Orang kerap memaknai nasi gandul secara keliru. Mereka pikir kuliner khas Pati ini ada hubungannya dengan pepaya.
Kurang lebih satu bulan yang lalu, saya dan keluarga memutuskan membuka usaha kuliner di Lampung. Saya lahir dan besar di Jawa, kemudian sekitar dua tahun ini merantau ke Lampung. Istri saya lahir dan besar di Lampung, namun ayahnya bersuku Jawa. Sehingga boleh dikatakan Jawa menjadi bagian dari keluarga kami yang ada di Lampung.
Silsilah keluarga tersebut yang melatarbelakangi kami untuk menyajikan hidangan khas jawa, selain orientasi bisnis tentunya. Hidangan khas Jawa yang menjadi menu andalan di warung kami adalah nasi gandul atau sego gandul. Kuliner ini berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah. Lebih tepat, hidangan ini bermula dari suatu daerah di Pati yang bernama Gajahmati.
Sebenarnya kami sekeluarga tidak ada yang berasal dari Pati. Tetapi setiap pulang ke Jawa, kami terbiasa menyantap hidangan ini. Kami cukup akrab dengan hidangan ini hingga pada akhirnya mertua saya menggali resep nasi gandul dari penjualnya langsung, yang kami tidak tahu asli Pati atau bukan. Tetapi memang rasa nasi gandulnya bisa menggoyang lidah.
Sejak buka hingga hari ini, hampir setiap pembeli yang menyambangi warung kami selalu bertanya tentang nasi gandul. Rasanya di Lampung, kuliner khas Pati ini memang belum cukup tenar. Wajar saja, di Jawa juga ada saja orang yang belum mengenal kuliner ini.
Tidak ada hubungannya dengan pepaya
Selain pertanyaan, ada juga orang yang salah kaprah mengenai nama hidangan ini. Ada pembeli yang mengira nasi gandul adalah nasi dengan sayur pepaya. Kata gandul dalam oleh pelanggan tersebut dimaknai sebagai pepaya. Memang, dalam bahasa Jawa, gandul berarti pepaya. Namun, dalam nasi gandul sebenarnya tidak ada satupun unsur pepaya di dalamnya.
Atas pertanyaan dan pertanyaan tersebut, saya coba menelusuri sejarah tentang kuliner khas Pati ini dan penamaannya. Kata gandul dalam nasi gandul memang secara makna tidak terhubung dengan pepaya. Kata gandul yang dimaksud bermakna menggantung. Memang, selain bermakna pepaya, di Jawa gandul bisa berarti menggantung.
Dari hasil penelusuran, ada beberapa versi kenapa kuliner khas Pati ini dinamakan demikian, yang pasti tidak ada hubungannya dengan pepaya.
Beberapa versi soal penamaan nasi gandul
Versi pertama menjelaskan bahwa nasi gandul muncul karena pada zaman dahulu pedagangnya berjualan menggunakan kuali yang diberi pikulan, sehingga posisi kuali tersebut menggantung (gandul-gandul).
Versi kedua, berkaitan dengan cara memasak kuliner khas Pati tersebut. Sebelum di masak, daging sapi yang akan diolah digantung terlebih dahulu. Dari tergantungnya potongan daging sapi tersebut kemudian muncullah nama nasi gandul.
Versi ketiga berkaitan dengan penyajiannya. Nasi gandul pada dasarnya berisi daging sapi dan nasi putih yang kemudian diberi kuah semacam gulai. Pemberian kuah yang cukup banyak pada sajian nasi ini membuat nasinya terlihat menggantung (gandul-gandul).
Mungkin masih ada versi lain berkaitan dengan penamaan kuliner khas Pati ini, tetapi bagi saya ketiga versi tersebut yang cukup logis dan masuk akal. Dalam ilmu bahasa penamaan makanan termasuk dalam kajian semantik. Penamaan makanan bisa didasarkan pada bahan, cara memasak, sifat khas, tempat asal, penyebutan bahan, keserupaan, dan pemendekan. Ketiga versi di atas adalah penamaan makanan yang didasarkan pada sifat khas, yaitu menggantung, baik bahannya, cara penyajiannya, maupun cara memasarkannya.
Nasi gandul yang menjadi menu andalan di warung kami tidak lagi dijual dengan cara dipikul. Kami tidak juga menggantung daging yang akan kami olah. Namun, kami tetap mempertahankan kuah yang melimpah pada penyajian nasi gandul, sehingga nasinya tetap terlihat gandul-gandul (menggantung). Mudah-mudahan menu khas Pati ini tidak kehilangan jati dirinya di warung kami.
Penulis: Muharsyam Dwi Anantama
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Makanan Khas Pati selain Nasi Gandul yang Wajib Dicicipi.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.