Orang Paling Sial dan Aneh Adalah Mereka yang Anti Saos Mie Ayam yang Isinya 1% Cabai, 99% Kebahagiaan

Orang Paling Bodoh Itu yang Nggak Suka Saos Mie Ayam (Wikimedia Commons)

Orang Paling Bodoh Itu yang Nggak Suka Saos Mie Ayam (Wikimedia Commons)

Saos mie ayam itu bukan soal kandungan cabai. Ia soal kandungan kenangan. Isinya adalah 1% cabai, 99% kebahagiaan. Tanpanya, tidak lengkap.

Mie ayam itu makanan yang nggak kenal kelas sosial. Mau anak kos dengan duit pas-pasan, sampai bapak pejabat yang pulang kerja pakai mobil dinas. Semua bisa duduk bareng di bangku kayu warung tenda.

Namun, di balik fenomena indah itu, ada satu hal yang bikin saya sering merasa heran. Iya, saya sering heran sama orang yang anti memakai saos mie ayam. Saya maklum, ini soal selera. Juga bukan soal hambar atau tidak. Namun, saos itu menyempurnakan. Isinya 1% cabai, 99% kebahagiaan.

Saos mie ayam yang dibenci

Jujur saja, kalau untuk saya, tanpa saos, rasanya hambar. Kayak lagi dengerin musik tanpa bass. Kuahnya boleh gurih, ayamnya boleh manis, tapi tetap ada ruang kosong di hati yang hanya bisa diisi oleh satu benda: saos.

Saos mie ayam yang warnanya oranye menyala itu. Kadang terlalu cair, atau kental banget, dan konon kalau diteliti, komposisi cabainya cuma 1%. Sisanya? Bahan kimia yang namanya panjang-panjang, lebih panjang dari skripsi mahasiswa hukum.

Tiap kali tangan saya menekan botol saos mie ayam itu, sebenarnya saya tahu. Ini bukan pilihan sehat. Sama kayak tahu hubungan toxic, tapi tetep balik lagi. Tapi apa daya, mie ayam tanpa saos rasanya nggak lengkap.

Bahkan, orang makan sering mengukur kadar kebahagiaan dari banyaknya saos yang mereka tuang. Ada yang cuma tetes tipis, biar warna kuah agak oranye. Ada juga yang tuang sampai mangkoknya kayak kolam renang kimia. Dan ajaibnya, nggak ada yang protes.

Eksperimen kecil

Saya pernah coba eksperimen makan tanpa saos. Hasilnya? Rasanya kayak ada yang hilang. Kayak punya pacar tapi nggak pernah chat. Lengkap secara teori, tapi kosong di praktik.

Fenomena ini semacam plot twist kehidupan kuliner. Kita semua tahu isinya bukan cabai beneran. Tapi entah kenapa, rasanya jadi surgawi. Kayak kunci kecil yang bikin pintu kebahagiaan bisa kebuka.

Kadang saya mikir, mungkin saos ini cerminan hidup orang Indonesia. Kita tahu banyak hal nggak sehat. Misalnya, drama politik, sinetron nggak masuk akal, atau janji manis pejabat. Tapi, tetap kita konsumsi karena tanpa itu, hidup terasa hambar.

Saos mie ayam itu bukan soal kandungan cabai. Ia soal kandungan kenangan. Tentang sore-sore pulang sekolah, nongkrong sama teman, uang jajan tinggal lima ribu, dan tetap bisa kenyang bareng.

Jadi, kalau ada yang tanya, “Kenapa sih masih makan saos mie ayam padahal nggak sehat?” Jawaban saya simpel: karena tanpanya cuma makan mie pada umumnya. Tapi dengan saos, mie ayam jadi semesta kebahagiaan rakyat kecil.

Penulis: Putri Ardila

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Persetankan Pizza Kedaluwarsa, Mie Ayam dan Saos Abal-Abal adalah Harga Mati!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version