Mungkin, Manchester United Baru Kembali Berjaya setelah 30 Tahun seperti Liverpool, atau Mungkin Tetap Jadi Medioker Hingga Kiamat

Mungkin, Manchester United Baru Kembali Berjaya setelah 30 Tahun seperti Liverpool, atau Mungkin Tetap Jadi Medioker Hingga Kiamat

Mungkin, Manchester United Baru Kembali Berjaya setelah 30 Tahun seperti Liverpool, atau Mungkin Tetap Jadi Medioker Hingga Kiamat (Pixabay.com)

Bisa dibilang, masa kejayaan Manchester United berakhir seiring dengan pensiunnya Sir Alex Ferguson di akhir musim 2012/2013. Setelah itu, hanyalah mimpi buruk yang menggelayut lembut di kepala para fansnya.

Kurang lebih satu dekade, Manchester United belum pernah juara Liga Inggris sama sekali. Jangankan tampil prima di pentas sepak bola Eropa, MU justru dibantai tim-tim yang harusnya tak bisa bikin mereka lecet. Nggak usah bawa-bawa tragedi 7-0, mereka barusan dibantai Bournemouth di kandang. DI KANDANG.

Tidak mudah melanjutkan apa yang sudah dibangun Fergie selama hampir 27 tahun. Tapi, kejauhan rasanya bicara “melanjutkan Fergie”. Mereka bahkan tidak berfungsi layaknya klub sepak bola yang normal.

Omongan YouTuber jangan dijadikan dogma

Sebelum tiba di Old Trafford, banyak YouTuber dalam dan luar negeri yang sesumbar bahwa Ten Hag akan berhasil mengembalikan kejayaan Setan Merah. Saya nggak masang ekspektasi yang kelewat tinggi. Lihat berapa pelatih yang hancur lebur memegang MU. Ten Hag bisa saja berakhir sama mengenaskannya.

Saya melihat banyak perubahan radikal yang dilakukan pelatih berkepala botak tersebut. Mulai dari mencadangkan Harry Magurie, merekrut Casemiro, hingga berani menendang mega bintang Cristiano Ronaldo dari Old Trafford. Hasilnya? Ten Hag berhasil memberikan gelar juara kecil-kecilan bagi Manchester United, yakni Carabao Cup. Semakin banyak YouTuber atau media sepak bola besar yang memuji-muji Ten Hag.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, bulan madu Erik ten Hag dan Manchester United pun berakhir. Sama seperti jajaran seluruh pelatih yang melatih Manchester United pasca Sir Alex Ferguson pensiun. Mason Mount hingga Rasmus Højlund, belum mampu bersinar di bawah komando Erik ten Hag.

Hal yang paling membuat saya tercengang tentu saja performa André Onana yang mohon maaf, sangat buruk. Onana direkrut Ten Hag untuk menggantikan David de Gea yang dianggap nggak bisa build up serangan dari belakang. Tahu gitu mending de Gea tetap di Old Trafford!

Tak ada yang abadi di dunia ini

Skeptisnya saya saya terhadap Erik Ten Hag ternyata benar juga kan? Hingga tulisan ini saya tulis, Ten Hag, sama seperti seluruh pelatih yang melatih Manchester United setelah pensiunnya Sir Alex Ferguson belum ada yang berhasil sama sekali. Alih-alih marah, saya malah berpikir, “Di dunia ini nggak ada yang abadi. Di dunia ini nggak ada tim sepak bola yang selalu menang dan juara melulu.

Banyak klub sepak bola yang pernah berjaya di masa lalu, kini hanya tinggal sejarah. Di Italia ada Parma. Klub ini sempat diperkuat Buffon, Fabio Cannavaro, Crespo, dan Lilian Thuram pada musim 1998–1999. Berhasil finish di peringkat 4 Serie A, juara Coppa Italia, dan juara Piala UEFA. Namun sejak 2004, Parma belum pernah kembali ke kompetisi Eropa. Malah pada musim 2007–2008 Parma harus terdegradasi ke Serie B.

Di Inggris tentu saja ada Nottingham Forest yang legendaris. Mereka berhasil back to back memenangkan Piala Champions Eropa (1978–1979, 1979–1980) dan satu kali juara Piala Super UEFA (1979), namun hingga tulisan ini saya tulis, Nottingham Forest seolah hidup segan, mati tak mau karena jarang sekali penggemar sepak bola di luar Inggris yang mengetahui keberadaan klub ini.

Manchester United mungkin akan jadi medioker selamanya, who knows?

Demikian juga Manchester United. Sebelum memperoleh gelar juara Liga Inggris pada 1992 di bawah kendali Ferguson, terakhir kali United mengangkat trofi tersebut adalah tahun 1966. Liverpool juga sama. Sebelum mengangkat trofi Liga Inggris pada 2019–2020, terakhir kali United mengangkat trofi tersebut adalah pada musim 1989–1990.

Saya akui, saat ini adalah era kejayaan Manchester City baik di level Liga Inggris maupun level Eropa. Semua memang ada masanya. Mungkin, episode di mana Manchester United kembali mengangkat trofi Liga Inggris tidak akan tercapai di bawah asuhan Erik Ten Hag.

Tak ada yang tahu pastinya kapan United kembali mengangkat trofi Liga Inggris atau bahkan gelar Liga Liga Champions. Mungkin, fans Manchester United harus menunggu 30 tahun lamanya seperti fans Liverpool yang bisa menikmati nikmatnya juara setelah penantian 30 tahun? Atau mungkin, hingga saya hembusan nafas saya yang terakhir, klub ini belum juga kembali ke masa kejayaannya? Tak ada yang tahu.

Tapi yang jelas, sekarang kita nikmati dulu kejayaan Manchester United dalam bidang komedi.

Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Manchester United Akan Tetap Berdiri Tegak meski Sepak Bola Sudah Punah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version