Setelah menghabiskan beberapa jam menonton video Mobile Legends, saya menarik sebuah kesimpulan, yang bisa dikatakan, agak maksa. Ling, salah satu hero di game ini, memang imba, nggak ada obat ketika “sudah jadi”.
Luwes, tetapi mematikan. Sebuah pemandangan yang kebetulan berkorelasi dengan keinginan melihat lagi lini depan Arsenal yang juga mematikan. Luwes, mematikan, dan bisa dikatakan seimbang di fase-fase menyerang. Lini depan Arsenal pernah punya kemampuan seperti itu, pada semua masa di mana kemenangan sudah ditentukan bahkan sebelum pertandingan dimulai.
Ling dari Mobile Legends punya kemampuan menyerang yang sakit banget. Kemampuannya meng-cover area yang bisa dikatakan luas didukung oleh kemampuan memanjat tembok menggunakan skill lightness point. Menggunakan basic attack, dia yang berada di atas tembok dapat turun dan menyerang musuh dengan cepat. Membuatnya sangat sulit dihadapi.
Sebuah mobilitas yang penting di Mobile Legends. Sama persis dengan sebuah tim sepak bola yang sedang merancang kembali lini depannya. Dibutuhkan komposisi pemain yang luwes, bisa bermain di banyak posisi “menabrak tembok pakem”, sekaligus mematikan ketika situasi yang mendukung hadir.
Yang saya maksud “menabrak tembok pakem” adalah kemampuan bermain di banyak posisi, di sepertiga akhir lapangan. Sepak bola modern menuntut seorang striker tengah (#9) untuk bisa membuka ruang ke sisi lapangan, turun ke bawah untuk merusak struktur lawan (false 9), dan tentu saja memaksimalkan peluang sekecil mungkin (poacher).
Striker yang bermain melebar (LW) harus bisa membaca pergerakan rekannya yang melebar untuk melakukan cut inside dan mengisi kotak penalti. Dia juga harus mengkreasikan sebuah momentum dari sisi lapangan seperti wide playmaker. Seperti Aubameyang dan Pepe dari sisi lapangan. Ling dari Mobile Legends jadi wujud sempurna yang bisa menjadi angan-angan.
Kemampuan Ling untuk “memanjat tembok” adalah sebuah mekanisme yang enak sekali digunakan untuk merusak gaya bertarung lawan. Membuat struktur bertahan harus dihitung dan disusun ulang. Apalagi ketika hero lawan dengan basic attack sudah melemah di akhir-akhir pertandingan.
Selama tidak terkunci oleh crowd control (CC), Ling bisa dengan bebas masuk ke ruang-ruang berbahaya. Sangat sulit dikontrol, membuat Ling menjadi salah satu assassin berbahaya di Mobile Legends.
Adalah Dennis Bergkamp dan Thierry Henry, disokong Pires dan Ljungberg. Empat pemain di lini depan Arsenal dengan kemampuan mobilitas yang baik. Kepandaian bertukar posisi membuat lawan tidak mudah untuk menggunakan crowd control. Komposisi dengan kemampuan yang sama tengah disusun Mikel Arteta.
Memboyong Willian adalah salah satu indikasinya. Lini depan Arsenal memang membutuhkan “pemain keempat” untuk lini depan. Pemain matang dan bisa bermain di banyak posisi. Tentu saja pendapat ini menggunakan asumsi Lacazette tidak jadi hengkang. Arsenal bakal punya keluwesan dan kemampuan mematikan di lini depan.
Ling, di Mobile Legends, punya defiant sword dengan damage serangan kritikal yang sangat besar. Serangan kritikal Ling dengan defiant sword sekitar 70 damage (+ 100% total physical damage). Serangan tersebut dikategorikan sebagai basic attack dan memiliki 25 persen kemungkinan untuk menghasilkan serangan kritikal.
Ketika Ling berada di atas tembok, skill defiant sword membantunya melompat dan menyerang musuh di sebuah area. Serangan tersebut akan menghasilkan 70 damage (+100% total physical damage). Jika menjadi serangan kritikal, musuh akan merasakan efek slow sebesar 30 persen selama satu detik. GG.
Musim depan, proses adaptasi Pepe diharapkan sudah selesai. Pepe di kiri dan Willian di sebelah kanan akan menyeimbangkan dua sisi serangan Arsenal. Jika Willian bermain sebagai #10, Pepe di kanan dan Aubameyang di kiri, sementara Lacazette di depan, variasi serangan sudah pasti bertambah. Variasi yang cukup minim musim lalu, bisa menghadirkan damage yang besar untuk musim depan.
Apakah Mikel Arteta bermain Mobile Legends dan tahu hero Ling? Kayaknya, sih, nggak mungkin. Karena di balik kekuatan yang besar, pasti tersimpan kelemahan yang juga “kritikal”. Seperti kebanyakan assassin di Mobile Legends lainnya, Ling lemah di awal game, cuma pelengkap di pertengahan, dan baru imba di akhir.
Manajemen dari cara bertahan memang sudah semakin baik untuk musim lalu. Untuk musim depan, aspek bertahan Arsenal tentu masih harus diperbaiki. Bukan hanya soal membeli bek saja, tetapi memoles kembali cara bertahan. Terlebih lagi, membantu pemain mencapai level konsisten yang ideal.
Supaya apa? Tentu supaya Arsenal bisa mengeluarkan skill ultimate di setiap laga. Ling punya tempest of blades. Selama serangan ultimate tersebut, Ling mendapatkan efek imun. Serangan tersebut menghasilkan 250 Damage (+200 persen total physical damage). Musuh yang berada di pusat area serangan akan terpental selama satu detik.
Akan ada 4 pedang yang tertancap ketika skill ini keluar. Untuk setiap pedang tersebut, skill defiant sword akan otomatis di-reset. Ling mendapat 5 poin lightness point. Tempest of blades adalah serangan yang mematikan. Musuh yang terkena skill akan sangat sulit kabur.
Empat pedang tempest of blades adalah Aubameyang, Pepe, Lacazette, dan Willian. Apakah Arteta bisa menemukan cara paling ideal untuk mengkombinasikan keempatnya sehingga menjadi serangan ultimate Mobile Legends?
BACA JUGA Arsenal Masih Membutuhkan Coutinho Meski Willian Resmi Bergabung dan tulisan Yamadipati Seno lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.