Migelas, Mi Instan Mungil yang Dicari kalau Kepepet Aja

Migelas, Mi Instan Mungil yang Dicari kalau Kepepet Aja

Migelas, Mi Instan Mungil yang Dicari kalau Kepepet Aja (Pixabay.com)

Migelas ada di sudut tak terlihat, tetap mengintai di tengah keributan

Banyak perdebatan di sosial media tentang jenis mi instan yang paling enak. Di Mojok, sudah berkali-kali artikel tentang mi instan diterbitkan. Entah perbandingan, nostalgia, rekomendasi, atau apa saja tentang makanan tersebut. Mojok memang benar-benar suara orang biasa.

Di sudut yang tak terlihat, ada satu varian mi instan yang dilupakan banyak orang yaitu keberadaan Migelas. Sosoknya seolah terlupakan. Padahal mi dengan lima varian rasa ini juga memiliki basis penggemar tersendiri.

Di sini saya akan coba menguraikan mengapa Migelas layak untuk digemari, bahkan mungkin diletakkan di posisi puncak dari kasta-kasta mi instan yang ada di sekitar kita.

#1 Semangat anti-mainstream

Sikap anti-mainstream adalah perilaku yang berlawanan dengan perilaku standar yang ada di dunia nyata. Pilihan sikap seperti ini bisa karena bentuk pemberontakan, mencari perhatian, atau memang hadir sebagai sebuah dobrakan guna mengubah sistem yang stabil. Anti-mainstream sering juga jadi awal hadirnya sebuah revolusi. Dan Migelas mengusung semangat ini.

Di tengah seliweran iklan-iklan yang mengatakan bahwa mi harus disajikan di mangkuk, Migelas dengan berani bilang bahwa mi itu bisa disajikan di gelas. Ini bukan sekadar gerakan bubur diaduk dan tidak, ini benar-benar mengubah cara pandang orang pada konsep sebuah mi sebagai makanan. Antimainstream bangedh~

Jadi, cobalah lihat Migelas bukan hanya sebagai sebuah produk, tapi semangat revolusi. Niscaya kita akan lebih mudah jatuh cinta kepadanya.

#2 Harga adalah kunci

Migelas dijual dengan harga lebih murah. Kita pukul rata saja, jika mi instan lain dijual dengan harga 3000-an, Migelas sudah bisa didapat dengan harga warung 1000-an saja.

Bukankah ini memudahkan kaum mahasiswa, orang-orang pinggiran, dan mereka yang memang sedang tidak punya uang, tapi kebelet ingin makan mi? Dengan uang 1000-2000 rupiah saja, kita sudah bisa menikmati sajian mi yang menggoda selera. Sementara produk mi lain, mesti nabung dulu.

Bukankah risikonya, dengan ukuran sekecil itu, Migelas tidak mengenyangkan? Ya tentu saja. Kita tidak bisa mendapatkan segala hal di dunia ini. Tidak mengenyangkan adalah risiko. Namun kalau memang ingin kenyang, mungkin kita bisa masak Migelas sambil minta nasi ke tetangga. Mungkin itu lebih masuk akal. Perut kenyang, jalinan silaturahmi tetap terjaga.

#3 Lebih instan dari segala jenis mi instan

Pernah dengar “Di dunia ini tidak ada yang instan, bahkan mi instan saja masih perlu proses memasaknya”?

Yes, saya setuju sekali dengan pepatah itu. Masalahnya, jika dibandingkan dengan mi-mi instan lain, Migelas ini jauh lebih instan lagi.

Jika mi lain masih perlu proses yang lumayan, setidaknya ada lima langkah lebih, untuk memasak Migelas cukup simpel. Taruh mi ke dalam gelas, kasih bumbu, tuangkan air. Wis, ngono tok.

Memang risikonya adalah kita tidak bisa menambahkan telur atau sayuran, tapi memang bukan itu yang sejak awal diusung oleh produsen Migelas. Kalau mau ribet-ribet ya silahkan pilih mi lain, Migelas tetap di jalurnya sendiri. Dengan konsep yang lebih instan dari mi instan konvensional, membuat Migelas cocok untuk jadi teman bekerja tanpa harus meninggalkan meja lama-lama. Tidak harus pergi ke dapur, berkutat dengan kompor selama bermenit-menit hanya untuk menikmati mi.

#4 Kuahnya enak diminum

Entah ada yang memperhatikan atau tidak, tapi Migelas adalah salah satu—jika tidak menyebut satu-satunya—produk mi yang kuahnya enak diminum. Entah apa yang dimasukkan produsen Migelas ke dalam campurannya, tapi kuah Migelas menyegarkan untuk dinikmati setelah minya habis.

Mungkin selama ini kita terjebak dalam perdebatan tentang apakah kuah mi itu berbahaya atau tidak untuk tubuh. Satu orang bilang ya, satu orang bilang tidak. Bahkan ada tren mengganti rebusan mi dengan air panas dari termos. Ah merepotkan sekali. Migelas tidak peduli dengan itu semua.

Pokoknya habiskan semua, mi dan kuahnya sekaligus! Saat secangkir Migelas habis, kuahnya masih hangat, dijamin tidak menyesal menghabiskannya hingga licin tandas. Bahkan ketika kuah mi lain terlihat keruh karena kandungan granula pati yang terlarut, kuah Migelas tetap tampak jernih dan menggoda.

Memang betul-betul jenis mi yang anti-mainstream.

Saat tulisan ini dibuat, Indonesia sedang musim hujan. Nanti ketika hujan datang, mohon pertimbangkan untuk menikmati secangkir Migelas saat rintik air dan pelukan udara dingin. Rasakan badan jadi hangat serta penuh dengan semangat revolusi dari secangkir Migelas ini.

Penulis: Hendra Purnama
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pop Mie Adalah Teman Perjalanan Jauh yang Hakiki

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version