Bagi orang Madura, bus Akas itu teman kehidupan sehari-hari. Khususnya untuk tujuan keluar dari pulau. Bus ini memang sudah mendominasi.
Bukannya nggak ada bus lain selain Akas. Sebenarnya ada juga bus Lorena dan Karina. Namun, bus Lorena dan Karina jumlahnya sedikit dan waktu jalannya tidak banyak. Sementara itu, jumlah bus Akas itu sangat banyak dan setiap jam akan berangkat dari Sumenep. Jadi, sudah tentu orang Madura akan mengandalkan bus Akas.
Memang, keberadaan bus Akas seperti sebongkah emas buat orang Madura. Kehadirannya sangat membantu mobilisasi. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana kondisinya apabila tidak ada bus Akas. Bukan tidak mungkin, orang Madura akan terisolasi, tidak bisa bepergian ke luar kota atau pulau.
Sekalipun menjadi emas, tetapi tidak selamanya bus Akas itu menyenangkan. Sebab, bus ini menyimpan berbagai ketidaknyamanan. Bagaimana saya tahu? Karena saya merupakan orang yang sering menggunakan bus Akas dari usia belia hingga sekarang.
Daftar Isi
Rasa bosan naik Akas
Selama menggunakan bus Akas sebagai moda transportasi, kesan yang paling saya ingat adalah rasa bosan. Rasa bosan bisa muncul karena tidak ada fasilitas hiburan berupa musik atau tayangan video di bus ini. Iya, mayoritas memang begitu. Ada sih yang menyediakan hiburan, tapi dikit banget jumlahnya.
Hampir 90% kru tidak menyetel musik atau tayangan video. Ini berbanding terbalik dengan pengalaman saya menggunakan bus Malang dan bus Jember. Setiap naik bus Malang dan bus Jember pasti ada hiburan, baik berupa musik atau tayangan video. Sehingga, selama perjalanan ada hiburan yang membuat penumpang menjadi tidak bosan.
Pernah saya bertanya pada kru tentang alasannya tidak menyalakan musik atau tayangan video. Rata-rata alasannya adalah tidak punya flashdisk untuk menyetel musik dan tayangan video. Atau memiliki flashdisk cuman malas untuk menyetelnya.
Mendengar alasannya, muncul gejolak dalam perasaan bahwa sudah seharusnya manajer Akas memberikan fasilitas flashdisk agar krunya bisa menyalakan musik dan tayangan video. Sekaligus memberikan aturan agar sopir tidak malas menyalakan musik dan tayangan video. Tujuannya agar Akas bisa memberikan pelayanan yang nyaman pada penumpang.
Baca halaman selanjutnya
Suka menaikkan penumpang melebihi kapasitas…
Suka menaikkan penumpang melebihi kapasitas
Naik bus Akas itu harus kuat-kuat menahan emosi. Bagaimana tidak mau emosi, kalau krunya sering menaikkan penumpang dengan jumlah yang over dari kapasitas. Akibatnya. di dalam bus harus saling berdesak-desakan. Dengan kondisi Madura yang panas, ditambah berdesakan, akhirnya keadaan di dalam menjadi sesak.
Keadaan yang sesak dan panas berhasil membuat banyak penumpang menjadi emosi. “Saya ini manusia, bukan ikan pindang, Pak.” Salah satu luapan emosi dari penumpang dari Madura yang masih saya ingat sampai sekarang. Memang, kru bus Akas seakan tidak memanusiakan manusia, kenyamanan penumpang seolah digantikan dengan orientasi keuntungan uang semata.
Sopir yang nggak sabaran
Hal lain yang membuat emosi menggunakan bus akas adalah sopirnya tidak sabar. Sering saat mendapat sopir yang ugal-ugalan. Dalam hati saya ingin misuh tapi nggak berani karena takutnya si sopir semakin ugal-ugalan. Bahkan, saya pernah mengajak teman kuliah, kemudian dia bercerita kalau rasanya ingin mati melihat sopirnya membawa busnya dengan kencang dan ugal-ugalan.
Fasilitas yang nggak menyenangkan
Dan dari segi fasilitas tempat duduk, bus ini kurang nyaman karena ukuran ruang untuk kaki yang sempit. Sehingga, saat membawa barang bawaan yang ditempatkan di depan bawah kursi, akan membuat gerak kaki sangat terbatas.
Belum lagi saya sering menemukan kursi yang sudah rusak. Seperti, senderannya yang tidak bisa disandarkan oleh tubuh. Apabila disandarkan, sandarannya akan meleyot ke belakang. Atau sandaran tangannya tidak bisa diangkat. Tidak bisa diangkatnya sandaran tangan, lama-kelamaan akan membuat tangan menjadi pegal.
Masukan dari orang Madura
Dari curahan tentang ketidaknyamanan menggunakan bus Akas di Madura, saya tidak bermaksud untuk menjelekkannya. Melainkan, saya ingin memberikan masukan agar meningkatkan fasilitas dan pelayanannya. Tujuannya, agar bus Akas di Madura bisa tetap eksis hingga waktu yang lama.
Bukan tidak mungkin jika ada bus pendatang baru di Madura dengan fasilitas dan pelayanan lebih bagus, akan menyingkirkan eksistensi bus ini. Tentu saya tidak mau eksistensi bus Akas menghilang. Mengingat, di dalam lubuk hati masyarakat Madura, bus Akas telah menjadi primadona. Sebab, bus Akas telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan masyarakat sini. Jadi, semoga segera bisa berbenah.
Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Derita yang Saya Rasakan Saat Naik Bus Sinar Jaya dari Jakarta ke Kawunganten Cilacap
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.