit yang berpakaian serba hitam itu berkumpul. Saya bisa takjub dengan bentangan gurun pasir yang membentang di Arrakis. Saya bisa deg-degan sewaktu cacing gurun super guedeee itu muncul dan mencaplok mesin penambang di gurun. Ah, pokoknya pembangunan semesta Dune super sukses di film ini sehingga saya memilih untuk nggak nggubris film Dune pada 1984 yang super ngaco itu.

Ditambah lagi sama musik dari Hans Zimmer, walah, udah kelar itu. Musik Hans Zimmer dan sinematografi ciamik nggak pernah bisa salah. Kok, bisa-bisanya bilang Dune bikin ngantuk dengan segala keindahan itu? Oh iya, katanya yang bikin ngantuk juga karena terlalu banyak karakter yang ada, jadinya bingung ngenalin satu sama lain.

Ya gimana ya, wong semestanya aja luas, jadinya ya wajar kalo karakternya banyak. Dan sebagai film pertama, sebenarnya wajar kalau penonton nggak langsung apal mana si ini dan mana si itu. Emangnya kalian langsung apal semua karakter di Game of Thrones musim pertama pas pertama kali nonton? Nggak, kan? Ya, Dune juga gitu, perlu waktu untuk memahami karakter yang ada, meski sayangnya (spoiler) banyak yang keburu meninggal.

Untungnya, sang sutradara yakni Denis Villeneuve, menggandeng artis-artis top di Hollywood untuk jajaran pemeran film ini. Sebut saja Josh Brolin yang memerankan Thanos. Ada Dave Bautista yang memerankan Drax, ada pula Jason Momoa yang jadi Aquaman, ada Zendaya yang jadi MJ di trilogy Spiderman Homecoming, dan masih banyak lagi. Timothee Chalamet nggak usah disebut lah, ya. Ya kali ada yang nggak bisa nginget tokoh utama di film ini.

Nah, jajaran pemain yang sudah sering kita lihat itu bikin mudah buat kenal sama karakter mereka. Misal pas ada yang nyebut nama Gruney, pasti langsung mikir, “Oh si Thanos.” Atau pas nyebut Duncan, langsung kepikir “Oh, Akuamen.” Dan seterusnya. Maka dari itu, kalau ada yang bilang kebanyakan karakter dan susah ngapalin, kayaknya alasan itu nggak berdasar deh, kecuali emang saking nggak ngikuti dunia film dekade ini.

Kalau kalian ngantuk dan bosen nontonnya, saya bisa nebak pasti kalian juga nggak demen sama film keren kayak Interstellar, Arrival, The Shape of Water, atau film-film nominasi Oscar gitu, lah. Secara, sudah pasti sih Dune bakal dapet banyak nominasi Oscar nanti.

Kalau emang Anda sukanya film aksi jedar jedor, ngapain juga memaksa nonton Dune? Ini film baru part 1 saja, belum merangkum novel pertama Dune sepenuhnya. Masih ada part lanjutannya. Nanti, kalau filmnya bisa mayan sukses, bakal lanjut ke novel kedua yang judulnya Messiah. Kalau sukses lagi, bakal lanjut ke semua novel. Total ada enam novel.

Nah, mampus nggak kalian yang sok-sokan mau ngikutin Dune dengan kapasitas kepala pas-pasan? Sana nonton Shang-Chi aja.

Sumber Gambar: YouTube Smasher

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version