Beberapa waktu ini penggemar drama Korea lagi dilanda ke-mellow-an setelah rilisnya serial Move to Heaven. Serial orisinal dari Netflix ini berhasil menyihir para penikmat drakor dengan bikin mereka (dan saya) berurai air mata.
Bagi kalian yang sudah sempat menonton drakor yang dibintangi oleh Lee Je-hoon, Tang Joon-sang, dan Hong Seung-hee ini tentunya nggak asing lagi dengan karakter Yoon Na-mu. Singkat cerita, Yoon Na-mu ini ingin bergabung di Move to Heaven bersama Geu-ru dan pamannya. Sementara ayahnya mengizinkan, ibu Na-mu melarang ia buat ikut bekerja di sana karena pekerjaannya membersihkan rumah orang yang sudah meninggal. Demi mengecoh istrinya dan membantu anaknya untuk bisa keluar rumah, ayah Na-mu memasukkan buku latihan soal CPNS ke dalam tas Na-mu. Tujuannya adalah biar istrinya itu mengira kalau Na-mu sedang mempersiapkan diri buat ujian CPNS dan memperbolehkan Na-mu untuk keluar rumah.
Nah, di adegan itu ibu Na-mu kelihatan mendukung “keputusan” Na-mu untuk jadi PNS dan menyebutkan bahwa para lulusan perguruan tinggi pun berakhir mengikuti kursus di Noryangjin. Keterangan tempat berupa Noryangjin ini membuat penasaran. Seperti apa wujud Noryangjin ini, kok, sampai disebut dalam konteks persiapan ujian CPNS?
Meski sama-sama berakhiran “Jin”, Noryangjin ini nggak ada hubungannya dengan Jin BTS sama sekali. Noryangjin adalah sebuah wilayah distrik yang masih terletak di kota Seoul, Korea Selatan. Luas Noryangjin ini nggak terlalu besar, yaitu sekitar 1.48 kilometer persegi saja. Noryangjin ini mungkin bisa kita serupakan dengan Kampung Inggris Pare. Di Kampung Inggris Pare bisa kita temukan lembaga kursus bahasa Inggris saling berjejer dengan orang-orang yang lagi berjuang melatih kemampuan berbahasa Inggrisnya. Sementara itu Noryangjin lebih diperuntukkan bagi mereka yang mau ambil tes CPNS. Di samping itu, banyak juga bimbel yang menawarkan program persiapan seleksi masuk universitas.
Menurut artikel yang dipublikasikan oleh Jung Ha-won di Korea Joongang Daily dengan judul Noryangjin: Kids’ last chance for their dreams, banyaknya bimbel di Noryangjin diawali oleh Akademi JoongAng dan Daesung di tahun 1978. Dua akademi ini melihat adanya peluang dengan mendirikan bimbel di distrik yang dilewati oleh jaringan kereta bawah tanah. Ternyata peluang yang mereka baca benar terjadi. Selain menarik perhatian anak-anak Seoul, para pelajar dari suburban, seperti Suwon dan Incheon juga “larinya” ke Noryangjin karena di masa itu belum banyak bimbel di wilayah mereka. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak perusahaan yang ikut membangun bimbelnya masing-masing dan Noryangjin pun menjadi kiblatnya jaesusaeng. Jaesusaeng ini bisa diartikan sebagai pelajar yang mengulang ujian atau pelajar gap-year. Banyak, lho, calon peserta tes CPNS atau ujian masuk universitas yang rela menghabiskan waktu setahun atau bahkan bertahun-tahun di Noryangjin demi bisa meraih impiannya. Salut, deh, sama perjuangan dan ambisi mereka.
Belajar di Noryangjin cukup bikin stres. Pasalnya, selama masa-masa persiapan ujian, yaitu mulai bulan Maret hingga hari-H ujian yang umumnya diadakan di bulan Desember, para pelajar benar-benar hidup dalam aturan yang ketat. Para pelajar ini umumnya tinggal di goshiwon atau kos-kosan yang dekat dengan akademi atau bimbel. Kelas pagi dimulai pukul 07.50 dan mereka dilarang untuk keluar dari gedung sampai kelas terakhir, yang mana bisa sampai jam 23.00. Mereka nggak diperkenankan main HP dan setiap absensi akan dilaporkan ke orang tua. Tiga kali terlambat atau melanggar peraturan, mereka bakal didepak dari akademi.
Rutinitas mereka yang tiap hari hanya belajar dan belajar ini memicu kebutuhan berupa kafein dan makanan yang praktis. Kebutuhan inilah yang bikin Noryangjin jadi terkenal akan kudapan cup-bab atau nasi cup yang terdiri dari nasi dengan berbagai macam lauk yang dihidangkan dalam wadah mangkok plastik. Di Noryangjin pun harga kopi jauh lebih murah dibandingkan dengan daerah lain. Makanan yang sudah cemepak di Noryangjin ini mendukung para pelajar untuk fokus dan ujian saja, nggak perlu mikir mau Go-Food makanan apa.
Mirip dengan Indonesia, di Korea Selatan PNS juga menjadi salah satu pekerjaan impian bagi generasi yang lebih tua. Mengutip kalimat yang diucapkan oleh ibunya Na-mu, “PNS adalah pekerjaan paling stabil di Korea. PNS akan dibayar seumur hidupnya dengan program pensiun,” maka nggak heran kalau peserta ujian CPNS tiap tahunnya membludak dan membuat para pemilik modal mendirikan lembaga kursus karena melihat fenomena ini sebagai usaha yang menjanjikan.
Seandainya kalian masih lumayan kepo sama kehidupan calon peserta tes CPNS di Korea yang mempersiapkan diri di Noryangjin, ada beberapa judul drama Korea yang bisa kalian tonton, di antaranya Drinking Solo dan Romance Full of Life. Siapa tahu kalian juga termotivasi untuk ikutan ambil tes CPNS, hehehe.
Sumber Gambar: YouTube Explore South Korea
BACA JUGA Benarkah Jadi Anak PNS Hidupnya Pasti Sejahtera? dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.