Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Hewani

Ngangsu Kawruh Pada Kucing dan Lampu Merah

H.R. Nawawi oleh H.R. Nawawi
17 Mei 2019
A A
kucing

kucing

Share on FacebookShare on Twitter

Semua orang tahu bahwa kucing itu ada di mana-mana, seperti kakus yang ada dirumah-rumah atau bagai gang-gang remang (tempat pelacuran) di kota-kota besar. Tak ketinggalan juga, tempat megah macam gedung kesenian sekalipun, seekor kucing pasti ada. Namun ada satu tempat yang dapat dicurigai tak ada seekor kucing: Senayan. Satu bukti kuatnya adalah hewan serupa tikus selalu bisa berserikat di dalamnya.

Mengenal seekor kucing, jantan maupun betina, membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena setiap hewan mempunyai keragaman isyarat. Manusia seperti kita hanya bisa mengira (sedikit paham) dari suara meong dan isyarat ketika bersentuhan dengan kulit kita adalah lapar dan minta dimanja. Terutama jika meong-nya bernada panjang, pasti ia lapar sekali. Begitulah caranya hewan meminta pertolongan kepada manusia.

Lalu bagimana kiranya dengan kehidupan kucing di gedung kesenian yang dapat dikira-kira sedikit langka dengan makanan ikan atau daging. Kalaupun ada, itu karena sarasehan pementasan yang disponsori oleh rumah makan dan sisa para panitia. Atau kucing-kucing yang sedang berkeliaran di tempat tersebut mulai jengah dengan bau amis di area pasar tradisional dan mungkin mulai ogah-ogahan jika terus tinggal di pasar-pasar becek nan kumuh.

Fakta perpindahan kucing karena jengah dan pasar yang amis sekaligus becek memang tidak ringan dipahami sebagai sebuah fenomena, tapi saya akan memberikan fakta yang umum dalm transmigrasi si kucing, yaitu dibuang. Atau mungkin karena mutung seperti hewan-hewan Animal Farm yang ingin memberontak tuannya. Hal terakhir ini jarang sekali terjadi pada kucing, tapi untuk yang dibuang (biasanya karena kencing sembarangan atau juga muntah) selalu membuat seorang Ibu naik darah, kemudian berbicara kesal kepada siapapun, terutama kepada Ayah sebagai pasangannya.

“Ayah tidak tahu payahnya bersih-bersih rumah, apalagi nanti nyuci kain bantal yang terkena tai kucing.” Seperti itu jawaban ibu jika ada salah satu anaknya suka kucing dan suaminya ikut membela si anak.

Kucing memang hewan yang usaha survive-nya gila minta ampun. Ia seperti mempunyai prinsip bahwa selama dapur masih ngebul, seribu ancaman dan perlakuan tuan rumah yang dirasakan, tak akan pernah membuatnya terpukul mundur. Tapi jika prinsip si kucing yang disebut barusan terdengar terlalu mengarang, maka seekor kucing itu, sebenarnya hidup dari anggapan (menjadi mitos) masyarakat yang mengira bahwa siapa saja yang telah menyiksanya akan mendapat balasan di kemudian hari. Itulah kualat menurut orang Jawa. Sebab itu juga pada akhirnya, hewan yang super manja dan pemalas ini jarang sekali terlihat mati terkapar di jalanan seperti tikus. Apalagi melihat kucing kelaparan di lampu merah, itu mustahil terjadi.

Pengakuan yang tidak berlebihan, seperti saat saya mengakui keinginan baik orang- orang di lampu merah masih menjamur. Maksud saya, saat terjadi bencana di manapun itu terjadi, pasti bersamaan dengan para relawan yang memenuhi area sekitar lampu merah. Walaupun di beberapa kesempatan, lampu merah menjadi ruang kelas (di manapun kita bisa belajar, bukan?) yang mana kita bisa tahu sifat baik-buruk manusia yang sangat gamblang, seperti halnya sifat-sifat manusia yaitu penyabar, kesusu, tukang ngelamun, dan aneka kepribadian yang lainnya.

Meskipun di kota-kota besar hari ini sudah tidak boleh ada yang mengemis, ngamen tanpa unsur budaya macam di Jogja yang main angklung dan alat musik asli budaya Indonesia, dan tak kalah juga hilangnya anak-anak kecil yang polos mengetok pintu para pengguna mobil. Peraturan ini baik untuk menjawab mental masa depan mereka, dan di lain kepentingan agar pemerintah daerah tidak malu bahwa kesejahteraan belum merata. Kalaupun mereka pendatang juga tidak baik bila lempar sembunyi tangan atas kesenjangan sosial tersebut.

Baca Juga:

Jangan Pernah Terjebak Lampu Merah di Rawamangun, Bisa-bisa Berangkat Masih SD, Pulang-pulang Sudah Sarjana

Hidup di Solo Itu Damai, sebab Tak Ada Teror Klakson di Lampu Merah di Solo

Merekalah kenangan di lampu merah, dan saya juga diam-diam mengenang itu. Saat dimana mengamen sebagai pelarian dari ‘rumah’ serta wahana pengalaman baru. Ya, memang semua tidak mudah disadari, apalagi itu sifat buruk. Karena sisi paling remang dari manusia adalah mengakui kesalahan dan keburukan masing-masing. Dan hari ini beberapa kota besar sudah memberi CCTV di sekitar lampu merah untuk melihat siapa pengendara yang pantas mendapati sanksi ketertiban.

Singkat kata, di lampu merah konsep Jawa becik ketitik ala ketara bisa dilihat secara terang. Sedangkan seekor kucing itu pandai mencari kehidupan dan menghidupinya, urip iku urup.

Cukup sekian ngangsu kaweruh kita kali ini, sampai ketemu lagi jika ada waktu dan kesempatan lagi. Saya Mata Nawa tuan rumah Mata Keranjang pamit undur diri.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2021 oleh

Tags: KucingLampu MerahNgangsu Kawruh
H.R. Nawawi

H.R. Nawawi

Jika di dunia hanya ada dua pilihan antara riang dan menangis. Saya memilih menangis. Kehampaan.

ArtikelTerkait

Panduan Memahami Istilah-istilah yang Biasa Dipakai dalam Komunitas Penyayang Kucing

Panduan Memahami Istilah-istilah yang Biasa Dipakai dalam Komunitas Pencinta Kucing

2 September 2021
Lampu Lalu Lintas di Jogja Sudah Tidak Ada Harga Dirinya Lagi, Dibiarkan Rusak dan Diterobos Seenak Jidat

Lampu Lalu Lintas di Jogja Sudah Tidak Ada Harga Dirinya Lagi, Dibiarkan Rusak dan Diterobos Seenak Jidat

21 September 2024
lampu merah

Ini Loh Faedahnya Lampu Merah Berdurasi Lama

30 September 2019
wawancara dengan akun twitter bintik pemilik bintik @bintik_ mojok.co

Wawancara sama Mbaknya si Bintik, Kucing Gemas Penyegar Timeline Twitter

8 September 2020
Panduan Memahami Bahasa Kucing biar Makin Akrab terminal mojok

Panduan Memahami Bahasa Kucing biar Makin Akrab

1 Oktober 2021
Memilih Prabowo Subianto karena Memelihara Kucing adalah Alasan Paling Ngawur! Mojok.co

Memilih Prabowo Subianto karena Memelihara Kucing adalah Alasan Paling Ngawur!

6 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.