Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Nestapa Hidup di Kabupaten Lembata

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
12 April 2023
A A
Nestapa Hidup di Kabupaten Lembata

Nestapa Hidup di Kabupaten Lembata (Cecil Purba via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Kabupaten Lembata menjadi surga tersembunyi karena banyak potensi kekayaannya yang belum sepenuhnya terekspos oleh tangan-tangan kapitalis kalangan urban. Sama seperti mayoritas daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Lembata juga menawarkan gugusan bibir pantai yang indah. Hamparan savananya tak kalah menawan dengan yang ada di Oro-Oro Ombo di Semeru. Bedanya mungkin hanya cuacanya saja yang lebih panas.

Dari segi kekayaan laut, Lembata juga merupakan salah satu kabupaten dengan kekayaan ikan yang melimpah. Selain itu, salah satu keunikan lainnya yang menjadi ikon dan menempel pada Lembata adalah penangkapan ikan paus di Desa Lamalera yang sudah terkenal.

Akan tetapi, meski menyimpan beragam potensi keindahan dan kekayaan alam, Lembata masih memberikan kenestapaan bagi masyarakat yang hidup di dalamnya. Berikut beberapa kenestapaan yang ada di Kabupaten Lembata:

#1 Kabupaten Lembata mengemban predikat 3T

Jika ada penghargaan kategori daerah yang mengemban predikat 3T (Tertinggal, Termiskin, Terbelakang) terlama, mungkin Kabupaten Lembata menjadi salah satu kandidat terkuatnya. Hingga saat ini, Lembata merupakan salah satu daerah di Indonesia yang langganan masuk kategori 3T.

Hidup di daerah 3T itu benar-benar penuh dengan tantangan. Fenomena kemiskinan mungkin nggak terlalu jadi persoalan bagi orang Lembata, karena mereka biasa hidup sederhana dengan pendapatan yang minim. Tapi, aspek ketertinggalan dari segi fasilitas publik dan terbelakang dari akses kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan memberikan kesulitan bagi orang-orang Lembata.

Fasilitas publik macam jalan dan transportasi umum menjadi dua hal yang sangat krusial untuk mendukung segala aktivitas masyarakat. Persoalan jalan rusak ke sebuah desa misalnya, di Lembata bisa dibiarkan rusak hingga rezim pemerintahan berganti apabila masyarakat di desa tersebut nggak pro dengan kepemimpinan bupatinya.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar, akses air bersih jadi salah satu sorotan karena kerap dikomersialisasi oleh beberapa kalangan tertentu. Dari segi pendidikan, banyak guru yang masih berjuang dengan pendapatannya sehingga berimplikasi terhadap pola dan metode pendidikan yang mereka berikan menjadi alakadarnya. Akibatnya, banyak siswa yang nggak memperoleh ilmu secara maksimal.

#2 Banyak rentenir berkedok koperasi

UMR Kabupaten Lembata itu berada pada kisaran Rp2,1 juta untuk pekerjaan di sektor formal seperti PNS, polisi, nakes, dan pekerjaan formal lainnya. Tapi, komposisi pekerjaan formal di Lembata itu lebih sedikit ketimbang informal. Lebih banyak masyarakat Lembata berprofesi sebagai nelayan, petani kacang atau mete, buruh toko, penjual makanan, kuli, dan ragam pekerjaan sektor informal lainnya yang bila dilihat pendapatan bulanannya kurang dari Rp2 juta. Khusus untuk nelayan, kadang mereka malah nggak punya penghasilan hingga berbulan-bulan.

Baca Juga:

Alor, Destinasi Wisata yang Tak Bising dan Bikin Pusing, Cocok untuk Menghabiskan Akhir Tahun Kalian dengan Tenang

5 Kesalahan yang Saya Lakukan Saat Liburan ke Labuan Bajo, Saya Tulis agar Kalian Nggak Melakukan Hal Sama

Meski begitu, tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang-barang mewah di Lembata cukup tinggi. Hal itu karena disokong oleh banyaknya rentenir berkedok koperasi. Ada motor atau HP keluaran terbaru, langsung beli dengan utang ke koperasi. Soal cicilan sih dipikir belakangan. Nggak jarang seseorang bisa berutang banyak koperasi hingga akhirnya keluarga yang dikejar-kejar debt collector.

Koperasi di Lembata lebih diminati ketimbang bank karena menawarkan kemudahan dan kecepatan memperoleh pinjaman. Tapi ya gitu, bunganya bisa bikin hati berbunga-bunga. Sudah ada bunga, bunganya itu kemudian dibungakan lagi. Nggak jarang, seseorang bisa berkutat dengan angsuran yang tampak tak ada ujungnya seumur hidupnya.

#3 Suku cadang HP dan motor susah dijumpai

Jadi warga Lembata yang punya HP atau motor rusak itu benar-benar bikin waswas karena kerap kali dihadapkan dengan minimnya ketersediaan suku cadang. Sebab, suku cadang kedua barang tersebut seringnya nggak ready stock alias harus dipesan terlebih dulu.

