Kita tidak bisa lepas dari bahasa Inggris dalam keseharian kita. Kita akan menemui bahasa Inggris entah lewat aplikasi hape, laptop, atau debat para selebtwit. Tidak bisa dimungkiri bahwa bahasa Inggris adalah bahasa ketiga bagi orang Indonesia.
Karena tidak bisa dihindari, banyak orang memilih untuk sekalian mendalami bahasa Inggris. Saya pikir sih, menguasai bahasa Inggris bukan lagi kebutuhan, tapi kewajiban. Maka dari itu banyak orang yang mendalami grammar, memperbanyak vocabulary, dan meningkatkan skill speaking dan listening mereka. Untuk mengukur kemampuan, banyak orang ikut tes seperti TOEFL, IELTS, kadang juga tes di Facebook.
Ngomong-ngomong tentang latihan berbahasa Inggris, ada baiknya kita melihat sitkom berjudul Mind Your Language. Sitkom Mind Your Language yang dijamin bikin kamu menambah wawasan seputar bahasa Inggris lebih mendalam. Sitkom favorit anak bahasa ini berkisah tentang Jeremy Brown yang mengajar bahasa Inggris pada murid-muridnya dari berbagai negara. Pada awalnya dia merasa gugup karena dia takut cara mengajarnya bikin bosan dan cepat mengantuk. Di samping itu, dia sangat malu jika berhadapan sama mereka yang berasal dari berbagai negara karena mereka terbiasa menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sehingga dikhawatirkan terjadi miskomunikasi.
Demi menjaga reputasi Ms.Courtney, dia akhirnya memberanikan diri untuk menemui murid-murid kesayangannya sekaligus memperkenalkan dirinya sebagai guru bahasa Inggris yang baru. Caranya adalah dia tarik nafas perlahan-lahan lalu membunyikan lonceng sekencang-kencangnya agar semua murid tenang. Imbasnya, semua usaha yang dilakukan oleh Mr.Brown berakhir sia-sia karena mereka tetap meneruskan obrolannya tanpa henti. Berkat bantuan Giovanni Capello, semua murid yang lagi asyik berbicara tak jelas langsung mendadak duduk ke bangkunya masing-masing sambil berlari ketakutan. Giovanni meminta mereka segera menghormati Mr.Brown sebagai guru bahasa Inggris yang baru biar ada rasa harga diri. Wah jarang-jarang Mr.Brown dibela oleh muridnya sendiri!
Selama mengajar bahasa Inggris, Mr.Brown kerapkali mengalami momen lucu yang tak terduga. Salah satu muridnya yang bernama Ali Nadhim sering dibikin jengkel olehnya. Saat ditanya soal you are, dia langsung menjawab you are waiting for me to answer question. Sekilas jawaban ini memang konteksnya sudah tepat sasaran tetapi Ali malah meneruskan kalimat yang seharusnya tidak perlu diteruskan lagi yaitu I don’t understanding the question. Menanggapi reaksi Ali yang keras kepala, Mr.Brown memintanya untuk mengulangi kalimat you are sekali lagi. Lucunya, Ali malah ngotot menjawab I am from Pakistan lalu Mr. Brown berteriak you are from Pakistan begitu juga seterusnya sampai mereka berdua naik darah.
Ranjeet yang tak kuasa mendengar perdebatan mereka langsung menyerang Ali karena dia dianggap bertele-tele dalam menjawab pertanyaan Mr. Brown. Oleh karena itu, perseteruan Ali dan Ranjeet menjadi pemicu utama kondisi kelas mulai semakin memanas yang membuat Mr.Brown keluar ruangan sampai jantung berdetak cepat.
Tidak berhenti sampai di situ, Mr.Brown pernah dibuat kerepotan oleh aksi Juan Cervantes saat menjelaskan kosakata bahasa Inggris dari kata fit. Pada episode Come Back All is Forgiven, Juan malah salah mengartikan penjelasan Mr.Brown yang menganggap fit itu kaki padahal secara semantik fit adalah sepasang benda dan bukannya menjelaskan tentang anggota tubuh. Saking bingungnya, dia berani mengangkat kedua kakinya di atas meja Giovanni dan Max yang ujung-ujungnya berakhir adu mulut pada Giovanni. Kesalahpahaman Juan ini mungkin dia sulit membedakan antara kata yang berlawanan dan persamaan makna dalam bahasa Inggris. Suatu PR besar bagi Mr.Brown dalam berinovasi membuat materi yang mudah dipahami!
