Mitos Zaman Dulu yang Menakutkan bagi Perempuan

Mitos Zaman Dulu yang Menakutkan bagi Perempuan terminal mojok

Pernah mendengar mitos “Jangan pakai payung di dalam rumah, nanti kebakaran?” Atau “Jangan bersiul di malam hari, nanti didatengin makhluk astral”? Beberapa mitos seperti itu tentu sudah nggak asing ya di telinga kita. Dari sekian banyak mitos yang beredar di Indonesia, saya akan membahas beberapa yang ditujukan khusus bagi perempuan. Bukan hanya nggak masuk akal, mitos ini dulu juga menjadi momok menakutkan bagi perempuan, lho. Berikut di antaranya:

#1 Nyapu nggak bersih dapat suami brewokan

Mitos pertama yang sering kita dengar dan ditujukan bagi perempuan adalah “Kalau nyapu nggak bersih nanti dapat suami brewokan”. Mungkin mitos satu ini kedengarannya nggak menakutkan amat, bahkan sebagian perempuan bakal berteriak, “Amiiiiiin!” apalagi kalau brewokannya kayak Siwon Super Junior atau Reza Rahardian, kan?

Zaman sekarang, cowok dengan brewok terkesan gagah. Namun buat orang zaman dulu, mungkin brewok bukan hal lumrah dan terkesan kurang rapi, makanya muncul mitos ini untuk menakuti dan memperingati perempuan supaya lebih bersih saat menyapu rumah. Padahal nggak ada kaitannya antara nyapu sama brewok. Lagi pula, mau pelihara brewok atau nggak kan pilihan laki-laki.

#2 Duduk di depan pintu bakal sulit dapat jodoh

Mitos selanjutnya yang kedengaran menakutkan bagi kaum perempuan adalah soal duduk di depan pintu yang katanya bakal bikin sulit dapat jodoh. Ada juga yang mengatakan jika seorang perempuan duduk di depan pintu, nanti orang yang berniat melamar si perempuan akan mengurungkan niatnya. Hadeh, padahal nggak ada hubungannya antara niat melamar dan duduk di depan pintu. Kalau memang mau melamar sih ya melamar saja.

Mungkin mitos ini muncul karena kalau seseorang duduk di depan pintu, orang itu bakal menghalangi jalan orang lain yang ingin masuk atau keluar rumah. Makanya untuk menghindari hal itu orang-orang zaman dulu memperingatkan anaknya dengan pernyataan semacam ini.

#3 Mencantolkan sisir di rambut bakal jadi janda

Saya nggak tahu apakah mitos satu ini pernah kalian dengar atau nggak, tapi seingat saya, orang tua saya pernah mengucapkan mitos yang berkaitan dengan sisir ini. Mencantolkan sisir di rambut jelas nggak ada hubungannya dengan menjanda. Namun, saya mencoba menerka mengapa mitos ini bisa muncul. Sisir kan termasuk benda penting yang digunakan banyak orang, jika dicantolkan di rambut dan kelupaan, orang lain yang hendak menggunakannya bakal kesulitan mencarinya. Makanya bisa muncul mitos yang berkaitan dengan sisir ini. Ada-ada saja, ya.

#4 Warna pacar kuku dan nasi di kondangan penentu keperawanan

Selanjutnya yang nggak kalah absurd adalah mitos terkait keperawanan. Sebenarnya mitos yang berkaitan dengan perawan atau nggaknya seorang perempuan ini ada beberapa, namun dua mitos ini pernah saya dengar dan beredar di daerah tempat tinggal saya.

Seorang perempuan dapat dilihat masih perawan atau nggak saat pernikahannya melalui dua hal, yaitu lewat warna pacar di kuku dan nasi yang disuguhkan saat pesta. Tahan emosi, ya. Memang ini kedengarannya nggak masuk akal dan yaaa… nggak bakal pernah masuk akal. Warna pacar kuku yang terang dan tahan lama menandakan pengantin perempuan masih perawan. Lha, apa hubungannya warna pacar kuku sama keperawanan seseorang? Hadeh.

Nasi di acara kondangan pun begitu. Katanya, jika nasi yang disuguhkan saat pesta terasa aneh seperti masih getas, kemungkinan sang pengantin perempuan sudah nggak perawan. Hadeh (lagi). Jujur saja saya nggak habis pikir, gimana bisa nasi di kondangan jadi penentu mempelai perempuan masih perawan atau nggak. Lagian, kalau nasinya nggak matang atau terasa aneh, bukankah yang seharusnya dipertanyakan juru masaknya, kok bisa masak nasi kayak gitu?

#5 Masak keasinan tandanya mau nikah

Terakhir dan yang pasti sering kalian dengar bahkan hingga saat ini adalah mitos soal masak keasinan katanya tanda mau nikah. Nggak jelas dari mana asal mitos satu ini. Bukannya kalau rasa masakannya belum sempurna, tandanya masih harus belajar lagi dan belum siap nikah, ya? Hehehe. Saya mencoba berpikiran positif kalau mitos satu ini bisa ada supaya mengingatkan para perempuan agar jangan memasukkan garam terlalu banyak pada masakan karena masakan yang mengandung banyak garam nggak baik buat kesehatan.

Itulah beberapa mitos yang beredar di masyarakat kita dan berkaitan dengan perempuan. Apa pun mitos yang sering kita dengar, belum tentu terbukti kebenarannya. Mengambil sisi positif dari hal-hal di atas lebih baik ketimbang men-judge sesuatu berdasarkan mitos.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version