Membaca judul postingan Daniel Kaito berjudul, “Kenapa Finansial Gw Survive Saat COVID-19?” membuat saya menerka-nerka orang jenius seperti apa yang mampu bertahan kondisi keuangan dalam situasi seperti ini? Setahu saya Susi Pudjiastuti saja yang sudah di level itu saja mengaku jika kondisi terus seperti ini, bisnisnya hanya akan bertahan 2-6 bulan ke depan. Saya langsung menarik kesimpulan, pasti ada emas yang bisa saya dapat dari membaca postingan Daniel Kaito.
Baca paragraf pertama tidak ada informasi penting, lanjut membaca paragraf kedua juga sama. Sampai kemudia ketika tiba di formula 60:30:10 yang sama sekali anti mainstream dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Tidak pernah terpikirkan karena sama sekali karena blas tidak masuk akal. Eits, tapi tunggu dulu jangan bersuuzan, harus baca sampai habis, siapa tahu memang ada emas tertimbun di tumpukan informasi tidak penting yang disampaikan Daniel.
Sampai akhir ternyata tidak ada informasi baru selain formula finansial 60:30:10 yang ramashook. Hanya kejumawaan tanpa ada informasi bagaimana cara melakukan. Itu kan omong kosong namanya. Beberapa informasi juga hanya mengutip dari buku Robert Kiyosaki bahkan tanpa kerelaan mengakui bahwa itu bukan idenya dan ia hanya mengutip.
Misalnya jangan beli kredit, tapi beli lunas itu sebenarnya sudah dijelaskan oleh Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad and Poor Dad, Cashflow Quadrant, dan Second Chance. Semua itu dilakukan agar kita tidak terjebak dalam perangkap balap tikus, istilah yang digunakan Kiyosaki untuk orang yang setiap bulannya hidup membayar cicilan kredit.
Selanjutnya jika kita ingin membeli sesuatu pastikan membeli lunas, juga diambil dari buku Kiyosaki. Terakhir jangan pernah mengatakan “saya tidak bisa” tapi katakan “bagaimana caranya” yang merupakan frasa-frasa istimewa dari kepalanya padahal tidak lebih dari mengutip Kiyosaki. Bahkan Kiyosaki menjelaskan dengan jauh lebih baik dari sekadar informasi kosong “beli lunas” yang disampaikan Daniel Kaito.
Banyak orang dibuat bingung oleh si Daniel Kaito karena bagaimana caranya membeli lunas dengan penghasilannya yang pas-pasan? Hal ini tidak ia jelaskan. Dan ketika ada yang mempertanyakan bagaimana caranya, juga tidak dijawab. Kiyosaki menjelaskan dengan jauh lebih baik lewat buku-bukunya, ia menyarankan jangan pernah berhutang (baca: kredit) dan jika Anda terpaksa harus berhutang pastikan orang lain membayar hutangnya.
Lah lah, begitu bagaimana caranya?
Saya tidak akan seperti Daniel Kaito maka akan saya buatkan ilustrasi dari apa yang saya tangkap dari pernyataan blio. Misalnya Anda tertarik membeli sebuah properti karena harganya miring, jauh di bawah harga sebenarnya. Namun Anda tidak memiliki uang, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan: Sebelum melakukannya pastikan Anda tidak pernah membeli barang yang tidak Anda butuhkan kecuali itu menguntungkan. Cara yang bisa Anda tempuh ada tiga:
Pertama, meminjam uang di bank dengan jaminan properti itu. Kemudian properti itu dikembangkan menjadi bisnis waralaba. Misal bekerja sama dengan Indomaret. Dari cashflow keuntungan bisnis Indomaret itulah Anda membayar cicilan di bank. Dari informasi yang saya kumpulkan Indomaret kalau bagus dapat cashflow sampai 30 juta perbulan. Gunakan itu untuk membayar cicilan. Jangan lupa pastikan cicilan hutang perbulan mampu ditutupi dari cashflow yang masuk, syukur-syukur kalau ada lebihnya.
Kedua, mirip dengan cara pertama meminjam uang di bank tapi properti tidak dikembangkan sebagai bisnis waralaba melainkan disewakan. Kemudian pastikan cashflow dari sewa properti cukup untuk menutupi cicilan bank. Ini tentu saja agak susah, saya sendiri belum bisa menemukan caranya untuk menutupi cicilan bank hanya dengan harga sewa kecuali properti itu betul-betul bagus dan sangat fungsional tetapi harganya murah.
Ketiga, membeli properti itu hanya jika Anda yakin akan ada yang akan membelinya dengan harga yang jauh lebih tinggi. Sebelum Anda membeli Anda bisa mencari calon pembeli yang berani membeli jadi Anda mengambil keuntungan dari margin hasil penjualan Anda. Cara inilah yang banyak digunakan oleh para broker atau makelar.
Ketiga cara yang saya jelaskan itu butuh kemampuan menakar suatu properti yang tentu saja mensyaratkan pengalaman. Sebenarnya masih ada cara lain tapi ketiga cara itu setidaknya lebih mampu menjelaskan ketimbang omong kosong Daniel Kaito yang tidak menjelaskan apa-apa hanya formula 60:30:10, yang sama sekali mustahil kecuali jika penghasilan perbulan Anda minimal 10 juta dan tentu saja Anda masih lajang. Itupun hidup Anda akan menderita jika menerapkan formula Daniel. Lah kok bisa?
Anggap saja Anda tinggal di Jogja hidup ngekos yang paling murah seharga 350ribu, tidak mungkin Anda baru mulai merintis kehidupan langsung punya rumah. Kecuali Anda anak konglomerat. Selanjutnya kebutuhan pokok yang harus Anda bayar adalah harga beras yang 10 kg saja sudah 120 ribu, telur 2 kg sudah 48 ribu, mie instan 15 bungkus sudah 45 ribu, maka sudah habis 563 ribu itu pun dengan catatan Anda masak sendiri di kosan. Apakah itu sudah cukup untuk hidup satu bulan?
Tentu saja tidak. Saya bahkan tidak yakin itu bisa bertahan sampai 20 hari, kecuali Anda betul-betul super irit dan melakukan puasa Nabi Daud. Anggaplah saya percaya Daniel sanggup untuk mengkonsumsi mie instan, telur, dan nasi setiap hari selama satu bulan tanpa harus bisulan, tapi bisakah cukup untuk hidup satu bulan?
Bisa saja tapi duit 1 juta itu cukup tapi sangat pas-pasan, bahkan hidup Anda akan mengenaskan karena harus mengkonsumsi mie, nasi, dan telur setiap hari. Lantas bagaimana dengan biaya bensin untuk operasional kendaraan?
Tidak mungkin rasanya berbisnis atau bekerja hanya rebahan di kosan. Ini saja saya sudah mengasumsikan pendapatan Anda 10juta/bulannya dan sudah memiliki modal sebuah kendaraan. Memangnya Anda siapa?
Anak pejabat???
BACA JUGA Menebak Cara Daniel Kaito Merealisasikan Rumus Pengelolaan Keuangan 60:30:10 dan tulisan Aliurridha lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.