Semua orang membicarakan eSAF, eSAF, dan eSAF. Seakan-akan, Honda hanya tentang rangka patah dan produk buruk. Seakan, tidak ada ruang untuk pengguna produk Honda yang lain, yang ternyata bisa saja mencintai produknya.
Ya, saya adalah salah satu pengguna produk Honda yang kebetulan cinta betul terhadap produknya. Saya adalah pengguna motor Honda MegaPro, motor keluaran 2012 yang sudah menemani saya dalam melawan dunia yang kejamnya nggak kira-kira ini.
Motor ini sudah saya gunakan saat kuliah 2016 silam sampai sekarang, yaaa meski bukan baru tapi lungsuran dari Bapak. Kalau dihitung dari awal beli, sekitar 2013-an. Bisa dibilang saya sudah cukup nyaman dengan motor ini.
Modelnya yang mengusung street fighter dengan monoshock (waktu itu monoshock masih jarang) membuat motor Honda satu ini terlihat cukup gagah. Selain gagah, dengan mesin 150 cc menjadikan motor ini memiliki tenaga yang cukup mumpuni. Saya yang memiliki berat badan cukup melewati batas tetap merasa nyaman mengendarai motor ini tanpa merasa ngeden saat menanjak. Ditambah, jika dibandingkan dengan motor laki lainnya, MegaPro ini bisa tepuk dada.
Nggak percaya?
Motor Honda MegaPro iritnya kebangetan!
Nih buktinya. Juni kemarin, saya solo riding dari Tegal ke Malang. Saya hanya mengeluarkan biaya 350 ribu untuk pertalite. Sekali jalan? Oh, tidak, untuk pulang-pergi. Ya, kalian nggak salah baca, untuk pulang-pergi! Jaraknya 569 kilometer loh sekali jalan!
Memang irit luar biasa motor Honda MegaPro ini. Dengan tenaga yang mumpuni dan bahan bakar yang relatif irit, motor ini well recommended sekali.
Tentu saja saya nggak sendiri perkara hal ini. Silakan saja liat di jalan sekitar, kurir paket, pengantar bahan kain, penjual keliling sampai kang ngarit biasa ditemui menggunakan motor ini karena keunggulan yang dimiliki.
Motor ini juga bandel di medan sulit. Saat melintasi jalan berbukit, tanjakan terjal, jalan tanah mudah saja. Saat saya bawa motor ini ke daerah Tlogo Dringo di kaki Gunung Lawu, kawasan Goa di Purworejo, daerah kaki Gunung Andong, Blambangan kaki Gunung Slamet, Dieng, ataupun Batu Malang. Motor ini lancar jaya saja tanpa ada rewel mogok, rem blong, mesin panas dan lain-lain.
Segala medan kuat, plus irit, seng ada lawan!
Kekurangan yang ada pada motor ini
Kurang pantas kalau hanya membicarakan kelebihan tanpa kekurangan suatu apa pun. Kekurangan motor ini menurut pengalaman pribadi saya sebagai pengguna adalah pertama tangki yang bocor. Ya motor Honda MegaPro terkenal memiliki penyakit ini. Saya sendiri sudah dua kali menambal, dan saat tambalan kedua dari bapak bengkel yang kreatif dan solutif menggunakan resin pada keseluruhan tangki. Jadi sampai sekarang alhamdulillah tidak bocor lagi, nggak harus beli tangki baru.
Yang kedua adalah rantai yang mudah kendor. Nggak tau yang lain, tapi motor ini sering sekali mengalami kendor pada rantai. Yah harus sering dicek sesekali, dan wajib dicek saat akan bepergian jauh.
Ketiga, bagian kepala motor yang berisi speedometer, lampu, dll itu mudah aus tempat bautnya. Jadi kadang sering terdengar bunyi saat melintasi polisi tidur, seperti rempeyek. Dan terakhir harga jual. Entah motor ini jumlahnya sedikit tapi juga jarang yang cari, membuat harga jualnya cukup miring.
Kabar tentang eSAF ini bikin orang-orang menganggap produk Honda itu nggak ada yang bagus. Saya sih, nggak peduli-peduli amat. Bahkan jika ada yang bilang MegaPro produk gagal sekalipun, peduli setan. Bagi saya, motor Honda MegaPro sudah bikin hati saya tertaut begitu kuat. Pindah ke lain hati tak jadi opsi.
Sebab, yang namanya cinta, memang kadang menabrak batas logika.
Penulis: Mohammad Arkham Zulqirom Putra
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Honda Mega Pro, Motor yang yang Identik dengan Bapack-bapack