Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mojokerto Belum Pantas Punya Pelican Crossing, Pengendaranya Udik Plus Nalarnya Remuk!

Achmad Fauzan Syaikhoni oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
27 September 2024
A A
Mojokerto Belum Pantas Punya Pelican Crossing, Pengendaranya Udik Plus Nalarnya Remuk!

Mojokerto Belum Pantas Punya Pelican Crossing, Pengendaranya Udik Plus Nalarnya Remuk! (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Menjelang masa nataru kemarin, saya sempat senang mendengar rencana kebijakan Pemkab Mojokerto terkait pengendalian lalu lintas. Akhirnya, traffic light akan diperbanyak di beberapa daerah rawan kecelakaan. Selain itu, pelican crossing pun akan dipasang di sebagian area sekolah, terutama yang belum memiliki zona selamat sekolah (ZoSS).

Sebagai warga asli, tentu awalnya saya punya ekspektasi tinggi. Membayangkan lalu lintas di Kabupaten Mojokerto mulai terawat seperti kota-kota besar. Juga berharap anak-anak bisa pergi sekolah dengan tenang; tidak perlu lagi terburu-buru berangkat terlalu pagi hanya demi menghindari potensi kecelakaan.

Nahasnya, setelah pelican crossing sudah beroperasi mulai awal 2024, ekspektasi saya tersebut hanya ada di atas kertas. Realitasnya, alat bantu penyeberangan itu sampai sekarang tidak ada harganya di kabupaten ini. Lalu lintasnya masih nggak karu-karuan, masih mengancam nyawa orang-orang yang menyeberang.

Justru satpam sekolah yang lebih diperhatikan

Penyebab utamanya tidak usah ditanya, sudah barang tentu pengendara yang nalarnya remuk. Mulai dari pengendara motor, mobil, hingga truk, semuanya remuk. Soal apakah mereka sengaja menghiraukan, atau belum paham tentang pelican crossing, saya nggak tahu. Yang jelas, belakangan saya selalu menyaksikan pelanggaran lalu lintas di beberapa kawasan sekolah.

Ada empat spot pelican crossing yang sempat saya lewati. Yaitu di SD Negeri Jetis 2, SDN Mojodadi, MA Al-Musthofa, dan MAN 1 Mojokerto. Selama lewat sana, nggak pernah sekalipun saya lihat pengendara tertib berhenti setelah anak-anak sekolah memencet tombol pelican crossing. Malah, saya yang was-was karena berhenti sendirian, sementara pengendara di belakang terus tancap gas.

Untungnya, sebagian sekolah punya satpam, seperti MA AL-Musthofa dan MAN 1 Mojokerto. Pengendara brengsek itu baru mau berhenti kalau disetop sama satpam. Tapi itu cuma di sebagian sekolah, yang lainnya saya nggak tahu gimana nasibnya. Yang pasti dari sini jelas, bahwa kebanyakan pengendara di Mojokerto lebih memperhatikan satpam sekolah ketimbang pelican crossing.

Mojokerto belum pantas untuk punya pelican crossing

Saya pikir, Kabupaten Mojokerto memang masih belum pantas untuk punya pelican crossing. Soalnya ya masih banyak pengendara yang nalarnya remuk. Ibarat ujian sekolah, pengendara di kabupaten ini anak SMA yang masih remidi. Masih harus menyelesaikan soal-soal pelajaran umum, sebelum akhirnya belajar pengetahuan spesifik di perkuliahan.

Sebagai contoh, soal berhenti di lampu merah. Sampai sekarang, mana pernah persimpangan macam Perempatan Kemlagi atau Perempatan Sooko lalu lintasnya tertib. Setiap hari pasti berbagai jenis pengendara selalu berperilaku ndlogok tanpa malu. Sudah tahu jalannya sempit, padat pengendara, lampu masih merah, tapi tetap saja nekat menyerobot.

Baca Juga:

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Atau kalau mau contoh yang lebih dewasa, coba lihat jalanan kampung seperti di Desa Parengan atau Sidorejo. Di sana banyak sekali speed bump (buatan warga sendiri) yang nggak punya harga diri. Sudah ada peringatan pelan-pelan, banyak anak kecil, tapi tetap saja pengendara kebut-kebutan. Dan nggak heran, karena nalarnya memang masih remuk.

