Kabupaten Lembata menjadi surga tersembunyi karena banyak potensi kekayaannya yang belum sepenuhnya terekspos oleh tangan-tangan kapitalis kalangan urban. Sama seperti mayoritas daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Lembata juga menawarkan gugusan bibir pantai yang indah. Hamparan savananya tak kalah menawan dengan yang ada di Oro-Oro Ombo di Semeru. Bedanya mungkin hanya cuacanya saja yang lebih panas.
Dari segi kekayaan laut, Lembata juga merupakan salah satu kabupaten dengan kekayaan ikan yang melimpah. Selain itu, salah satu keunikan lainnya yang menjadi ikon dan menempel pada Lembata adalah penangkapan ikan paus di Desa Lamalera yang sudah terkenal.
Akan tetapi, meski menyimpan beragam potensi keindahan dan kekayaan alam, Lembata masih memberikan kenestapaan bagi masyarakat yang hidup di dalamnya. Berikut beberapa kenestapaan yang ada di Kabupaten Lembata:
Daftar Isi
#1 Kabupaten Lembata mengemban predikat 3T
Jika ada penghargaan kategori daerah yang mengemban predikat 3T (Tertinggal, Termiskin, Terbelakang) terlama, mungkin Kabupaten Lembata menjadi salah satu kandidat terkuatnya. Hingga saat ini, Lembata merupakan salah satu daerah di Indonesia yang langganan masuk kategori 3T.
Hidup di daerah 3T itu benar-benar penuh dengan tantangan. Fenomena kemiskinan mungkin nggak terlalu jadi persoalan bagi orang Lembata, karena mereka biasa hidup sederhana dengan pendapatan yang minim. Tapi, aspek ketertinggalan dari segi fasilitas publik dan terbelakang dari akses kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan memberikan kesulitan bagi orang-orang Lembata.
Fasilitas publik macam jalan dan transportasi umum menjadi dua hal yang sangat krusial untuk mendukung segala aktivitas masyarakat. Persoalan jalan rusak ke sebuah desa misalnya, di Lembata bisa dibiarkan rusak hingga rezim pemerintahan berganti apabila masyarakat di desa tersebut nggak pro dengan kepemimpinan bupatinya.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar, akses air bersih jadi salah satu sorotan karena kerap dikomersialisasi oleh beberapa kalangan tertentu. Dari segi pendidikan, banyak guru yang masih berjuang dengan pendapatannya sehingga berimplikasi terhadap pola dan metode pendidikan yang mereka berikan menjadi alakadarnya. Akibatnya, banyak siswa yang nggak memperoleh ilmu secara maksimal.
#2 Banyak rentenir berkedok koperasi
UMR Kabupaten Lembata itu berada pada kisaran Rp2,1 juta untuk pekerjaan di sektor formal seperti PNS, polisi, nakes, dan pekerjaan formal lainnya. Tapi, komposisi pekerjaan formal di Lembata itu lebih sedikit ketimbang informal. Lebih banyak masyarakat Lembata berprofesi sebagai nelayan, petani kacang atau mete, buruh toko, penjual makanan, kuli, dan ragam pekerjaan sektor informal lainnya yang bila dilihat pendapatan bulanannya kurang dari Rp2 juta. Khusus untuk nelayan, kadang mereka malah nggak punya penghasilan hingga berbulan-bulan.
Meski begitu, tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang-barang mewah di Lembata cukup tinggi. Hal itu karena disokong oleh banyaknya rentenir berkedok koperasi. Ada motor atau HP keluaran terbaru, langsung beli dengan utang ke koperasi. Soal cicilan sih dipikir belakangan. Nggak jarang seseorang bisa berutang banyak koperasi hingga akhirnya keluarga yang dikejar-kejar debt collector.
Koperasi di Lembata lebih diminati ketimbang bank karena menawarkan kemudahan dan kecepatan memperoleh pinjaman. Tapi ya gitu, bunganya bisa bikin hati berbunga-bunga. Sudah ada bunga, bunganya itu kemudian dibungakan lagi. Nggak jarang, seseorang bisa berkutat dengan angsuran yang tampak tak ada ujungnya seumur hidupnya.
