Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Nasi Kebuli: Bukan Sekadar Kuliner, tapi Juga Manifestasi Perjuangan

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
25 Juni 2021
A A
nasi kebuli mojok

nasi kebuli mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Meskipun berisiko dicap lebay, tapi saya tetap merasa perlu untuk menyampaikan kepada kalian semua, bahwa nasi kebuli adalah nasi yang harus kalian coba, setidaknya satu kali dalam kehidupan yang singkat ini. Singkirkan sejenak perdebatan nasi goreng dengan atau tanpa kecap. Pun bubur ayam yang sejak ia ditemukan sampai sekarang masih saja memantik perseteruan antara kubu diaduk dan tidak diaduk. Bukankah khazanah per-kuliner-an ini terlalu luas untuk sekedar makan yang itu itu saja? Maka, berilah kesempatan bagi lidah untuk bercinta dengan sensasi rasa yang lain. Satu di antaranya, yaitu: Nasi kebuli.

Nasi kebuli layak kalian coba bukan semata-mata karena ia makanan yang berasal dari wilayah Timur Tengah (Ini kan yang sering kalian yakini? Padahal kuliner ini dari Indonesia, MyLov). Bukan pula karena ia identik dengan hal-hal berbau Timur Tengah lainnya, seperti cadar, jubah, yang kerap latah diadopsi oleh sebagian dari kita. Tapi, sungguh. Bukan itu alasannya. Pun misal, nasi ini adalah makanan khas dari Zimbabwe atau bahkan dari negara api sekalipun, tidak akan mengurangi kadar kelayakan bahwa nasi ini adalah makanan yang wajib kalian coba.

Mengertilah. Nasi kebuli bukan hanya sekadar makanan untuk menyelesaikan rasa lapar kita. Ia lebih dari itu. Kuliner ini adalah manifestasi dari perjuangan dan hakikat pengorbanan yang membentuk jaring-jaring kenikmatan. Tidak percaya? Lihat saja bumbu yang digunakan untuk membuat seporsi nasi kebuli. Mulai dari yang biasa ditemui di dapur, seperti: tomat, bawang bersaudara (Bawang putih, bawang merah, bawang bombay), ketumbar, jahe, sereh. Sampai bumbu yang saya yakin, jarang dimiliki oleh ibuk-ibuk yang masaknya bolak-balik sop. Sebut saja kapulaga dan jinten. Artinya, untuk bisa membuat kuliner ini, amunisi bumbu dapurmu harus komplit.

Mengingat hampir semua bumbu dapur harus terjun langsung, ditambah harus adanya daging kambing (Nasi kebuli itu enakan pakai daging kambing. Bukan ayam!), mau tak mau para satria spatula harus berjuang ekstra. Ke pasar untuk membeli semua bahan yang dibutuhkan. Belum soal penggunaan beras yang sebaiknya menggunakan beras jenis basmati. Kalian pikir beras jenis ini tersedia di warung dekat rumah? Tidak, Sayang. Tidak. Itulah sebab, harus starter motor dulu demi mendapatkan beras jenis ini.

Perjuangan belum berhenti. Nasi kebuli yang enak tidak tercipta dalam satu kedipan mata. Proses memasaknya yang berdarah-darah dan menyita waktu membuat perjuangan itu kian nyata. Tentu saja saya tidak asal njeplak. Saya sudah pernah membuktikannya sendiri. Bermodalkan video tutorial memasak nasi kebuli di YouTube, saya mulai ikuti step by step yang ada. Bumbu dihaluskan, ditumis, campur ini itu, tunggu sampai air surut, tambahkan daging, eh kasih air lagi, tunggu sampai larut lagi. Itu baru bumbu dasarnya. Setelah itu lanjut proses memasak beras dengan campuran bumbu dasar tadi. Ri to the bet. Ribet.

Haish, Mbyakk… Tinggal beli bumbu instan kebuli atau beli yang sudah matang kan banyak! Repot kok digawe dewe!

Sebentar, Kisanak. Apakah dengan membeli bumbu instan atau beli jadi mengurangi esensi perjuangan dan pengorbanan yang melekat pada satu porsi nasi kebuli? Tentu tidak, bukan? FYI, bumbu instan kebuli yang dijual itu harganya tidak murah. Di marketplace, bumbu kebuli dibanderol dengan harga 30 ribu sampai ratusan ribu. Kalian juga masih tetap harus checkout, memantau pengiriman paket dan mengolahnya setelah sampai di rumah. Itu belum termasuk soal isu kandungan bahan pengawet di dalamnya (Eh, peduli nggak, sih?). Beli jadi pun sama. Harus muter cari dimana yang jual nasi kebuli dulu, plus menggelontorkan rupiah yang jelas lebih banyak timbang seporsi nasi uduk.

Tapi tak apa. Toh segala perjuangan dan pengorbanan itu terbayarkan kala nikmatnya rasa nasi kebuli telah sampai di ujung lidah. Jadi, sudah pernah makan nasi kebuli belum?

Baca Juga:

Indomie Goreng Kebuli: Varian Menyambut Ramadan yang Kurang Mengena di Hati Pelanggan

Mendoan Itu Harus Lemes, Bukan Garing!

Sumber gambar: YouTube Mama Adeeva. 

BACA JUGA ‘Higehiro’, Anime yang Menyajikan Realitas Sosial dan Isu Kesehatan Mental dan artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: Kuliner Terminalkuliner timur tengahnasi biryaninasi kebuli
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Menganalisis Kelas Sosial Penyelenggara Tahlilan Berdasarkan Suguhannya terminal mojok

Menganalisis Kelas Sosial Penyelenggara Tahlilan Berdasarkan Suguhannya

15 Juni 2021
Membandingkan Japlak dan Seblak, Dua Makanan Khas Kegemaran Warga Sukabumi terminal mojok

Membandingkan Japlak dan Seblak, Dua Makanan Khas Kegemaran Warga Sukabumi

4 Juni 2021
Serupa tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Antara Cilok dan Salome terminal mojok

Perbedaan Antara Cilok dan Salome yang Wajib Diketahui Pencinta Jajanan Kaki Lima

2 Agustus 2021
Kecap Bango, ABC, Sedaap: Mana yang Bikin Olahan Daging Kurban Makin Mantap? terminal mojok.co

Kecap Bango, ABC, Sedaap: Mana yang Bikin Olahan Daging Kurban Makin Mantap?

21 Juli 2021
Menebak Karakter Anak Berdasarkan Bagian Tubuh Ayam yang Disukai

Menebak Karakter Anak Berdasarkan Bagian Tubuh Ayam yang Disukai

24 Juli 2021
Soto kok Lauk Kerupuk, Lauk Tempe Lebih Manusiawi! terminal mojok

Soto kok Lauk Kerupuk, Lauk Tempe Lebih Manusiawi!

10 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.