Cuci piring adalah salah satu basic life skill yang penting, setidaknya buat saya. Kenapa? Ya karena penting aja. Kalo nggak bisa masak, masih bisa beli. Tapi, kalau nggak bisa cuci piring, ya bisa aja bayar jasa ART untuk melakukannya, tapi apa tidak eman duwitnya?
Bayangin aja kamu bisa masak, nyuci, bahkan setrikaan dengan rapi, tapi nggak bisa cuci piring. Kamu bisa aja masak sekali sehari untuk makan tiga kali. Nyuci baju dua kali seminggu, dan setrikaan seminggu sekali (kalo nggak males, kalo males yang tinggal lipatan aja). Tapi, apa iya kamu sanggup untuk menumpuk piring, beserta alat masak dan alat makan lainnya yang kotor terus baru dicuci kalo rak piringmu udah kosong?
Mohon maaf, kalo saya sih tidak bisa. Risih rasanya. Belum lagi tumpukan piring kotor dan yang lain-lain. Hal ini rawan mendatangkan semut, lalat, hingga kecoa, atau mungkin juga tikus. Itu jika kamu dengan tega nggak ngebuang sisa-sisa makanan ke tong sampah sebelum numpuk piring kotor di tempatnya dan saluran pembuangan air limbah rumahmu kurang baik. Saya sih jelas nggak sanggup.
Paham ini juga dianut secara garis keras di keluarga besar saya. Setiap ada acara kumpul-kumpul keluarga, semua anak perempuan dan laki-laki, serta para ibu dan ayah muda, wajib hukumnya bergotong royong mencuci piring setelah acara makan-makan selesai. Urusan angkat-angkat, dikerjakan oleh laki-laki. Urusan gosok-menggosok dan bilas-membilas, dikerjakan oleh perempuan.
Selaku keluarga Batak, tentu saja berdebat satu sama lain adalah keahlian kami sejak bisa belajar bicara. Tapi soal cuci piring, tidak pernah ada perdebatan. Semua satu paham soal ini, terkhusus untuk urutannya. Urutannya begini.
Gelas
Dimulai dari gelas kaca, melamin, dan diakhiri dengan plastik. Ini juga diurutkan dari gelas untuk minum air hingga gelas untuk minum yang manis-manis berdasarkan material gelasnya.
Sendok dan garpu
Ada tiga jenis material untuk sendok dan garpu yang kami gunakan. Logam, melamin, dan plastik. Nyucinya diurutkan berdasarkan material serta tingkat kotornya. Sendok dan garpu yang dipakai untuk makan cake, ice cream, ataupun ngaduk kopi atau teh tentu saja dicuci lebih dulu daripada yang dipakai makan gulai ayam.
Piring dan mangkok
Kaca, melamin, logam, dan plastik adalah empat material piring dan mangkok yang kami gunakan. Urutan mencucinya sama seperti mencuci sendok dan garpu.
Peralatan masak
Mencuci peralatan masak itu lebih sulit. Materialnya lebih macem-macem. Ditambah lagi tingkat kekotorannya lebih ekstrem, apalagi yang dipake untuk masak makanan berminyak. Dimulai dengan memisahkan peralatan masak berdasarkan materialnya, lalu memisahkannya lagi berdasarkan tingkat kekotoran atau minyaknya. Jika terlalu kotor atau berminyak, wajib hukumnya untuk menyiramkan air panas terlebih dahulu agar kotoran dan minyaknya larut.
Jangan lupa juga untuk menambahkan sabun cuci piring untuk bagian ini supaya benar-benar bersih. Persentase penggunaan sabun cuci untuk mencuci peralatan masak dan lainnya adalah sekitar 60:40. Jadi, kamu jangan terlalu percaya dengan klaim “super irit” sabun cuci di luar sana yang bisa “mencuci 1000 piring”. Iya, beneran bisa nyuci 1000 piring, tapi masa iya peralatan masaknya nggak dicuci juga?
So yeah, kalo kamu bukan Rafathar, kamu harus bisa cuci piring, no matter what. Kalaupun kamu mau berkilah dengan alasan selalu beli makanan dibungkus, pake wadah styrofoam sekali pakai, dan minumnya botolan, Saya cuma mau nanya, sampe kapan kamu nambahin limbah dunia?
Iya. Saya tau. Air limbah bekas cucian piring yang pakai sabun pasaran emang nggak baik juga kalo dibuang tanpa pengolahan yang baik. Tapi, ya kan bisa milih sabun yang lebih ramah lingkungan atau bikin sendiri dari lerak. Udah deh, jangan banyak alesan! Sana, cuci piring dulu!