Siapa bilang tempat sejuk dan asri cuma ada di kota besar? Ngawi juga punya surga tersembunyi. Namanya kebun teh Jamus.
Ngawi itu kota kecil yang sering membawa suasana antara “Jawa Timur atau Jawa Tengah, sih?” Tapi, di balik perdebatan geografis itu, Ngawi punya permata hijau yang jarang dilirik orang. Namanya Jamus. Bukan, ini bukan tempat buat belajar ilmu kesaktian, tapi sebuah perkebunan teh yang segarnya bisa bikin lupa kalau dompet lagi tipis.
Teh, sejuknya alam, dan piknik murah meriah di Ngawi
Kebun teh Jamus ini terletak di daerah perbukitan, jauh dari kebisingan Kota Ngawi. Begitu sampai, yang pertama kali menyambut bukan tour guide, tapi hawa sejuk yang otomatis bikin paru-paru bersyukur. Nggak heran kalau banyak orang ke sini cuma buat duduk-duduk, ngelamun, sambil menikmati teh hangat.
Harga tiket masuk? Murah! Cocok buat kantong mahasiswa yang lagi nyari tempat healing tapi nggak pengen kantong ikut stres. Dengan harga yang lebih ramah dari biaya parkir di mall, kamu udah bisa menikmati panorama kebun teh seluas mata memandang.
Legenda yang bikin bulu kuduk berdiri
Setiap tempat di Indonesia pasti punya mitos, dan kebun teh Jamus nggak ketinggalan. Konon, di area ini ada sendang atau mata air keramat yang diyakini bisa bikin awet muda, menyembuhkan penyakit, dan dipercaya banyak masyarakat Ngawi.Â
Entah benar atau cuma trik marketing ala zaman kolonial. Namun, yang jelas, airnya memang segar dan dingin. Tapi ya, jangan nekat mandi di situ kalau nggak mau pulang dengan cerita horor.
Selain sendang, ada juga cerita soal sosok penunggu yang katanya sering menampakkan diri di tengah kebun teh. Beberapa pekerja dan pengunjung mengaku pernah melihat bayangan putih melintas di antara pepohonan. Kalau kamu tipe yang suka uji nyali, coba deh datang pas malam hari. Tapi ya, kalau tiba-tiba ada yang bisik-bisik di telinga, ya tanggung sendiri.
Wisata edukasi di kebun teh Jamus
Buat yang nggak cuma mau healing tapi juga belajar sesuatu, di kebun teh Jamus ada wisata edukasi tentang proses pengolahan teh. Mulai dari petik daun, fermentasi, sampai pengemasan.Â
Jadi, kalau selama ini kamu cuma tahu teh dari bungkusnya, di sini kamu bisa melihat proses panjang sebelum teh masuk ke gelas kamu. Ngawi memang beda.
Nggak cuma itu, di kawasan kebun teh Jamus juga ada berbagai tanaman langka yang dijaga dengan baik. Bagi masyarakat Ngawi pecinta flora, tempat ini bisa jadi surga kecil yang penuh wawasan. Kamu juga bisa ngobrol langsung dengan para pekerja di perkebunan untuk mendengar cerita tentang kehidupan di kebun teh yang mungkin jarang kamu pikirkan sebelumnya.
Cocok buat yang pengen kabur dari kehidupan Kota Ngawi
Kebun teh Jamus itu ibarat soft-reset buat yang udah muak sama rutinitas harian. Udara bersih, pemandangan hijau, dan nggak ada notifikasi kerja. Sebuah kombinasi yang langka di era serba digital ini. Buat yang suka ngonten, setiap sudutnya juga Instagramable, asal nggak nyasar ke kebun teh terus lupa jalan pulang.
Buat masyarakat Ngawi yang hobi trekking, di sekitar Jamus juga ada jalur pendakian ringan yang bisa dicoba. Dengan jalan setapak yang mengitari perkebunan, kamu bisa berjalan santai sambil menikmati pemandangan alam yang masih asri. Dan kalau capek, tinggal duduk di gazebo-gazebo yang tersebar di beberapa titik untuk menikmati semilir angin pegunungan.
Kebun teh Jamus, destinasi di Ngawi yang wajib kamu kunjungi
Jadi, kalau kapan-kapan mampir ke Ngawi dan bosan cuma lihat Benteng Van den Bosch atau Taman Candi, coba deh mampir ke kebun teh Jamus. Siapa tahu, dari sekadar healing malah dapat inspirasi buat move on dari mantan.Â
Selain itu, wisata ke kebun teh ini juga bisa jadi cara refreshing tanpa perlu jauh-jauh ke Puncak atau Malang. Jamus, dengan segala ketenangannya, menawarkan pengalaman liburan yang simpel tapi berkesan.
Ngawi mungkin bukan kota yang sering masuk daftar wisata utama. Tapi, Jamus adalah bukti kalau keindahan alam Indonesia itu nggak melulu soal destinasi mainstream. Kadang, tempat yang tenang dan tersembunyi justru bisa memberikan pengalaman terbaik. Jadi, kapan ke Jamus?
Penulis: Sri Wanda Aprillia
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Stasiun Walikukun Ngawi yang Membuat Saya Merasa Spesial
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