Kalau sudah begini, proses menunggu untuk perbaikan bisa berminggu-minggu. Beruntung kalau HP atau motor kita benar-benar bisa diperbaiki, tak jarang ketika sudah ditunggu seminggu, ternyata suku cadang HP yang dibutuhkan nggak ada. Yah, terpaksa harus ganti HP. Sudah gitu harga HP dan motor di Kabupaten Lembata jauh lebih mahal. Untuk harga HP saja bisa selisih hingga Rp500 ribu, lho, dari harga pasaran.

#4 Telkomsel satu-satunya provider, sinyalnya pun sulit

Nestapa lain yang harus diderita warga Kabupaten Lembata adalah harus menerima nasib bahwa provider yang tersedia cuma Telkomsel. Tahu Telkomsel, kan? Provider dengan tarif kuota mahal dan sering nyedot pulsa tanpa sebab itu.

Jadi, kalau kalian ketemu orang yang menggunakan Telkomsel, mungkin dia memang orang kaya. Atau, bisa jadi dia orang Lembata. Wqwqwq, canda, Gaes.

Meskipun ada sinyal Telkomsel di sana, sinyalnya timbul tenggelam kayak respons gebetan. Padahal Menteri Informasi dan Komunikasi, Pak Johnny G Plate itu orang NTT, lho. Tapi ya nggak ada perbaikan yang signifikan, ya?

#5 Cuma ada tiga pom bensin di Lembata

Mungkin bagi warga kabupaten lain, jumlah tiga pom bensin sudah cukup. Tapi untuk warga Lembata, jumlah tersebut bikin antrean panjang tiap hari. Letak ketiga pom bensin di Kabupaten Lembata ini pun berjauhan. Satu di pusat kota, satu di daerah paling barat Lembata, dan satunya lagi di daerah paling timur Lembata. Ketiga pom bensin ini pun hanya buka sampai pukul 5 sore, lho.

Maka tak heran kalau orang Lembata antre bensin, mereka langsung membeli dalam jumlah banyak. Biasanya sih untuk seminggu ke depan. Oh ya, satu lagi, di Lembata nggak ada Pertamax, adanya Premium dan Pertalite.

#6 Super mistis

Unsur mistis di Kabupaten Lembata itu sangat kental. Orang-orang yang biasa memiliki keahlian mistis di Lembata dipanggil dengan istilah suanggi. Di satu sisi, para suanggi ini bikin Lembata jadi daerah yang jarang terjadi pencurian karena biasanya pencurinya langsung ketahuan dengan ilmu mistis dari para suanggi ini.

Akan tetapi, jadi ngeri juga kalau terlibat masalah dengan orang Lembata karena bisa jadi mereka menggunakan jalur mistis untuk menuntaskan masalah. Istilahnya, kita jadi hidup di bawah bayang-bayang ketakutan akan diguna-guna.

Selain itu, banyak lokasi angker yang dibiarkan tetap lestari di Kabupaten Lembata. Lokasi-lokasi ini kerap memberikan teror tertentu ketika kita melewatinya. Ciri lokasi angker di Lembata biasanya identik dengan keberadaan pohon beringin.

Nah, itulah beberapa nestapa yang dialami ketika hidup di Lembata. Semoga saja ke depannya, kabupaten ini bisa jadi lebih baik lagi sehingga kualitas kehidupan warganya juga meningkat, ya.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Fakta tentang Nusa Tenggara Timur yang Harus Kalian Tahu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 April 2023 oleh

Tags: kabupatenKabupaten Lembatanusa tenggara timur
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Suka Duka Rumah Generasi Milenial di Kabupaten, Jalanan Berlubang hingga Defisit Tempat Hedon terminal mojok

Suka Duka Rumah Generasi Milenial di Kabupaten, Jalanan Berlubang hingga Defisit Tempat Hedon

6 Juli 2021
5 Hal Aneh yang Bikin Kulon Progo Jadi Paling Beda dari Kabupaten Lainnya di Jogja

5 Hal Aneh yang Bikin Kulon Progo Jadi Paling Beda dari Kabupaten Lain di Jogja

3 Agustus 2023
Membandingkan Kabupaten Ponorogo dan Trenggalek. Mana yang Lebih Maju?

Membandingkan Kabupaten Ponorogo dan Trenggalek, Mana yang Lebih Maju?

15 April 2023
WFH Itu Menyenangkan, tapi Tidak untuk Warga Kabupaten

WFH Itu Menyenangkan, tapi Tidak untuk Warga Kabupaten

24 September 2022
orang desa, orang kabupaten

Yang Luput Dipahami Perkara Orang Kabupaten yang (Terpaksa) Mengaku Berasal dari Kota Besar

28 Oktober 2021
Nagekeo, Surabaya Kedua di Pulau Flores

Nagekeo, Surabaya Kedua di Pulau Flores

12 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.