Sudah 10 tahun saya tinggal di Mojolaban Sukoharjo. Baru pertama kali mendengar nama kecamatan ini? Wajar kok, Mojolaban yang terletak pinggiran Kabupaten Sukoharjo memang kurang mendapat sorotan. Jangankan sorotan dari masyarakat, perhatian dari pemerintah saja begitu jarang.
Selama kurang lebih satu dasawarsa menetap di daerah ini, saya merasa tidak ada perubahan berarti. Infrastruktur jalan misalnya. Sejak pertama kali datang hingga saat ini, saya sangat malas kalau harus berkendara menuju sekitar kawasan kantor Kecamatan Mojolaban. Jarak rumah ke kantor kecamatan sebenarnya tidak begitu jauh, tapi kondisi jalannya sangat buruk, sempit dan berlubang. Kalau turun hujan, terdapat genangan air di sana-sini.
Intinya, kecamatan di Sukoharjo ini nggak diurus. Jadi untuk kalian yang berencana tinggal di Mojolaban, lebih baik pikir-pikir ulang deh. Jangan terlalu banyak berharap pada kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar (di sisi timur) dan Kota Surakarta bagian barat ( di sisi utara) ini.
Cuma ada pembangunan perumahan baru
Satu-satunya perubahan signifikan yang terlihat selama 10 tahun terakhir adalah semakin banyak kompleks perumahan baru. Jumlahnya benar-benar meningkat pesat dibandingkan ketika awal saya tinggal. Namun, pembangunan semacam ini hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang saja. Mereka yang punya duit yang bisa membeli unit di perumahan itu. Itu pun belum tentu warga Mojolaban Sukoharjo yang menikmatinya.
Saya berharap Mojolaban dan daerah pinggiran Sukoharjo lainnya lebih mendapat perhatian dari pemerintah. Kami juga ingin punya fasilitas yang memadai sehingga tidak melulu bergantung pada kabupaten tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Saya rasa ini bukan harapan yang berlebihan, tapi entah mengapa sangat sulit diwujudkan. Seolah-olah para pejabat daerah Sukoharjo tidak ingin melihat daerah berkembang lebih cepat dan maju.
Baca halaman selanjutnya: Warga Mojolaban Sukoharjo terkadang …
Warga Mojolaban Sukoharjo terkadang merasa bukan bagian dari Sukoharjo
Saya sering merasa Mojolaban ini bukan bagian dari Sukoharjo. Bagaimana tidak, warga di sini lebih sering mengunjungi kabupaten tetangga karena jaraknya yang lebih dekat dan lebih mudah diakses. Saya misalnya, lebih sering ke Karanganyar, Kota Surakarta, atau Kota Solo. Jalanan di tiga daerah itu lebih bagus daripada jalanan di Sukoharjo. Selain itu, fasilitas-fasilitas di tiga daerah itu relatif lebih lengkap.
Asal tahu saja, Kabupaten Sukoharjo itu cukup luas, mencapai 489,10 kilometer persegi. Daerahnya mungkin tidak seluas Kabupaten Cilacap, tapi Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten terluas se-Jawa Tengah. Itu mengapa agak repot kalau warga pinggiran Sukoharjo harus mengunjungi pusat kota di kabupatennya sendiri.
Selain itu, perasaan bukan bagian dari Sukoharjo ini mungkin tumbuh karena saya terlalu sering mengaku dari daerah lain yang lebih terkenal. Bukannya malu atau apa ya, saya hanya malas menjelaskan kecamatan yang kurang populer ini kepada orang lain. Ketika saya mengaku orang asli Mojolaban Sukoharjo, banyak orang terheran-heran dan memastikan saya bukan dari Karanganyar. Mengingat tempat tinggal saya memang lebih dekat ke pusat kota Karanganyar daripada pusat kota Sukoharjo.
Terkadang saya bertanya-tanya, apakah warga perbatasan daerah lain merasakan hal yang sama seperti saya? Saya yang tinggal di pinggiran Sukoharjo saja merasa dianaktirikan oleh pemerintah kabupaten, bagaimana dengan mereka yang tinggal di perbatasan negara ya? Apakah mereka juga merasa dinomorduakan oleh pemerintah pusat?
Penulis: Santhos Wachjoe P
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Alasan Saya Kecewa dengan Stasiun Palur Karanganyar
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.