Ketika pertama kali mendengar ada jasa sewa iPhone, jujur saya beneran kaget. “Emangnya di zaman sekarang masih ada yang menyewakan hp/smartphone seperti iPhone?” Begitulah pertanyaan yang berputar-putar di kepala saya. Saya heran karena di zaman di mana hampir semua orang bisa membeli smartphone, mengapa masih ada orang-orang yang mau menyewa dan menyewakannya.
Saya lebih kaget lagi ketika mendengar alasan para penyewa ketika menyewa iPhone. Ya, banyak dari mereka menyewa iPhone hanya untuk flexing ketika berkumpul dengan teman-teman lama, terlebih saat momen bukber atau bahkan lebaran. Kepala saya serasa ingin meledak, dipenuhi kekagetan dan keheranan. No offense, tapi kok ada orang-orang dengan kelakuan begini. Nggak salah, tapi kok masih ada aja gitu, lho.
Soal menyewa iPhone buat flexing ketika bukber, ini memang sudah lumrah. Jasanya ternyata memang ada, dan pelanggannya pun juga ada. Bahkan sewa iPhone untuk flexing ketika bukber ini sudah sampai level jadi jokes, terutama di kalangan warganet. Namun, ternyata fenomena ini panjang, dan itu luput saya sadari. Sewa iPhone yang awalnya untuk flexing ketika bukber, memanjang jadi flexing untuk lebaran juga. Udah gila.
Sekarang pertanyaannya, apakah sewa iPhone untuk flexing ke keluarga besar atau teman ketika lebaran itu perlu? Jawaban saya sudah jelas: sangat nggak perlu. Kalau kalian merasa perlu, ya monggo. Tapi buat saya, ini sangat nggak perlu dan saya punya alasannya.
Daftar Isi
Ketika semuanya haus validasi dan pengakuan
Siapa sih orang yang pertama kali menjadikan lebaran itu momen untuk pamer dan flexing? Nyebahi banget. Gara-gara ini, momen lebaran yang intim dan hangat itu jadi ternodai. Gara-gara ini, lebaran itu nggak cukup hanya dengan kumpul dan makan-makan. Lebaran seakan harus ada pencapaian dalam bentuk apa pun (harta, jabatan, kendaraan, termasuk gadget) yang dibawa ke atas meja. Kalau nggak ada pencapaian serasa kayak nggak diajak lebaran.
Lebaran akhirnya jadi ajang mengemis validasi dan pengakuan. Kita rela melakukan apa pun demi validasi. Ibarat kata, kita bahkan kita rela untuk berjalan ngesot di comberan asalkan kita dapat validasi dan pengakuan dari orang lain. Contohnya ya dengan menyewa iPhone untuk flexing ketika lebaran ini. Orang-orang (yang sebenarnya sudah punya HP yang bagus, meskipun bukan iPhone) rela keluar uang lagi hanya untuk “punya” iPhone sementara, yang bisa dipamerkan ketika lebaran, dengan harapan dibilang sukses, keren, dsb dsb.
Semua haus validasi, semua haus pengakuan. Semua serba “apa kata orang lain”. Pada akhirnya, semua jadi demi orang lain, bukan lagi demi diri sendiri. Menyedihkan. Lebih menyedihkan lagi, semua validasi dan pengakuan itu indikasinya dari iPhone, sesuatu yang sudah tidak lagi jadi indikasi kesuksesan, kekayaan, atau kekerenan.
Flexing iPhone itu nanggung, kenapa nggak flexing mobil atau rumah sekalian?
Sekarang, iPhone dipakai untuk flexing itu kayaknya udah mulai usang, deh. It’s not 2015 anymore. iPhone itu udah bukan jadi indikator seseorang itu kaya atau sukses. Banyak kok orang-orang kaya, orang-orang sukses yang nggak punya dan nggak pakai iPhone. Bahkan jika kamu punya iPhone terbaru sekalipun, orang mungkin hanya akan menganggapmu kaya, tapi tanpa kekaguman. Udah, biasa aja. Nggak ada yang “wah, dia punya iPhone” gitu.
Lagian, flexing ketika lebaran dengan pakai iPhone (apalagi iPhone-nya sewa) itu nanggung banget. Flexing tapi flexing-nya iPhone itu sama aja kayak nggak flexing. Udah mah flexing-nya iPhone, masih sewa pula. Apa nggak malu itu? Kalau mau flexing, apalagi ketika momen lebaran, ya jangan nanggung-nanggung. Mendingan sewa mobil atau sewa rumah aja sekalian kalau tujuannya cuma untuk flexing ketika lebaran demi mendapatkan puja-puji, pengakuan, serta validasi.
Mobil dan rumah itu lebih “wah” dan lebih oke kalau dipakai untuk flexing, apalagi ketika lebaran. Keluarga besar dan tetangga di rumah pastinya akan lebih kagum jika kita “kelihatan” punya mobil atau rumah, meskipun itu cuma sewa. Toh mobil dan rumah itu bisa disewa dengan cukup mudah. Memang lebih mahal dari biaya sewa iPhone, tapi mobil dan rumah itu jelas lebih “kelihatan” dan lebih berkelas.
Sewa iPhone untuk flexing ketika lebaran itu nggak perlu
Flexing, sewa iPhone, pengakuan dan validasi, mending buang jauh-jauh itu semua. Jangan menyiksa diri dengan masuk ke dalam siklus dan lingkaran-lingkaran tidak perlu ini. Lebaran itu yang penting ngumpulnya, silaturahminya, bukan soal iPhone atau harta-harta yang lain. Nggak perlu, lah, flexing-flexing tai kucing segala.
Lagian, apa yang bisa dibanggakan dari flexing sesuatu yang tidak kita miliki sepenuhnya? Udah gitu iPhone pula yang dijadikan bahan flexing. Statusnya masih sewa pula. Sudahlah, sewa iPhone untuk flexing ketika lebaran itu benar-benar nggak perlu. Nggak usah maksain ini-itu dan berdalih atas nama validasi, pengakuan, bla bla bla.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Pengalaman Menggunakan Jasa Screenshot iPhone, Jasa yang Lebih Aneh ketimbang Jasa Sewa iPhone