Beberapa waktu yang lalu, saya membaca tulisan Mas Firdaus Deni Febriansyah soal mobil travel. Dalam tulisannya, Mas Firdaus menjelaskan ada banyak keuntungan yang hanya bisa kita dapatkan saat menaiki mobil travel. Itu sebabnya blio memberikan bintang lima pada moda transportasi tersebut.
Namun sebagai orang yang pernah beberapa kali dikecewakan oleh jasa mobil travel, saya menganggap apa yang diasumsikan oleh Mas Firdaus ini terlalu berlebihan. Menurut saya, sebenarnya menggunakan jasa mobil travel ini untung-untungan. Artinya, kalau beruntung, kita akan mendapat pelayanan yang benar-benar memuaskan. Tapi kalau apes, ya sepanjang perjalanan kita akan bergelut dengan ketidak nyamanan.
Untuk itu lewat tulisan ini saya akan memaparkan antitesis dari tulisan Mas Firdaus sebagai bahan evaluasi jasa mobil travel. Tentunya berdasarkan pengalaman pribadi sebagai penumpang travel.
Daftar Isi
Nggak pernah tepat waktu
Meski pada umumnya sistem dari jasa travel ini door to door (menjemput ke rumah dan diantar sampai ke tempat tujuan), sepanjang saya memakai jasa mereka, nggak pernah sekalipun saya dijemput tepat waktu. Saya dulu pernah menjadwalkan pesanan pada pukul 07.00 WIB dan telah disetujui oleh admin jasa travel tersebut. Ternyata, saya baru dijemput sekitar pukul 10.00 WIB. Hal-hal seperti ini kan yang kadang membuat jengkel.
Akan tetapi saya juga menyadari, selalu ada oposisi dalam sebuah harmoni. Konsekuensi dari sistem door to door memang begitu. Driver harus menjemput atau mengantarkan penumpang satu persatu sampai di tempat tujuan. Akhirnya hal ini berdampak pada molornya penjemputan penumpang selanjutnya.
Nggak semua driver mobil travel itu ramah
Jujur-jujuran saja, seperti yang saya katakan di awal tadi, memakai jasa mobil travel itu untung-untungan. Dulu, saya pernah mendapatkan driver yang kurang enak diajak bercanda dan gampang banget emosi.
Jadi ceritanya waktu itu mobil yang saya naiki ingin berhenti di pom bensin. Kebetulan antrean di pom tersebut mengular hingga ada satu mobil menutupi bahu jalan. Tiba-tiba driver mobil yang saya tumpangi berteriak, “Goblok!” dengan kerasnya.
Sebagai penumpang, tentu saya kaget. Kalaupun mobil di depan kami salah, nggak seharusnya driver bersikap seperti itu. Kan sudah ada klakson, toh antrean di SPBU juga panjang, wajarlah kalau sampai menutupi bahu jalan. Gara-gara si driver, suasana dalam mobil travel yang saya tumpangi jadi kikuk. Sebagai penumpang saya merasa kurang nyamun.
Tapi secara objektif, saya mengakui jika driver mobil travel kebanyakan memang ramah. Apalagi dulu saya pernah mendapatkan driver yang agamis. Blio selalu mengingatkan penumpang untuk salat meski dalam perjalanan, berdoa ketika hendak berangkat, bahkan sampai menraktir makan. Kalau ketemu driver yang seperti ini sih saya juga setuju kalau dikasih bintang lima. Pelayanannya sangat memuaskan, beda dengan yang sebelumnya.
Terkadang dioper-oper
Yang membuat saya kadang merasa nggak nyaman saat menggunakan jasa mobil travel untuk perjalanan antarprovinsi adalah dioper-oper. Dulu, saya pernah melakukan perjalanan dari Demak menuju Kediri. Dari pertama kali dijemput, saya diarahkan ke garasi mobil perusahaan travel tersebut dahulu. Di sana ada pergantian driver dan mobil. Setelah itu, mobil tancap gas, tapi baru setengah jalan saya sudah dioper lagi.
Setidaknya dalam satu perjalanan menuju Jawa Timur, saya sudah berganti mobil hingga tiga kali! Kalau grade mobilnya sama saja sebenarnya sih nggak masalah. Yang jadi masalah itu jika grade mobilnya malah menurun. Alih-alih memimpikan perjalanan dengan nyaman, yang ada saya malah ribet.
Pengalaman pernah di-PHP oleh admin jasa travel
Kejadian ini terjadi beberapa minggu yang lalu. Saat itu saya mencoba mem-booking satu kursi untuk perjalanan dari Kediri ke Demak. Saya sengaja boking perjalanan malam hari karena esoknya ada acara pernikahan kakak sepupu. Jam tiga pagi sudah tiba di rumah, istirahat sebentar, baru deh paginya bisa ikut acara nikah, begitu batin saya.
Sayangnya apa yang saya sangka tak terjadi. Dari sore hingga keesokan harinya sama sekali nggak ada driver yang mengontak saya. Berkali-kali saya mengontak admin yang telah menjadwalkan keberangkatan saya, tapi nggak ada respons sama sekali. Saya lalu mencoba mengontak driver mobil travel yang pernah membawa saya sebelumnya. Namun menurut blio, nggak ada driver lain di Jawa Timur. Saya merasa ada yang nggak beres saat itu.
Esok harinya, admin baru membalas pesan saya. Tanpa minta maaf, admin tersebut mengatakan kalau dia lupa mengabari jika mobil travel dari Jawa Timur sudah penuh. Gimana saya nggak kecewa coba? Sampai sekarang, saya belum pernah menggunakan jasa travel tersebut. Saking kecewanya, saya lebih memilih naik kereta, bus, atau bahkan pesan travel lain. Padahal boleh dibilang saya langganan travel tersebut.
Begitulah lika-liku saya memakai jasa mobil travel. Nggak seindah bayangan, kan? Sebenarnya untung-untungan aja, sih. Kalau nasib lagi bagus, ya ketemu mobil travel yang nyaman. Tpai kalau lagi apes, pasrah aja lah.
Jadi kesimpulannya, apakah mobil travel adalah moda transportasi terbaik yang selalu memuaskan? Ah, nggak juga!
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mobil Travel, Moda Transportasi Terbaik yang Selalu Bisa Memuaskan.