Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Muslim United: Jargon atau Arah Baru?

Haryo Setyo Wibowo oleh Haryo Setyo Wibowo
15 Oktober 2019
A A
muslim united

muslim united

Share on FacebookShare on Twitter

Persaudaraan muslim itu bagaimana? Persaudaraan di mana orang tidak memasalahkan kemasannya. Pengguna busana syar’i nggak menghina yang berpakaian minim, yang berpakaian minim juga tidak menghina yang bercadar.

Itu menurut saya… kalau mau cari dalil ya silahkan cari sendiri. Saya tidak tau letak pastinya, dan dimana harus mencarinya. Tapi saya yakin ada. Kata kuncinya: menghina!

Mungkinkah mewujudkan persaudaraan seperti itu? Mungkin, tapi hampir mustahil kalau yang kita kejar pemahaman secara umum. Kalau antar pribadi banyak sekali yang sudah memraktekkannya. Malangnya, yang soft sering dilabeli liberal. Sementara yang memraktekkan kebebasan dilabeli belum dapat hidayah.

Ada lagi?

Wolha banyak sekali. Di dunia ini ada yang masih terkatung-katung dengan utang, dan di sisi lain ada yang menggemakan gerakan anti riba. Ada yang pro bank syariah, ada yang menertawakan karena menganggap syariah hanya kedok. Di simpul-simpul perbedaan pemahaman itu persaudaraan kerap sulit terwujud.

Nah, kumpul-kumpul seperti muslim united tempo hari ada di sisi mana? Kalau mempunyai keinginan untuk menciptakan harmoni di antara pemeluk islam khususnya, dan bangsa endonesia umumnya tentu banyak orang akan bersepakat. Harus dihargai kalau itikatnya memang untuk itu.

Ini belum membicarakan sistem dalam berbangsa dan bernegara, dari mulai sistem ekonomi hingga pemerintahan. Banyak hal yang belum tentu disepakati. Apa bisa yang menganut khilafah setuju dengan demokrasi. Kalau tidak dalam hal apa mereka mengaku bisa bersatu?

Padahal akan menarik kalau mereka yang berkumpul mulai belajar melembagakan ide-idenya. Misal bicara ide ekonomi tanpa riba. Badan seperti apa yang akan menggantikan sistem pembayaran? Bagaimana kalau ingin melakukan. perdagangan internasional? Bagaimana mengintegrasikan ke sistem? Apa mau mengisolasi diri?

Baca Juga:

Mbak-Mbak Pendukung Khilafah Bilang Umat Islam 96 Tahun Tertindas: Ah, Masyaaa?

Islam Ramah Itu Kayak Gimana Sih?

Kalau misal idenya diremehkan orang lain, bangun sistem di unit-unit dalam masyarakat dulu. Misal bicara jaminan kesehatan, bagaimana kalau ada keluarga sakit tanpa asuransi? 1, 2, 10 orang mungkin satu jejaring dalam satu kelompok bisa bahu membahu. Tapi bagaimana kalau dalam satu periode waktu terjadi bencana? Pun kalau penyakitnya jenis yang berbiaya mahal dan menggerogoti kekayaan anggotanya?

Ini tentu saja tantangan yang harus dihadapi kalau mau adu kuat dan adu sistem. Sementara menurut saya, sistem yang ada sebenarnya sudah ketahuan manfaatnya dan tidak bisa diklaim dari agama mana. Itu lahir dari beragam pemikiran. Konyol kalau kita persempit pemaknaannya.

Semua peradaban pada dasarnya saling memberikan pengaruh, seperti kalau kita membicarakan ekonomi syariah. Jangan dikira pengaksesnya hanya umat islam saja. Individu dan lembaga non muslim berhak mengakses produk-produknya.

Prinsip bisnisnya saja yang berbeda. Tapi fungsinya tetap sama, lembaga intermediasi. Boleh ngutang juga, boleh nyimpan juga. Apakah sudah pasti terbebas dari riba? Ya repot kalau pertanyaannya begitu. Keringat kita yang keluar saja kita tidak tau, berapa tetes karena bekerja, berapa tetes karena hal kurang manfaat.

BACA JUGA Memahami Kenapa Orang Bisa Berbeda Kepribadiannya Padahal Belajar Agama yang Sama atau tulisan Haryo Setyo Wibowo lainnya. Follow Facebook Haryo Setyo Wibowo.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2021 oleh

Tags: muslim unitedpersaudaraan muslimumat islam
Haryo Setyo Wibowo

Haryo Setyo Wibowo

ArtikelTerkait

pendukung khilafah

Mbak-Mbak Pendukung Khilafah Bilang Umat Islam 96 Tahun Tertindas: Ah, Masyaaa?

5 Maret 2020
Tempat Duduk Saat Tahlilan Bisa Digunakan untuk Memetakan Status Sosial Seseorang terminal mojok.co

Islam Ramah Itu Kayak Gimana Sih?

30 November 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.