#3 Suku cadang HP dan motor susah dijumpai
Jadi warga Lembata yang punya HP atau motor rusak itu benar-benar bikin waswas karena kerap kali dihadapkan dengan minimnya ketersediaan suku cadang. Sebab, suku cadang kedua barang tersebut seringnya nggak ready stock alias harus dipesan terlebih dulu.
Kalau sudah begini, proses menunggu untuk perbaikan bisa berminggu-minggu. Beruntung kalau HP atau motor kita benar-benar bisa diperbaiki, tak jarang ketika sudah ditunggu seminggu, ternyata suku cadang HP yang dibutuhkan nggak ada. Yah, terpaksa harus ganti HP. Sudah gitu harga HP dan motor di Kabupaten Lembata jauh lebih mahal. Untuk harga HP saja bisa selisih hingga Rp500 ribu, lho, dari harga pasaran.
#4 Telkomsel satu-satunya provider, sinyalnya pun sulit
Nestapa lain yang harus diderita warga Kabupaten Lembata adalah harus menerima nasib bahwa provider yang tersedia cuma Telkomsel. Tahu Telkomsel, kan? Provider dengan tarif kuota mahal dan sering nyedot pulsa tanpa sebab itu.
Jadi, kalau kalian ketemu orang yang menggunakan Telkomsel, mungkin dia memang orang kaya. Atau, bisa jadi dia orang Lembata. Wqwqwq, canda, Gaes.
Meskipun ada sinyal Telkomsel di sana, sinyalnya timbul tenggelam kayak respons gebetan. Padahal Menteri Informasi dan Komunikasi, Pak Johnny G Plate itu orang NTT, lho. Tapi ya nggak ada perbaikan yang signifikan, ya?
#5 Cuma ada tiga pom bensin di Lembata
Mungkin bagi warga kabupaten lain, jumlah tiga pom bensin sudah cukup. Tapi untuk warga Lembata, jumlah tersebut bikin antrean panjang tiap hari. Letak ketiga pom bensin di Kabupaten Lembata ini pun berjauhan. Satu di pusat kota, satu di daerah paling barat Lembata, dan satunya lagi di daerah paling timur Lembata. Ketiga pom bensin ini pun hanya buka sampai pukul 5 sore, lho.
Maka tak heran kalau orang Lembata antre bensin, mereka langsung membeli dalam jumlah banyak. Biasanya sih untuk seminggu ke depan. Oh ya, satu lagi, di Lembata nggak ada Pertamax, adanya Premium dan Pertalite.
#6 Super mistis
Unsur mistis di Kabupaten Lembata itu sangat kental. Orang-orang yang biasa memiliki keahlian mistis di Lembata dipanggil dengan istilah suanggi. Di satu sisi, para suanggi ini bikin Lembata jadi daerah yang jarang terjadi pencurian karena biasanya pencurinya langsung ketahuan dengan ilmu mistis dari para suanggi ini.
Akan tetapi, jadi ngeri juga kalau terlibat masalah dengan orang Lembata karena bisa jadi mereka menggunakan jalur mistis untuk menuntaskan masalah. Istilahnya, kita jadi hidup di bawah bayang-bayang ketakutan akan diguna-guna.
Selain itu, banyak lokasi angker yang dibiarkan tetap lestari di Kabupaten Lembata. Lokasi-lokasi ini kerap memberikan teror tertentu ketika kita melewatinya. Ciri lokasi angker di Lembata biasanya identik dengan keberadaan pohon beringin.
Nah, itulah beberapa nestapa yang dialami ketika hidup di Lembata. Semoga saja ke depannya, kabupaten ini bisa jadi lebih baik lagi sehingga kualitas kehidupan warganya juga meningkat, ya.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 6 Fakta tentang Nusa Tenggara Timur yang Harus Kalian Tahu.