Nggak Cuma Kalimantan, Banten, atau Banyuwangi, Lombok Juga Punya Sihir Antik

Nggak Cuma Kalimantan, Banten, atau Banyuwangi, Lombok Juga Punya Sihir Antik

Tahukah kamu, kalau sebetulnya kisah sihir di Indonesia itu tidak hanya terjadi di Kalimantan, Banten, dan Banyuwangi saja. Sihir di daerah Lombok salah satunya. Di Lombok ternyata juga ada sihir yang cukup bikin tercengang.

Mari saya ceritakan sebuah cerita. Kakak misan saya, perempuan, merantau ke Kalimantan 13 tahun yang lalu dan bekerja di sebuah perusahaan tambang. Singkat cerita, ada pekerja lokal yang suka sama dia. Orang itu menyatakan cinta tapi kakak saya menolak dengan halus karena ia sudah punya pacar.

Suatu sore, kakak saya pulang dari kantor. Di halaman kantornya ia menghirup satu aroma yang harum dan sejuk. Di Kalimantan yang membara, aroma semacam itu bisa bikin bahagia seakan-akan sumber air su dekat. Dihiruplah aroma itu dalam-dalam dan dia pulang ke rumah kosnya dengan hati senang. Lantaran lelah bekerja, kakak misan saya tidur pulas.

Malamnya, ia terbangun dan menyadari perubahan yang mengerikan. Kakak misan saya menjerit histeris. Tahu apa yang terjadi? Bibir kakak saya pindah ke pipi, ke dekat telinga!

Perempuan, perawan, sendirian, di tanah rantau yang ilmu magisnya terkenal seantero negeri, jauh dari keluarga. Melihat bibirnya pindah begitu, kakak misan saya malam itu pingsan berkali-kali. Ia masih berusaha menganggap kejadian itu mimpi, tapi semakin bibir itu diraba, semakin ia tahu semua itu nyata. Bagian wajah tempat mulutnya dulu bertengger kini rata seperti pipi.

Betapa mengerikannya sihir orang Kalimantan.

Namun, sihir hebat itu tertangkal juga. Sambil menangis, kakak misan saya menelepon ke rumah. Sebuah foto buram dikirimkan lewat hape. Melihat telinga dan bibir berdekatan begitu macam muda mudi kasmaran, keluarga besar saya ikut histeris. Siapa yang tidak panik? Hanya satu dua orang yang bersikap tenang. Salah satunya paman saya.

Paman dari Lombok Timur itu meminta kakak misan saya mengambil segelas air dan meniupnya. Paman saya ikut meniup dari telepon. Setelah air yang sudah ditiup itu diminum hingga tandas (saya tidak tahu bagaimana cara dia minum), kakak saya diminta tidur. Esok harinya, ketika bangun, mulutnya telah kembali ke posisi semula.

Paman saya tidak perlu menggerakkan kakinya selangkah pun untuk mengobati sihir tidak tahu adat itu. Dia cukup menelepon dan meniup air dari jauh. Kelak dia bercerita pada kami, ponakan-ponakannya yang lucu ini bahwa di Lombok ilmu penangkal sihir bukan ilmu yang istimewa. Memindahkan mulut pun jenis sihir yang biasa saja.

Ucapan paman saya terbukti benar. Saya pernah melihat yang lebih sadis, yakni sihir menyembunyikan tulang. Suatu malam saya sedang ngopi di rumah Pak Guru, seorang guru SD yang bersahaja di Lombok Utara. Sedang asyik ngobrol, datang dua pemuda sembari memapah pemuda lain. Kata mereka, tulang telapak kaki teman mereka hilang.

Sialan. Saya sempat tidak percaya. Namun, telapak kaki kiri pemuda yang dipapah itu lembek. Pak Guru memencet punggung kaki pemuda itu, jari beliau melesak hingga ke dasar. Benar-benar tak ada tulangnya. Saya belingsatan. Siapa yang bikin sihir keji begini? Bagaimana kalau yang dipindahkan itu tulang dada atau tulang punggung? Atau tulang rusukmu kering?

Namun, Pak Guru tertawa-tawa saja, rileks. Dielus-elusnya punggung kaki si pemuda, sambil berdendang seperti orang tua sedang mendongengkan anaknya kisah-kisah wayang. Hanya saja, tidak pakai mantera. Pak Guru hanya bilang, tulak aneh, tulak (hayo kembali, kembali). Setelah itu, tulang kaki si pemuda kembali lagi. Tak kurang suatu apa.

Nah, saya bukan bermaksud membanding-bandingkan sihir antar daerah. Apalagi konon katanya, sihirnya orang Lombok, Banyuwangi, dan Banten itu bersaudara. Satu leluhur yang berakar dari peradaban silam sebelum masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang melahirkan ratusan sihir baik dan buruk. Jadi, hal ini memang tidak perlu dibanding-bandingkan.

Tulisan ini cuma pengin bilang, sesekali tengoklah khazanah sihir di luar daerah-daerah yang sudah sering kita dengar itu. Di Lombok salah satunya. Tidak banyak yang pandai sihir, tapi yang sedikit itu tidak kalah memukau dan cukup bikin ngeri juga. Di Lombok, sihir tidak digunakan untuk tujuan-tujuan buruk saja. Ia digunakan untuk menyembuhkan juga untuk menegakkan keadilan.

Semoga kelak ada konferensi sihir Indonesia, yang menjelaskan definisi sihir dengan lebih kompleks dan mengubah fungsi sihir untuk kemaslahatan sepenuhnya. Misalnya, sihir memasukkan paku ke perut itu bisa dipakai terbalik untuk mengeluarkan tumor dan kanker dari tubuh seseorang. Hmmm, such a sinting idea.

BACA JUGA Betapa Enaknya Menjadi Minky Momo Ketika Dewasa dan tulisan A.S. Rosyid lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Exit mobile version