Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Nalar Cacat Orang Pakai Masker tapi Nggak Pakai Helm

Mochammad Ricky Novarismansyah oleh Mochammad Ricky Novarismansyah
13 Agustus 2020
A A
Tipe-tipe Orang saat Menjaga Helm Kesayangannya agar Tidak Hilang di Parkiran
Share on FacebookShare on Twitter

Lahir dan besar di Indonesia, saya menganggap sebagian besar orang-orang di negeri ini sebagai orang yang malas jalan kaki. Jarak kurang dari 500 meter pun dianggap jauh dan mengendarai motor seolah jadi keharusan. Mungkin memang ingin yang praktis, tapi keinginan untuk praktis dan malas memang berbeda tipis. Namun ada satu kebiasaan yang tidak pernah hilang bagi mereka yang bepergian jarak dekat, tidak mengenakan helm. Iya, jarak dekat dan tidak akan ada polisi selalu jadi alasan orang-orang seperti ini.

Hal ini mungkin bisa dianggap wajar apabila berkendara di sekitar komplek atau gang-gang kecil yang tidak mengarah ke jalan raya. Sekalipun ada polisi, paling ya cuma polisi tidur (bikin susah ngebut). Tapi apabila mengarah ke jalan raya, sekalipun dekat, ada baiknya tetap mengenakan helm.

Padahal di jalan raya isinya orang-orang yang buru-buru ingin pulang, kesal karena pekerjaan, pengendara yang ugal-ugalan, dan berbagai jenis pengendara lainnya yang tidak dapat diduga. Jalan raya itu bisa menjadi tempat yang mengerikan karena orang-orang bisa seketika berubah tidak “ramah.” Karena itu saya tipe orang yang selalu mengenakan helm sekalipun hanya untuk ke ATM atau sekedar beli mie ayam jika mengendarai motor.

Selain mengenakan helm, di tengah kebiasaan baru era covid, penggunaan masker pun menjadi hal yang wajib. Tentu saja hal tersebut perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko penyebaran virus. Lalu yang jadi pertanyaan adalah di mana akal sehat orang-orang yang menggunakan masker tapi tidak mengenakan helm?

Tentu, iya, saya paham, virus corona itu mematikan dan berbahaya. Lah tapi kecelakaan lalu lintas emang tidak mematikan dan berbahaya pula?

Mari kita berspekulasi, apakah orang-orang ini akan terhindar dari covid jika menggunakan masker? Iya (mungkin). Apakah orang-orang ini bebas dari risiko kecelakaan lalu lintas?

NGGAK PAKE BANGET!

“Lah, guweh bawanya juga pelan-pelan kok, lagian nggak bakalan celaka juga.”

Baca Juga:

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

Eh, emangnya situ cenayang macam mama Lauren apa? Udah punya indra keenam kayak Roy Kiyoshi?

“Tapi kan kalau kita kena covid bisa aja nular ke orang lain. Kalau guweh mati ketabrak juga yang susah ya guweh aja, nggak nular ke orang lain.”

Kalau situ bisa mandi sendiri, pake kain kafan sendiri, masuk lubang kubur sendiri sih nggak apa-apa. Tapi kalau nggak itu masih nyusahin orang lain namanya Bambang.

Terkadang, saya lebih khawatir tertular virus kebodohan dari orang-orang seperti ini dibandingkan virus corona. Menurut saya, kalau memang mau keluar naik motor tanpa helm, sebaiknya tidak perlu juga menggunakan masker. Dengan begitu, kebodohannya tidak tanggung-tanggung.

Saya cukup yakin orang-orang ini adalah orang-orang yang ketika virus corona baru muncul, mereka adalah orang-orang yang juga malas menggunakan masker. Ketika diminta menggunakannya, mereka akan bilang hidup dan mati ada di tangan tuhan.

Baru sekarang saja mereka menggunakan masker karena tidak mau dipandang apatis oleh lingkungan sekitar. Soal masalah helm, karena yang berani menegur hanya polisi, jadi selama tidak ada polisi ya dirasa tidak perlu. Memang masyarakat Indonesia itu paling ampuh kalau sudah ada sanksi sosial juga sanksi denda. Kalau tidak ada sanksi, ya tidak perlu takut melakukan.

Lagipula, orang-orang yang tidak mengenakan helm ini seharusnya belajar dari Valentino Rossi. Kenapa? Lah Valentino Rossi yang udah jago dan juara dunia aja masih pake helm. Lah mereka yang SIM saja mungkin hasil tembak atau belum diperpanjang masa nggak mau pake helm. Emang sudah sejago Valentino Rossi?

Kalaupun tidak sejago Valentino Rossi, mungkin boleh saja tidak mengenakan helm kalau kepalanya sekeras Doraemon. Atau pernah belajar dari Master Limbad soal trik-trik selamat dari maut.

Saya agaknya menyarankan apabila jarak memang tidak begitu jauh ya jalan kaki saja. Hitung-hitung olahraga. Toh lagi covid juga jadi susah olahraga kan nggak banyak bergerak keluar rumah.

Lagian kalau pun naik motor emang mau ada apa sih? Apa lagi diburu waktu? Lagi disuruh ibu mertua? Santai aja kali jalan kaki. Nikmati perjalanan di tengah dunia yamg terburu-buru.

Atau mungkin saya yang kurang pengertian. Mungkin orang-orang ini sedang tidak punya uang untuk beli helm. Mungkin helmnya pernah dicuri orang lain. Ah, tapi masa sih punya motor tapi nggak bisa beli helm.

Kalaupun masih ngotot nggak mau pake helm, saya bolehkan deh. Karena terbukti kepalanya memang kepala “batu”.

BACA JUGA Rapid Test Sebagai Syarat Kembali ke Rantau: Pemerintah yang Minta, Rakyat yang Bayar.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2020 oleh

Mochammad Ricky Novarismansyah

Mochammad Ricky Novarismansyah

Pengen punya topi merah kayak Holden Caulfield

ArtikelTerkait

iQOO, Brand Anyar yang Langsung Bikin Heboh

iQOO, Brand Anyar yang Langsung Bikin Heboh

12 Desember 2022
UNESA Belum Pantas Jadi Kampus Ramah Disabilitas kalau Ruang Kelas dan Toilet Mahasiswa Masih di Lantai Dua, Nggak Pakai Lift pula

UNESA Belum Pantas Jadi Kampus Ramah Disabilitas kalau Ruang Kelas dan Toilet Mahasiswa Masih di Lantai Dua, Nggak Pakai Lift pula

14 Oktober 2023
Harvest Moon Adalah Panduan Sempurna Menyongsong New Normal Ngobrol sama Sakura Haruno, Dokter Konoha yang Sukses Memerangi Pandemi Corona

Harvest Moon Adalah Panduan Sempurna untuk Menyongsong New Normal

3 Juni 2020
bahasa daerah mata pelajaran bahasa indonesia adalah pelajaran paling sulit mojok.co

Bahasa Indonesia Adalah Mata Pelajaran Paling Sulit

23 September 2020
Kisah Nelangsa Baliho Kepak Sayap Kebhinekaan terminal mojok.co

Kisah Nelangsa Baliho Kepak Sayap Kebhinekaan

13 Agustus 2021
Rasanya 4 Tahun Pakai Fitur Silent Mode Ponsel

Silent Mode, Fitur di Ponsel yang Bantu Tenangkan Jiwa

28 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.