Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Ngunduh Mantu di Desa Adalah Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan

Wulan Maulina oleh Wulan Maulina
20 Juni 2024
A A
Ngunduh Mantu di Desa Itu Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan (Unsplash)

Ngunduh Mantu di Desa Itu Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Menikah adalah momen terindah dalam kehidupan seseorang. Salah satunya karena ada pesta pernikahan. Pengantin akan menjadi raja dan ratu dalam sehari. Makanya nggak heran jika banyak orang yang rela mempersiapkan pesta pernikahannya sebaik mungkin. Bahkan ada yang sampai mau ngunduh mantu dengan biaya besar.

Di desa, cukup sering pesta pernikahan dibuat semewah mungkin. Namun sayang, terjadi perubahan tujuan dari pesta pernikahan dan ngunduh mantu. Pesta pernikahan jadi seperti arisan saja. Jadi, seolah-olah, harus “mengembalikan” sejumlah nominal atau barang yang dulu didapat.

Berikut beberapa alasan yang menjadikan acara pernikahan dan ngunduh mantu hanya sebatas arisan berkedok persaudaraan.

#1 Memberikan sumbangan sesuai nominal yang pernah diberikan

Saat akan datang ke kondangan, ada hal yang biasanya dilakukan. Sebelum berangkat, biasanya akan mengingat dulu nominal uang yang pernah disumbang untuknya. 

Misalnya begini. Jika orang yang punya hajatan pernah ngamplop Rp100 ribu, maka saat orang tersebut ngunduh mantu, tamu yang diundang akan mengisi amplopnya dengan uang Rp100 juga. Nah, sistem seperti ini mirip dengan arisan, kan? Padahal menyumbang ya sesuai kemampuan saja dan yang penting ikhlas.

#2 Mencatat nama-nama yang “ngamplop” waktu ngunduh mantu

Hal unik lainnya adalah kebiasaan saat membuka amplop setelah ngunduh mantu selesai. Di desa, biasanya ketika membuka amplop ada dua orang yang bertugas. Pertama, orang yang bertugas buka amplop. Kedua, yang bertugas mencatat hasil amplop yang diterima beserta nama yang menyumbang. 

Biasanya, bukunya juga bukan sembarang buku. Bukunya sih seringnya buku baru, sehingga dari awal sampai akhir berisi nama undangan dan isian amplopnya. Jadi, kelak kalau gantinya menyumbang, nggak lupa nominal dan siapa yang menyumbang.

#3 Barang diganti barang dan uang diganti uang

Di desa, ada dua jenis pemberian ketika ngunduh mantu. Pertama berupa uang dan yang kedua berupa kandhi. 

Baca Juga:

Mencantumkan Nomor Rekening di Undangan Nikah Bikin Tamu Merasa “Dipalak” secara Halus

Menghitung Utang Maksimal untuk Biaya Nikah biar Nggak Langsung Kere Selesai Hajatan

Kandhi ini biasanya dibawa oleh seorang perempuan. Isiannya adalah hasil bumi atau makanan pokok. Misalnya beras, minyak goreng, telur, bihun, kelapa, gula, dan lain sebagainya. 

Istilah untuk berasnya juga beragam, sebojog, setengah bojog, atau bahkan sak sak (25 kg). Untuk kandhi, juga ada buku tersendiri lho. 

Bukunya digunakan untuk mencatat siapa saja yang membawa kandhi dan apa saja yang dibawanya. Hal ini digunakan untuk “matutke” atau menyesuaikan ketika akan mengembalikan ke yang pernah disumbang ketika ngunduh mantu.

#4 Acara ngunduh mantu menjadi milik orang tua, karena tamu kebanyakan dari pihak orang tua

Undangan pesta pernikahan atau ngunduh mantu ini biasanya hanya 20% tamu dari si pengantinnya. Sementara itu, 80% lainnya adalah tamu dari pihak orang tua. 

Hal ini bukan tanpa alasan. Undangan itu ada karena ikatan persaudaraan yang masih kuat dalam sistem kekerabatan di desa-desa. Makanya biasanya yang menyapa tamu adalah orang tua karena yang datang biasanya saudara-saudara yang sudah lama tak jumpa. Oleh karena itu, resepsi pernikahan anak seringnya menjadi ajang temu kangen dan nostalgia bersama.

Itulah potret pernikahan dan ngunduh mantu di desa. Semakin mewah, biasanya akan semakin banyak pula cashback-nya. 

Memberikan amplop atau sumbangan sesuai nominal yang diberikan memang terlihat tabu. Terutama jika dibicarakan secara blak-blakan. Namun, sepertinya tujuan itu untuk “matutke” atau memantaskan dengan yang pernah diberikan oleh orang lain sebagai bentuk saling menghargai. 

Tradisi seperti ini sepertinya masih akan tetap berlanjut karena ya sama-sama mutualan alias saling menguntungkan. Meskipun banyak celahnya, sering diperdebatkan, dan dianggap cuma sebatas arisan saja.

Penulis: Wulan Maulina

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 4 Tips Sukses Menyelenggarakan Resepsi Pernikahan di Rumah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Juni 2024 oleh

Tags: amplop pernikahanngunduh mantupesta pernikahanresepsiresepsi pernikahansumbangan nikah
Wulan Maulina

Wulan Maulina

Lulusan Bahasa Indonesia Universitas Tidar. Suka menulis tentang kearifan lokal dan punya minat besar terhadap Pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Beranggapan memelihara kata ternyata lebih aman daripada memelihara harapan.

ArtikelTerkait

Menormalisasi Resepsi Pernikahan Tanpa Sumbangan. Bukannya Sultan, Hanya Nggak Ingin Punya Beban Mojok.co

Menormalisasi Resepsi Pernikahan Tanpa Sumbangan. Bukannya Sultan, Hanya Nggak Ingin Punya Beban

13 Desember 2023
4 Tips Sukses Menyelenggarakan Resepsi Pernikahan di Rumah Terminal Mojok

4 Tips Sukses Menyelenggarakan Resepsi Pernikahan di Rumah

20 Juni 2022
Rawon, Makanan Primadona Ketika Resepsi Pernikahan

Rawon, Makanan Primadona Ketika Resepsi Pernikahan

17 Desember 2019
Kalau Semua Orang Nikah Gratis di KUA, Gimana Nasib Buruh Dekorasi Pesta Nikah Terminal Mojok

Kalau Semua Orang Nikah Gratis di KUA, Gimana Nasib Buruh Dekorasi Pesta Nikah?

4 Februari 2023
Stop Tampil Heboh di Pesta Pernikahan Orang Lain, Itu Bukan Ajang Peragaan Busana Terminal Mojok

Pesta Pernikahan Orang Lain Bukan Ajang Peragaan Busana, Stop Tampil Heboh!

15 Desember 2022
5 Culture Shock Orang Jogja Datang Kondangan di Tegal. Ada Welcome Drink seperti di Hotel-hotel Mojok.co

Culture Shock Orang Jogja Datang Kondangan di Tegal. Ada Welcome Drink seperti di Hotel-hotel

16 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.