Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Nasib Guru Honorer Menjelang Idulfitri: THR Nggak Turun, Upah Bulan Lalu Nanti Dulu

Yogi Maulana Wahyudin oleh Yogi Maulana Wahyudin
19 April 2023
A A
Nasib Guru Honorer Menjelang Idulfitri: THR Nggak Turun, Upah Bulan Lalu Nanti Dulu orang tua guru korea

Nasib Guru Honorer Menjelang Idulfitri: THR Nggak Turun, Upah Bulan Lalu Nanti Dulu (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jika THR hanya praktik baik yang secara kultural tumbuh dalam dunia perburuhan di Indonesia, kemarahan saya mungkin akan sedikit terobati. Nyatanya tidak. THR adalah hak buruh yang dijamin oleh konstitusi. Dan sialnya, peraturan tahun ini membuat orang macam saya tidak mendapat hak yang seharusnya. Ya, betul, saya adalah seorang guru honorer, masih muda dan belum berkeluarga.

Status tersebut, bikin saya menderita. Yang pertama, tentu saja karena status saya yang honorer, yang artinya saya nggak dapet THR tahun ini. Sudah upah honorer kecil, masih nggak dapet THR, yang sudah saya tunggu-tunggu setidaknya untuk menyambung hidup beberapa saat.

Yang kedua, karena saya masih muda dan belum berkeluarga. Nah, hal ini yang sebenarnya agak lucu juga kalau dipikir-pikir.

Muda dan belum berkeluarga adalah kondisi yang sempurna bagi munculnya persekusi dari lingkungan saya sendiri terhadap semua keluhan yang akan saya utarakan. Keluhan saya akan dilawan dengan kondisi saya yang memang baiknya menerima dulu kesusahan-kesusahan yang ada. Semacam “yaelah sante aja kali, dulu juga gitu, nyatanya masih pada hidup. Gaji honorer dulu cuman 75 ribu doang lho. Ikhlas napa.”

Padahal ya, dulu ya dulu. Membandingkan kondisi dulu dan sekarang hanya dengan nilai uang saja memperlihatkan kualitas lingkungan pendidikan yang mengkhawatirkan masa depan.

Bagi saya ikhlas tidak ada hubungan dengan tidak terpenuhinya hak, dan guru adalah profesi ahli dalam lembaga profesional pelayanan publik, bukan lembaga pengabdian. Kata “ikhlas mengabdi” yang disematkan pada guru honorer adalah belenggu yang selama ini mengendalikan pikiran kritis saya untuk sekadar mempertanyakan hal-hal biasa yang mengganggu pemenuhan atas hak orang biasa seperti saya.

Mana upah Maret dan April?

Penderitaan saya tak berhenti di situ saja. Selain tak dapat THR, saya belum mendapat honor Maret dan April. Ini semacam jadi “nail in the coffin” bagi saya. Bagaimana saya menyambung hidup?

Baiklah, andai memang THR tidak turun karena peraturan, saya ikuti. Tapi setidaknya ya upah dua bulan itu diturunkan untuk sedikit meringankan beban kami para honorer. Kalau seperti ini, jadinya penderitaan begitu berat untuk diterima.

Baca Juga:

Ternyata Label Islami Tak Bisa jadi Jaminan: Pengalaman Pahit Jadi Guru Honorer Serasa Jadi Pegawai Serabutan

Kalau Mau Cari Uang Jangan Jadi Guru, Terus Mereka Mau Makan Apa? Tenaga Dalam?

Sampai tulisan ini menjelang akhir belum ada notifikasi dari grup WhatsApp tentang THR, upah bulan Maret, dan upah bulan April 2023. Saya masih menunggu itu untuk menghadapi inflasi tahunan Hari Raya Idulfitri. Mama saya sudah mengeluh harga cabe dan gula di warung tetangga sudah naik. Semoga hanya guru honorer di sekolah tempat saya mengajar yang mengalami ini.

Perjuangan kaum buruh Indonesia berpuluh tahun silam membawa kita ke hak-hak yang (harusnya) kita terima sekarang. Tapi, rasa-rasanya, perjuangan tersebut masih harus kita lanjutkan dengan upaya yang lebih keras.

Penulis: Yogi Maulana Wahyudin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kalau Mau Bahagia, Jadilah Guru PNS. Kalau Mau Jadi Filsuf, Jadilah Guru Honorer

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 April 2023 oleh

Tags: Guru HonorerTHRupah
Yogi Maulana Wahyudin

Yogi Maulana Wahyudin

Alumnus Sosiologi Universitas Gadjah Mada, guru honorer, dan penulis lepas.

ArtikelTerkait

Derita Mahasiswa Saat Lebaran: Menerima THR Sungkan, Menolak pun Enggan

Derita Mahasiswa Saat Lebaran: Menerima THR Sungkan, Menolak pun Enggan

21 April 2023
3 Mitos tentang Mahasiswa Jurusan PGSD yang Telanjur Dipercaya Orang Banyak

3 Mitos tentang Mahasiswa Jurusan PGSD yang Telanjur Dipercaya Orang Banyak

28 Januari 2024
Sisi Gelap Jadi Guru Honorer yang Tidak Diketahui Banyak Orang sekolah swasta

Sisi Gelap Jadi Guru Honorer yang Tidak Diketahui Banyak Orang

1 Agustus 2024
Nadiem Makarim dan Teks Pidato untuk Hari Guru yang Penuh dengan Harapan Baru MOJOK.CO

Nadiem Makarim, Kita Lebih Membutuhkan Program Merdesa Belajar Sebelum Merdeka Belajar

28 Juli 2020
Kampus Mengajar, Program untuk Mahasiswa yang Ingin Merasakan Penderitaan Guru Honorer

Kampus Mengajar, Program untuk Mahasiswa yang Ingin Merasakan Penderitaan Guru Honorer

4 November 2023
Upah Layak, Tanah Murah, atau Lapangan Pekerjaan: Mana yang Lebih Worth It bagi Pekerja Jogja? Terminal Mojok

Upah Layak, Tanah Murah, atau Lapangan Pekerjaan: Mana yang Lebih Worth It bagi Pekerja Jogja?

1 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Orang Jakarta Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Tidak Cocok untuk Kalian Mojok.co

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

11 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.