Mobil Dinas Pejabat Itu Memang Harus Mahal, kalau Bisa, Pilih yang Paling Mahal Sekalian

Mobil Dinas Pejabat Itu Memang Harus Mahal, kalau Bisa, Pilih yang Paling Mahal Sekalian

Mobil Dinas Pejabat Itu Memang Harus Mahal, kalau Bisa, Pilih yang Paling Mahal Sekalian

Mobil dinas adalah kendaraan yang digunakan oleh pejabat dan pegawai pemerintah untuk mendukung berbagai tugas dinas yang mereka jalankan. Itu sebabnya, pembelian mobil dinas jadi salah satu hal yang masuk dalam rencana belanja pemerintah pusat maupun daerah.

Sudah lihat kan postingan @pandanganjogja? Dalam postingan tersebut, kita jadi tahu bahwa Pemerintah Kabupaten Bantul menganggarkan pembelian sejumlah kendaraan dinas senilai 5,8 miliar. Memang sih, Sri Sultan sudah merekomendasikan supaya anggaran tersebut dihapus saja. Namun, rekomendasi hanyalah rekomendasi. Keputusan akhir tetap ada di tangan pemerintah Bantul bersama DPRD.

Setelah diingat-ingat lagi, anggaran pengadaan mobil dinas memang tak pernah murah. Itu, tahun 2021, Bupati Polewali Mandar beli mobil dinas seharga 2,5 miliar. Ngeri kali, kan? Saya jadi berpikir, jangan-jangan sudah jadi hal yang umum bahwa mobil dinas itu haruslah mobil yang mahal. Kalau nggak mahal, bukan mobil dinas namanya.

Mungkinkah karena alasan-alasan ini?

Mobil mahal punya banyak kelebihan

Pertama, alasan fitur. Logikanya, mobil mahal pasti punya fitur yang lebih komplit dibanding mobil seharga 200 jutaan. Nah, fitur-fitur inilah yang jadi prioritas pembuat anggaran karena dianggap bisa menunjang kinerja para pejabat.

Misalnya, ketika meninjau lokasi yang akses jalannya sulit karena terjal dan berbatu. Kalau yang digunakan adalah mobil spek Ayla, jelas bakal ngos-ngosan. Sopirnya stress, yang numpang juga pasti nggak akan tenang. Bandingkan jika mobilnya Mercedes Benz V260 1999 cc, seharga 1,6 miliar seperti yang pernah digunakan oleh bupati Enrekang. Medan se-ekstrem apa pun pasti bakal dilindas.

Bisa jadi (sengaja saya bilang ‘bisa jadi’ karena saya belum pernah naik mobil harga milyaran), di mobil mahal ada fitur yang mampu menjawab semua kebutuhan pejabat.

Mobil dinas sebagai representasi institusi

Selain memiliki banyak kelebihan yang bisa menunjang tugas dinas yang sedang dilakukan, mobil dinas harus mahal karena menjadi ‘wajah’ suatu institusi.

Begini. Antara satu institusi dan institusi lainnya, pasti ada momen kumpul bareng. Tentu, akan jadi beban moral tersendiri jika mobil yang dibawa kalah mentereng. Pokoknya, jangan sampai nama institusi tercoreng, apalagi sampai dianggap institusi kere, lalu dijadikan bahan ceng-cengan di tongkrongan, hanya karena nggak mampu membelikan mobil dinas yang lebih layak. Malu, Nder. Malu.

Perkara kenapa malunya tidak diterapkan di hal lain—malu ketika jalan di daerahnya kalah mulus dibanding daerah tetangga, misalnya—ah, bertahap, dong. Nggak sabaran bener nih para warga. Benerin infrastruktur itu kan butuh proses~ 

Bukti cinta pejabat kepada warga dan lingkungan

Tanpa kita sadari, harga mobil dinas yang mahal juga merupakan cara para pejabat mencintai warganya. Melalui kemewahan mobil yang mereka gunakan, para pejabat seolah sedang memberikan motivasi pada warga untuk terus bekerja dan bekerja. Jadi, mereka bisa beli mobil dengan spek yang sama. Bayangkan kalau pejabatnya menggunakan mobil ecek-ecek. Mana bisa warga jadi termotivasi untuk menghujat?

Bukan hanya itu saja. Menggunakan mobil mahal juga jadi bukti betapa tingginya kesadaran para pejabat tentang kelestarian lingkungan. Pada mobil dengan harga milyaran, teknologi yang diusung pastilah teknologi terbarukan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, pejabat bermobil mahal telah turut berkontribusi dalam mengurangi polusi udara.

Muat banyak orang

Alasan lain mengapa mobil dinas harus yang berharga mahal bisa jadi karena kapasitasnya yang lebih lega. Maklum, sebagai seorang pejabat, pasti akan dijejali dengan berbagai macam agenda kegiatan. Bahkan, tak jarang harus melakukan perjalanan ke luar kota. Kalau spek mobilnya macem Karimun kotak, bisa dipastikan bakal pegal-pegal begitu sampai ke tujuan. Kalau badannya pegal, mana bisa fokus dengan urusan yang sedang ditangani? Jadi, tolonglah dimengerti.

Bukan hanya itu saja. Untuk keperluan dinas, tak jarang seorang pejabat harus melibatkan berbagai macam unsur. Nah, daripada menggunakan 2 mobil kecil, tentu lebih efektif jika menggunakan mobil dinas yang lebih besar. Tujuannya, biar bisa muat banyak orang. Jadi, saat perjalanan bisa sekalian koordinasi terkait kemaslahatan umat. Misal mau dipake untuk liburan bareng keluarga besar juga lebih kepenak. Eh. Maaf. Nggak boleh ding, ya~

Kenyamanan bagi pejabat itu penting

Pada akhirnya, supaya pikiran dan hati lebih adem, mari kita sepakati (meskipun dengan berat hati), bahwa mobil dinas itu memang harus mahal demi bisa menunjang kinerja para pejabat. Berat loh jadi pejabat. Urusan mereka banyak. Kasihan kalau dikasih mobil yang ecek-ecek. Bisa-bisa, mereka tidak total melayani warga karena bolak-balik mobilnya mogok.

Nanti kalau tidak total, dibilang nggak ngurusi warga. Lalu ramai-ramai dihujat dan namanya jadi viral. Nah, jadi serba salah, kan?

Itu sebabnya, penting bagi penjabat untuk dibekali fasilitas yang mumpuni. Tujuannya, supaya mereka nyaman dalam melaksanakan tugasnya dalam mengurus warga.

Warga yang mana?

Itu dia masalahnya.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Negara Bisa Hemat Lebih dari Rp2 Triliun kalau Mobil Dinas Pejabat Ditiadakan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version