Maka buat saya, kalau sarana pengendali lalu lintas yang jelas-jelas memaksa pengendara tertib saja masih dilanggar, bagaimana mungkin mereka bisa patuh begitu saja pada pelican crossing. Lampu lalu lintas itu jelas butuh kesadaran mandiri pengendara, nggak perlu dipaksa untuk bisa tertib.

Butuh pengawasan dan pendampingan

Kalaupun Pemkab Mojokerto beneran mau memaksimalkan pelican crossing, saran saya, sementara ini perlu ada pak polisi yang mengawasi dan mendampingi penyeberang. Sebab, kebanyakan pengendara di sini nggak peduli sama rakyat-rakyat kecil yang menyeberang. Mereka baru mau menghargai, bahkan hormat ketika di situ ada orang yang berseragam aparat.

Lagi pula, sejak lampu lalu lintas itu dipasang, setahu saya belum ada upaya mensosialisasikan mekanisme pelican crossing kepada para penyeberang dan pengendara. Dengan begitu langkah ini sekaligus bisa menjadi upaya mengedukasi soal pelican crossing. Siapa tahu pengendara yang nalarnya remuk itu memang belum paham soal aturan lampu lalu lintas ini.

Tilang manual bisa jadi solusi terakhir untuk Mojokerto

Kemudian, jika setelah pengawasan dan pendampingan masih ada pengendara yang melanggar, maka tidak bisa tidak, solusi terakhir adalah menilangnya manual. Kenapa kok manual? Karena pengendara yang melintas itu biar tahu secara langsung, bahwa pelican crossing memang sarana penting untuk menjaga hak pejalan kaki. Toh, ini juga diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2009 pasal 131 ayat (2).

Kalau memang Pemkab Mojokerto mau mengayomi warganya, saya pikir, langkah-langkah tersebut tidak begitu berat. Atau kalau memang dirasa kurang tepat, ya sebagai warga asli, saya berharap semoga pelican crossing di kabupaten ini benar-benar berfungsi. Benar-benar bisa menjadi representasi dari kepedulian pemkab, tidak hanya sekadar ornamen-ornamen jalan.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pelican Crossing di Malang: Antara Ada dan Tiada

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2024 oleh

Tags: Mojokertopelican crossingpengendara ugal-ugalan
Achmad Fauzan Syaikhoni

Achmad Fauzan Syaikhoni

Pemuda setengah matang asal Mojokerto, yang selalu ekstase ingin menulis ketika insomnia. Pemerhati isu kemahasiswaan, lokalitas, dan hal-hal yang berbau cacat logika.

ArtikelTerkait

Kesalahpahaman tentang Mojokerto yang Perlu Saya Luruskan Mojok.co

Kesalahpahaman tentang Mojokerto yang Perlu Saya Luruskan

22 Desember 2024
Jalan Kuwung: Jalan Paling Kalcer di Mojokerto, Pusatnya Anak Muda Gaul Mojok.co

Jalan Kuwung: Jalan Paling Kalcer di Mojokerto, Pusatnya Anak Muda Gaul

23 Juni 2025
Alun-Alun Mojokerto, Potret Tempat Publik yang Terabaikan

Alun-Alun Mojokerto, Potret Tempat Publik yang Terabaikan

29 Agustus 2024
Pengalaman Mengecewakan Berkunjung ke Pacet Mojokerto: Ketemu Pedagang yang Mematok Harga Nggak Wajar sampai Dikejar Calo Vila

Pengalaman Mengecewakan Berkunjung ke Pacet Mojokerto: Ketemu Pedagang yang Mematok Harga Nggak Wajar sampai Dikejar Calo Vila

25 Juli 2024
Eksploitasi Tempat Viral Kayak Ranu Manduro Itu Buat Apa, sih?

Eksploitasi Tempat Viral Kayak Ranu Manduro Itu Buat Apa, sih?

5 Maret 2020
Kasta Tertinggi Onde-Onde Mojokerto yang Pantas Dijadikan Oleh-oleh Mojok.co

Kasta Tertinggi Onde-Onde Mojokerto yang Pantas Dijadikan Oleh-oleh

8 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.