Legends are back! Tepat di hari ulang tahun fandom ARMY yang jatuh pada tanggal 9 Juli, BTS mempersembahkan hadiah yang tak terkira untuk para penggemarnya. Melalui lagu “Permission to Dance”, lagu ketiga BTS yang berbahasa Inggris secara penuh, BTS kembali menghadirkan musik yang hopeful dan meaningful untuk menghibur para penggemarnya di kala pandemi ini.
Ada banyak hal yang membuat saya makin hari makin jatuh hati dengan ketujuh idola saya ini. Nggak hanya sebatas visual yang memang sedap dipandang, saya selalu dibuat terkagum-kagum oleh konsistensi BTS dalam menyajikan musik yang nggak sekadar ear-catchy, tapi juga menyimpan banyak makna. Kalau boleh saya jelaskan dengan agak frontal, BTS bukan grup yang asal nyanyi, asal joget, atau asal bikin MV. MV baru mereka, “Permission to Dance”, juga mengikuti jejak-jejak lagu BTS lain yang lebih lawas dalam memberikan musik yang berkualitas buat ARMY dan seluruh pendengar musik di dunia.
Jujur saja, saat pertama kali mendengarkan lagu dan menonton MV “Permission to Dance”, saya hanya bisa berfokus pada lirik lagunya yang sukses bikin saya berurai air mata. Memang, sih, sesekali saya ikutan mesem sewaktu para idola saya melemparkan senyum. Setelah beberapa kali menonton ulang ditambah dengan membaca kesan-kesan ARMY yang membuat MV ini jadi menjadi pembicaraan hangat di Twitter, saya menyadari bahwa rupanya ada beberapa poin penting dalam MV ini.
#1 Bahasa isyarat
Koreografi “Permission to Dance” kelihatan menyenangkan buat diikuti. Lirik lagunya memang mengajak pemirsa buat ikutan dance bareng dan melupakan kenangan-kenangan buruk di tengah situasi yang penuh kemasygulan seperti saat ini.
Di balik koreografi yang menarik dan bikin tubuh ikutan joget itu, ada beberapa bahasa isyarat yang diselipkan oleh BTS. Sejauh yang saya temukan dan baca dari beberapa sumber di Twitter, bahasa isyarat tersebut menunjukkan kata “fun,” “dance,” dan “peace.” BTS tau betul bahwa penikmat musik mereka berasal dari berbagai macam kalangan. Bukan sekali ini saja BTS menyisipkan bahasa isyarat di koreografi mereka. Pada 2019, bahasa isyarat “I love you” juga sempat ditunjukkan oleh BTS lewat lagu “Boy with Luv”.
Saya sempat merinding dan terharu sewaktu membaca salah satu cuitan ARMY di Twitter yang punya sepupu seorang tuli. Setelah diajak nonton MV “Permission to Dance”, sepupu ARMY yang bersangkutan ini menangkap bahasa isyarat yang ditampilkan oleh BTS. “Oh, mereka mengajakku untuk menari!” Siapa yang nggak ikut trenyuh, coba?
#2 Angan-angan lenyapnya pandemi
MV “Permission to Dance” diawali oleh seorang pegawai bakery yang tengah membawa sebuah pancake. Ia yang mengenakan masker berwarna putih itu melangkah, kemudian mendongak dan memandang langit dari jendela.
Sama seperti karakter pertama yang tampil, seluruh karakter yang ada dalam MV ini menggunakan masker. Dari sini, ditambah dengan teaser yang dirilis dua hari sebelumnya, bisa kita terjemahkan bahwa adegan orang-orang yang memakai masker ini merepresentasikan pandemi. Masker menjadi benda wajib pakai setiap seseorang akan bekerja, berangkat sekolah, sampai anak-anak yang pengin bersenang-senang dengan kawan sebayanya.
Di akhir MV, ketika balon ungu diterbangkan ke angkasa yang dipahami oleh BTS dan ARMY sebagai penanda berakhirnya pandemi, semua orang mulai melepaskan masker mereka. Nggak ada lagi jaga jarak. Setiap orang bebas bersalaman, bergandengan tangan, berpelukan, hingga berciuman dengan orang yang mereka sayangi. Mari kita sama-sama berharap agar hari di mana kita bebas beraktivitas bisa kembali lagi.
#3 Semua ras itu setara
Rasisme masih kerap terjadi di banyak tempat di bumi ini. Meski sudah banyak aktivis dan tokoh yang menggaungkan kampanye anti-rasisme dan hak asasi manusia, sikap kesuperioritasan dan keinginan untuk menekan ras lain yang dianggap patut untuk dibenci masih sering kita jumpai.
Lewat MV “Permission to Dance” ini, BTS memberikan edukasi bahwa semua ras pada dasarnya adalah setara, nggak ada yang lebih unggul maupun lebih rendah. Di dalam MV ini bisa kita saksikan orang-orang dengan berbagai macam ras hadir dan ikut menari bersama-sama. Di akhir MV pun ada lima orang anak dari ras yang berbeda-beda yang saling merangkul satu sama lain. Saya menangkap pemandangan epic ini sebagai simbol bahwa apa pun rasnya, kita bisa, kok, hidup saling berdampingan dan membantu.
Ingat, kan, sama pelajaran PPKn sewaktu SD yang rutin ngasih wejangan untuk nggak membeda-bedakan teman? Mau kita keturunan kulit putih, Negroid, Melanesoid, hingga Asian, kita semua seharusnya mampu saling bergandengan tangan dan berkolaborasi.
Nggak bisa dimungkiri lagi bahwa BTS memang salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia. Sebagai kelompok musik yang selalu jadi perhatian media, masyarakat dunia, bahkan politisi sekalipun, BTS selalu berupaya memberikan pengaruh baik lewat musik-musik jempolan lengkap dengan arti yang mendalam. Mereka nggak lelah ataupun bosen memproduksi lagu yang membekas di hati para pendengarnya.
Sumber Gambar: YouTube HYBE LABELS
BACA JUGA Apa Salahnya kalau ‘Butter’ BTS Diputar di Final Euro 2020? dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.