Demi meminimalisir kesalahan dalam berbahasa Inggris seperti dua kasus di atas, Mr.Brown mulai menerapkan metode baru. Metode pengajaran bahasa Inggris yang dimaksud adalah konsep belajar outdoor. Gaya mengajarnya yang sering disebut sebagai gerakan revolusioner ini bertujuan untuk melatih para siswa agar mengenal bahasa Inggris di lingkungan sekitar dan tidak melulu harus buka buku grammar yang panjangnya seabrek hingga pusing membacanya. Istilahnya adalah Mr. Brown menginginkan setiap muridnya mampu berpikir kreatif dan inovatif sehingga kesannya tidak terlalu kaku amat sama bahasa Inggris sekaligus membuat bahasa Inggris terasa menyenangkan untuk dipelajari. Wah patut ditiru nih cara Mr.Brown dalam belajar bahasa Inggris bagi kamu yang lagi butuh inspirasi mengajar!
Sebagai contoh, Mr.Brown mempresentasikan barang belanjaannya seperti susu, roti, dan daging-dagingan. Hal ini dilakukannya supaya murid-murid sadar bahwa belajar bahasa Inggris tidak harus memerhatikan papan tulis saja melainkan mereka harus mengerti bagaimana caranya melihat Bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari sambil hang out ke berbagai tempat. Hal ini membuktikan bahwa pengajaran bahasa Inggris ala Mr.Brown tidak selamanya berbentuk teori dan lebih menekankan pada bentuk komunikasi visual. Ini baru namanya cerdikiawan~
Di balik sistem pengajarannya yang terbilang efektif, Mr.Brown seringkali tak bisa lepas dari kritikan pedas inspektur dewan Pendidikan yang bernama Roger Kenyon. Dia menyebut cara mengajar Mr.Brown pada murid-muridnya lebih mirip pelajaran anak TK, di mana para muridnya lebih banyak main ketimbang belajar lewat buku. Selain itu, Mr.Brown dituding membiarkan murid-muridnya sengaja bersikap tidak displin seperti Taro dan Su Lee yang bertengkar hingga masuk ke toilet wanita di jam pelajaran sekolah. Kedua penyebab tersebut diduga menjadi alasan kuat Kenyon menilai Mr.Brown gagal dalam mendidik muridnya sehingga dia mengancam Mr.Brown untuk dilaporkan ke Ms.Courtney atas kinerja buruknya. Setelah dipikir-pikir, Kenyon mulai mendadak bersikap lunak seketika akibat ditraktir kopi oleh Mr.Brown pada jam istirahat. Sebagai tanda terima kasih, Kenyon langsung mencabut penilaian kontroversinya dan mulai memuji setinggi langit Mr.Brown atas prestasinya yang memukau.
Walaupun tidak semua muridnya fasih berbahasa Inggris, Mr.Brown tetap berusaha semaksimal mungkin supaya mereka lancar berbahasa Inggris hingga ke akar-akarnya. Berkat kesabaran dan tekad pantang menyerah, Mr.Brown berhasil mengubah semua murid asing dari yang tadinya minder disulap menjadi jago berbahasa Inggris hanya dalam hitungan jam. Meski hasilnya belum kelihatan sempurna, Mr.Brown tidak akan pernah menyerah dalam mengajar bahasa Inggris sampai kapanpun walau sudah pensiun sebagai guru.
Sitkom Mind Your Language ini memberikan gambaran yang riil tentang belajar bahasa Inggris. Mempelajari seabrek grammar dan menghapalka ribuan vocabulary tak akan berguna jika kita tidak tahu penggunaannya. Teknik mengajar yang terpaku pada text book belum tentu efektif untuk semua orang.
Mind Your Language secara tidak langsung juga mengenalkan kepada kita bahwa aksen itu adalah identitas. Latar belakang murid Mr Brown yang beragam memperkaya aksen dalam sitkom. Secara tersirat, sitkom tersebut mengatakan bahwa kita nggak harus terdengar seperti native British atau American saat ngomong bahasa Inggris. Tentu dengan syarat pronunciationmu harus jelas.
Saya amat merekomendasikan sitkom Mind Your Language kepada kalian yang ingin belajar bahasa Inggris secara fun. Kalian bisa belajar bahasa Inggris tanpa merasa bosan dan terhibur. Kill two birds with one stone, right mate?
BACA JUGA Surat untuk Mas Pur, Tukang Ojek yang Tetap Bekerja di Tengah Pandemi Corona dan tulisan Aditya Mahyudi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.