Pelantikan anggota DPR RI yang dilaksanakan beberapa hari lalu menyisakan berbagai macam cerita. Mulai dari terpilihnya Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI periode 2019-2024, adanya anggota DPR RI baru yang punya tiga istri, adanya beberapa anggota DPR RI dari kalangan pemuda, dan beberapa cerita lainnya. Beberapa cerita dari pelantikan DPR RI ini seakan mencoba menjadi rival terhadap isu-isu demonstrasi mahasiswa terhadap hasil kerja DPR RI periode sebelumnya. Ya sah-sah saja, lah.
Tapi kali ini, saya nggak akan membahas terpilihnya Puan Maharani menjadi Ketua DPR RI yang baru, karena apanya yang mau dibahas, sih? Kinerjanya juga nggak ada yang spesial banget. Biasa saja dan nggak menarik. Saya juga nggak akan bahas tentang anggota DPR RI baru yang punya tiga istri, lalu tertidur di hari pertamanya bekerja. Karena selain urusan tiga istri itu urusan dia pribadi, urusan dia tertidur di hari pertama kerja juga nggak kaget lah. Kan bagus, dia sudah tahu cara kerja di DPR. Kalalu nggak tidur, ya bikin peraturan ngawur.
Saya akan coba bahas tentang adanya anggota DPR RI termuda pada periode ini. Dia adalah Hillary Brigatta Lasut, anggota DPR RI berusia 23 tahun yang berhasil lolos ke Senayan. Selain berhasil lolos ke Senayan, angggota DPR RI dari Partai Nasdem ini juga berhasil menarik perhatian banyak sekali media untuk diberitakan, terutama Metro TV—ya iya laahhh! Bukan karena terobosannya di parlemen, namun karena usianya yang muda saja. Udah.
Anggota DPR RI asal Sulawesi Utara ini memang cukup fenomenal—katanya. Banyak media yang menyoroti “keberhasilannya” menembus Senayan di usia yang terbilang sangat muda. Meskipun nggak sedikit juga yang meragukan kemampuannya bertarung di parlemen di usia yang bisa dibilang masih sangat labil ini. Ya memang, sih, ketika anak usia 23 tahun lainnya masih berjuang menyelesaikan skripsi, atau berjuang mencari pasangan, Hillary ini malah maju sebagai caleg—bahkan menang dan lolos ke Senayan. Meskipun biasa saja sebenarnya.
Tapi, media dan masyarakat seakan mengangkat berita tentang Hillary Brigitta Lasut ini terlalu tinggi. Semua media—mulai dari cetak mau pun online—memberitakan dan menggali siapa sebenarnya Hillary ini dan memuja-muji setinggi langit. Padahal, kalau urusan ada orang atau anak usia 23 tahun bisa masuk ke parlemen jadi anggota DPR ya biasa saja. Nggak ada yang terlalu spesial juga. Semua orang yang seumuran dengan Hillary juga bisa daftar jadi caleg, syukur-syukur menang. Asal punya modal yang banyak, syukur-syukur punya relasi yang banyak juga. Jadi, biasa saja.
Belum lagi di beberapa media, diberitakan bahwa Hillary nggak asing sama dunia politik—karena orang tua Hillary adalah politisi juga. Ayahnya pernah menjabat sebagai Bupati Kepulauan Talaud selama dua periode sejak tahun 2004. Sementara ibunya pernah menjabat sebagai Bupati Minahasa Tenggara pada tahun 2008-2013. Biasa saja, kan? Biasa saja. Nggak sedikit kok anak pejabat yang terjun ke dunia politik.
Selain karena kedua orang tuanya adalah pejabat, ketidak asingan Hillary dengan dunia politik adalah dia pernah jadi ketua OSIS di SMA-nya. Iya, ketua OSIS. Sekarang begini, berapa banyak orang sih, yang pernah jadi ketua OSIS? Jutaan orang, mungkin. Lalu mengapa kok pake embel-embel OSIS sebagai bekal maju ke parlemen? Maksudnya begini, kalau hanya modal pernah jadi ketua OSIS, ya teman saya bisa saja jadi anggota DPR—cuma sayangnya, orang tuanya bukan pejabat dan nggak punya modal yang banyak. Gitu saja.
Saya sebenarnya juga nggak mau sinis atau gimana sama Hillary. Tapi media dan masyarakat seakan-akan menjadikan Hillary sebagai “primadona” pemberitaan, menganggap terpilihnya Hillary menjadi anggota DPR RI adalah sesuatu yang fenomenal—yang secara nggak langsung juga membentuk persepsi bahwa Hillary adalah representasi anak muda dan bla bla bla. Untuk urusan usia Hillary, sudah saya bahas di atas dan itu biasa saja. Nggak ada yang spesial dan nggak fenomenal sama sekali. Untuk urusan representasi anak muda, memangnya anak muda masih percaya sama DPR? Nggak usah terlalu percaya, deh.
Lagian, ketika semua memberitakan Hillary masuk parlemen di usia muda, kita semua lupa tentang apa isu dan permasalahan yang akan dibawa Hillary ke parlemen. Apa yang akan dilakukan Hillary di parlemen. Setidaknya, terobosan apa yang akan dilakukan Hillary ketika duduk di parlemen. Ada yang tahu? Apa jangan-jangan, Hillary akan jadi seperti anggota DPR periode sebelumnya, yang hasil kerjanya malah bikin pusing masyarakat? Maka dari itu, mari kita kawal—fokus pada kerjanya. (*)
BACA JUGA Anggota DPR Periode Ini Sungguh Asoy, Banyak Nama Kontroversialnya! atau tulisan Iqbal AR lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.