Nestapa Hidup di Kecamatan Besuki, Dekat PLTU tapi Sering Mati Lampu

Nestapa Hidup di Kecamatan Besuki, Dekat PLTU tapi Sering Mati Lampu

Nestapa Hidup di Kecamatan Besuki, Dekat PLTU tapi Sering Mati Lampu (Cyber Army via Unsplash)

Sebagai sebuah kecamatan kecil di Kabupaten Situbondo yang panasnya luar biasa, Besuki tergolong sebagai wilayah yang cukup unik. Sebab, Besuki pernah menjadi wilayah besar dan meliputi hampir seluruh tapal kuda pada abad 17 ketika masih bernama Karesidenan Besuki.

Secara topografi, Kecamatan Besuki bisa dibilang strategis banget. Di bagian barat ada PLTU Paiton, di bagian timur ada Wisata Bahari Pantai Pasir Putih beserta panorama Gunung Ringgit yang indah. Di bagian selatan Besuki, tepatnya Desa Baderan, sangat dikenal oleh para pecinta alam sebagai pintu masuk jalur pendakian terpanjang di Pulau Jawa. Trek Pendakian Gunung Argopuro. 

Belum selesai di situ, salah satu tembakau terbaik pilihan ahli isap Nusantara juga berasal dari Besuki. Tembakau Tambeng yang manis dan gurih adalah salah satu komoditas unggulan Kecamatan Besuki. 

Kendati punya banyak potensi dan keunggulan, sebagai warga Besuki yang lahir dan besar di sana, ada beberapa kenestapaan yang saya rasakan. Mulai dari seringnya pemadaman listrik hingga jauhnya perjalanan mengurusi dokumen kependudukan. 

Kecamatan Besuki dekat dengan PLTU, tapi sering mati lampu

Ketika video penolakan pengadaan PLTU baru di RUPS PT Adaro Energy viral di dunia maya, saya meyakini bahwa orang Besuki termasuk ke dalam 1 miliar orang yang terancam oleh adanya PLTU.

Keberadaan PLTU memang selalu beririsan dengan masalah lingkungan. Tapi, tak hanya itu juga efeknya ke penduduk Besuki. Ada satu hal yang aneh buat penduduk kecamatan ini.

Betul, mati listrik. Meski terletak tidak jauh dari PLTU Paiton, Besuki termasuk ke dalam wilayah yang sering banget mati listrik. Saking seringnya, poster informasi pemadaman listrik yang biasa dipublikasikan oleh PLN menjadi cukup familiar dan sangat mudah ditemukan.

Jujur saja hal ini mengherankan. Bagaimana ceritanya daerah yang begitu dekat dengan pembangkit listrik, justru kekurangan pasokan? Ya saya tahu memang nggak gitu cara kerjanya. Tapi masak ya nggak ada aliran prioritas gitu ke penduduk sekitar? Nggak banyak juga kan yang mau hidup deket PLTU. Ayolaaah.

Mengurus administrasi kependudukan jauhnya minta ampun

Lokasi Kecamatan Besuki yang ada di ujung paling barat Situbondo membuat para warga harus tempuh perjalanan jauh untuk mengurus administrasi kependudukan di Dukcapil Kabupaten yang ada di Ibu Kota Kabupaten. 

Jaraknya sih sebenarnya tidak terlalu jauh, sekitar 1 jam perjalanan saja. Tapi, panas Situbondo yang di atas rata-rata membuat perjalanan terasa makin lama. Kurangnya lahan terbuka hijau dan pepohonan rindang di kanan kiri jalan juga membuat perjalanan menjadi membosankan dan terasa lama. 

Selain panas, kondisi jalan yang cukup indah dengan begitu banyak lubang dan juglangan di kanan kiri makin membuat perjalanan dari Besuki menuju Ibu Kota Kabupaten semakin tidak bisa dinikmati. 

Selain menahan panas terik cahaya matahari, kita harus terus fokus memperhatikan jalan. Kenapa? Kadang penuh dengan kejutan. Oleng sedikit, selamat berpelukan dengan aspal.  Melengkapi jalanan rusak dan berlubang, beberapa ruas jalan di Kecamatan Mlandingan (Rute menuju Kota Kabupaten dari Besuki) juga kerap basah dirembesi air laut. 

Terjatuh di sekitar ruas jalan tersebut sepertinya merupakan definisi paling tepat dan aktual tentang asam garam kehidupan. Asam cucuran keringat diterpa terik matahari Situbondo, garam jalanan akibat rembesan air laut. 

Terlepas dari sejarah kejayaannya di masa lalu, Kini, Besuki hanyalah sebuah kota kecamatan kecil. Menjadi bagian dari Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Sejarah besar Besuki kini hanya tinggal kenangan, seperti cerita cinta kita yang kini sekadar nostalgia.

Penulis: Agus Miftahorrahman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tidak Ada Hujan di Situbondo

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version