Orang-orang sibuk mengagumi Labuan Bajo sebagai daerah pariwisata, premium class, dan sebagainya. Mereka lupa kalau Flores punya Kabupaten Nagekeo yang juga dijuluki Surabaya kedua.
Pulau Flores merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengulas tentang Flores beserta seluruh isinya memang tak akan pernah habis. Mulai dari wacana pembangunan pariwisata premium, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan sosial, hingga isu-isu lingkungan hidup di sini tak akan selesai dalam satu bahasan. Sebagai seorang laki-laki Flores tulen yang pernah merantau ke Pulau Jawa selama 10 tahun, saya gumoh ketika ada obrolan mengenai kampung halaman saya, tapi yang dibahas hanya Labuan Bajo atau komodo. Hadeh…
Flores itu luas dan ada 8 kabupaten di sana. Salah satu kabupaten di Flores adalah Nagekeo. Nagekeo tergolong kabupaten baru di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang didirikan berdasarkan UU No. 2 Tahun 2007. Kabupaten ini adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Ngada.
Nama Nagekeo mungkin kalah dengan beberapa daerah lainnya di Flores seperti Manggarai Barat (Labuan Bajo) yang terkenal dengan komodonya, Ende yang terkenal dengan Danau Tiga Warna Kelimutu, atau bahkan Flores Timur (Larantuka) yang terkenal dengan wisata rohani Semana Santanya. Oleh karena itu, alih-alih membandingkan daerah satu dengan yang lainnya, melalui tulisan ini saya mencoba untuk memperkenalkan Nagekeo yang dipandang sebelah mata sejak didirikan.
Kabupaten Nagekeo, the Heart of Flores
Secara geografis, Kabupaten Nagekeo terletak di tengah-tengah Pulau Flores, sehingga sah-sah saja kalau banyak orang yang mengatakan bahwa Nagekeo adalah jantungnya Flores. Nah, julukan inilah yang dipakai pemerintah setempat untuk “menjual” daerah ini ke wisatawan.
Ada banyak destinasi wisata alam yang terbentang di Nagekeo. Misalnya, Pantai Ena Gara, Air Terjun Ngabatata, hingga Bukit Wodowata. Kalau mau wisata budaya, wisatawan bisa melihat para petarung etu (tinju tradisional) atau berkunjung ke Kampung Adat Tutubhada. Pengin naik gunung? Kalian bisa memasukkan Gunung Ebulodo ke dalam daftar destinasi di Nagekeo Flores.
Saya pribadi meyakini bahwa slogan Nagekeo the Heart of Flores yang disemarakkan pemda sebagai upaya untuk memantik potensi pariwisata di tempat ini. Tentu saja ini adalah langkah cerdas guna mendatangkan wisatawan dari luar daerah. Harapannya agar orang-orang tahu bahwa Flores nggak melulu Labuan Bajo, tapi ada juga Nagekeo.
Baca halaman selanjutnya: Sering dijuluki Surabaya kedua…
Surabaya kedua
Kabupaten Nagekeo dengan ibu kota Mbay sering dijuluki Surabaya kedua. Julukan ini muncul bukan tanpa alasan, melainkan dipengaruhi oleh faktor sejarah. Dulu, tentara Jepang pada masa Perang Dunia II pernah mendirikan landasan pacu untuk pesawat terbang saat itu yang bekasnya masih ada hingga kini. Topografi Nagekeo (Mbay) yang datar atau rata kerap disamakan dengan Surabaya.
Saat ini, Nagekeo sedang berusaha untuk me-rebranding kembali julukan Surabaya kedua tersebut dengan memberi nama Surabaya II pada bandara yang akan dibangun di daerah tersebut. Letak kota Mbay yang strategis berada di tengah Pulau Flores juga memungkinkan terbukanya akses yang lebih besar ke kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Denpasar, Makassar, dan kawasan timur Indonesia lainnya. Selain itu, branding Bandara Surabaya II juga menunjukkan kepada orang luar bahwa Nagekeo dan Mbay sebagai ibu kotanya akan menjadi Surabaya kedua di masa mendatang sebagai pintu masuk industri dan perdagangan.
Nah, di sinilah peran Kota Mbay sebagai akses masuk Flores. Sama seperti Surabaya yang menjadi pintu masuk di Pulau Jawa. Kalau di Flores sudah ada Surabaya kedua, untuk apa kita cari kota besar lain, kan? Hehehe.
Tingkat kemiskinan rendah
Walaupun tergolong kabupaten baru, Nagekeo mampu menekan angka kemiskinan dibandingkan daerah lain di Flores. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Nagekeo adalah yang paling rendah se-daratan Flores.
Data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa pada tahun 2023 Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Nagekeo sebesar 0,18% atau paling rendah se-daratan Flores. Data lainnya menunjukan bahwa pada tahun 2023, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nagekeo sebanyak 18.570 jiwa, dari daerah lainnya di pulau ini.
Itulah beberapa hal yang bisa saya tuliskan soal Nagekeo. Saya ingin jamaah mojokiyah tahu bahwa di Flores ada lho daerah yang namanya Nagekeo. Sekarang sudah merasa tertarik untuk berkunjung ek Nagekeo?
Penulis: Alexandros Ngala Solo Wea
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Hal yang Harus Dihindari Saat Berkunjung ke Flores.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.