Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Orang Wonogiri Layak Dinobatkan sebagai Orang Paling Bakoh Se-Jawa Tengah

Akbar Maulana oleh Akbar Maulana
15 Juni 2024
A A
Orang Wonogiri Layak Dinobatkan sebagai Orang Paling Bakoh Se-Jawa Tengah Mojok.co jogja

Orang Wonogiri Layak Dinobatkan sebagai Orang Paling Bakoh Se-Jawa Tengah (wikipedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Selama dua tahun terakhir saya punya kesempatan bertemu banyak orang baru. Uniknya, saya selalu saja bertemu dengan orang Wonogiri. Di tempat kerja lama, tempat kerja baru, maupun ketika saya bepergian ke suatu daerah, pasti selalu ada saja orang yang mengaku dari Wonogiri. Saat itu saya hanya membatin, orang Kota Geplak ini benar-benar ada di mana-mana ya. 

Keberadaan orang Wonogiri yang ada di mana-mana menandakan mereka pekerja keras, tahan banting, dan bisa beradaptasi. Tidak mudah lho membangun kehidupan baru di luar tanah kelahiran. Apalagi kebanyakan dari mereka membuka usaha warung mie ayam di perantauan, tantangannya jadi berkali-kali lipat. 

Penilaian itu semakin valid ketika saya mendengar cerita orang-orang Wonogiri di sekitar saya. Kebanyakan dari mereka benar-benar tahan banting. Nggak berlebihan rasanya kalau orang Wonogiri disematkan sebagai warga paling bakoh se-Jawa Tengah. 

Rela nglaju Wonogiri-Solo

Di tempat kerja saya ada dua orang asli Wonogiri yang punya latar belakang berbeda. Salah satu dari mereka sudah berkeluarga, sementara lainnya masih bujangan. Namun, mereka memiliki kesamaan yakni rela nglaju dari Solo-Wonogiri setiap hari. Iya, kalian nggak salah dengar, setiap hari. 

Bagi kalian yang belum tahu betapa jauhnya jarak dua daerah itu, sini saya kasih tahu. Jarak Wonogiri-Solo itu sekitar 40 kilometer. Perlu waktu tempuh 1 jam 15 menit kalau menggunakan kendaraan bermotor. Itu baru sekali jalan ya, mereka harus menempuh jarak dan waktu yang sama ketika pulang. 

Mungkin akan terdengar masuk akal kalau jalanan lancar dan cuaca cerah. Sayangnya, kondisi seperti itu tidak terjadi setiap hari. Ada kalanya cuaca buruk dan jalanan macet. Jarak 40 kilometer itu terasa seperti nggak ada ujungnya.  

Akan tetapi, kedua orang Wonogiri itu tetap memilih nglaju. Sebenarnya bukan memilih sih, mereka memang tidak punya banyak pilihan lain. Nglaju jadi satu-satunya opsi agar terlepas dari jerat UMK Wonogiri yang rendah. Di sisi lain, mereka masih ingin berkumpul dengan keluarga di rumah. 

Asal tahu saja, UMK Wonogiri menduduki peringkat dua terbawah se-Jawa Tengah. Memang UMK Solo juga nggak begitu tinggi. Namun, setidaknya banyak peluang lebih terbuka di Solo. Siapa tahu, mereka bisa dapat peluang yang lebih baik dengan membangun jaringan di Kota Bengawan itu. 

Baca Juga:

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

Kerja mati-matian

Selain dua teman yang nglaju dari Wonogiri tadi. Saya juga bertemu dengan orang-orang Wonogiri yang rela bekerja lebih dari 8 jam sehari. Saya menemui orang-orang Wonogiri ini di warung makan ayam goreng milik tetangga saya. Sebuah rumah makan yang namanya sudah mentereng di wilayah karesidenan.

Di warung tersebut, mereka mulai bekerja setelah subuh hingga tutup warung jam 8 malam. Katakan mereka mulai bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 8 malam. Berarti mereka bekerja selama kurang lebih 14 jam. Bayangkan, kita yang kerja selama 8 jam saja sudah capek dan banyak sambat, apalagi mereka yang bekerja hingga belasan jam. Nggak bisa bayangin to?

Orang Wonogiri yang bakoh juga saya jumpai di Mie Ayam Wonogiri di Kartasura. Warung tersebut buka dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Selama 12 jam penuh mereka tidak berganti shift dengan orang lain. Bayangkan saja mereka melakukan semuanya dari persiapan warung buka hingga closingan. Totalitas tenan!

Warga Wonogiri memang punya etos kerja tinggi

Saya selalu kagum dengan kebanyakan warga Wonogiri yang bakoh. Setelah saya telusuri, warga Kota Gaplek ini memang punya etos kerja yang tinggi. Bahkan, beberapa tulisan di Mojok pernah meliput betapa uletnya orang Wonogiri. Banyak warag daerah tersebut merantau demi kehidupan yang lebih baik. Kalau bertahan di tanah kelahiran, mereka akan berakhir sebagai buruh tani atau nelayan, nasib mereka tidak banyak berubah. 

Setelah mengetahui fakta-fakta itu saya jadi nggak heran lagi kalau ketemu warga Wonogiri sedang merantau. Mereka sedang berupaya mengubah nasib. Sekecil apapun perubahannya, mereka akan tetap upayakan. Mereka nggak mau hanya berpangku tangan menerima nasib hidup di daerah dengan UMK terendah kedua se-Jawa Tengah. Bukankah semangat orang-orang Wonogiri ini patut dicontoh?

Penulis: Akbar Maulana
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Dilema Menjadi Warga “Bantul Coret”: Terlalu Jogja untuk Disebut Bantul, Terlalu Bantul untuk Disebut Jogja 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Juni 2024 oleh

Tags: jawa tengahorang wonogirisoloumk soloUMK wonogiriwarga wonogiriWonogiri
Akbar Maulana

Akbar Maulana

Penikmat roti Aoka & Top Coffee Avocado. Suka main bola tapi mbahku dudu kiper.

ArtikelTerkait

3 Lampu Lalu Lintas di Purwokerto yang Bikin Darah Tinggi

3 Lampu Lalu Lintas di Purwokerto yang Bikin Darah Tinggi

11 Juni 2023
5 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Jokowi kalau Jadi Pensiunan di Solo Mojok.co kota solo umk solo

5 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Jokowi kalau Jadi Pensiunan di Solo

18 Februari 2024
Semarang Mungkin Kota yang Menyebalkan, tapi Meninggalkannya Tidak Pernah Mudah Mojok.co sambiroto

Semarang Mungkin Kota yang Menyebalkan, tapi Meninggalkannya Tidak Pernah Mudah 

24 November 2023
5 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Jokowi kalau Jadi Pensiunan di Solo Mojok.co kota solo umk solo

Solo Memang Tidak Seistimewa Jogja, Tidak Semanis Bandung, tapi Menawarkan Ketenangan dan Ketentraman

27 Juli 2024
4 Keistimewaan Kartasura selain Letaknya yang Strategis Terminal Mojok

Mengenal Kartasura, Kota Paling Strategis di Jawa Tengah. Mau ke Jogja Dekat, Solo apalagi!

15 September 2023
Ketoprak Jakarta dan Ketoprak Solo: Namanya Aja yang Sama, Bentuknya Beda Jauh Mojok.co

Ketoprak Jakarta dan Ketoprak Solo Namanya Saja yang Sama. Bentuk, Isi, dan Rasa Makanannya Jauh Berbeda

5 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.