Beberapa waktu lalu saya sempat berpikir bahwa Migelas adalah salah satu bentuk penemuan brilian yang pernah saya kenal. Sampai hari ini, saya bersyukur karena para pendahulu saya berhasil menemukan inovasi mie instan dengan kemasan mini ini.
Ada beberapa alasan yang mungkin sepele yang membuat saya jatuh cinta pada Migelas.
Daftar Isi
#1 Ukuran Migelas mini, cocok buat mengganjal perut
Ada beberapa waktu di mana saya selalu merasa bahwa ukuran satu mie instan terlalu banyak untuk dihabiskan seorang diri. Nggak cocok dimakan sebagai camilan buat pengganjal perut. Makanya saya pernah memasaknya setengah-setengah dan itu ribet. Apalagi kalau harus memisahkan bumbunya menjadi setengah.
Sedangkan Migelas ukurannya pas bagi saya. Mienya nggak kebesaran ataupun kekecilan. Takarannya cocok untuk mengganjal perut, tapi nggak bikin saya kekenyangan ataupun begah. Jadi setelah mengonsumsinya, saya masih merasa bebas dan bisa beraktivitas apa pun.
#2 Kadar natriumnya rendah, nggak bikin merasa bersalah pada tubuh
Sebagai kaum yang baru-baru ini sadar akan pentingnya kesehatan tubuh, mengonsumsi mie instan seperti Indomie dan Mie Sedaap sering kali membuat saya merasa bersalah. Hal ini tentu saja disebabkan oleh kadar natrium kedua jenis mie tadi yang tinggi banget. Berada di kisaran angka 70-90%. Bahkan mie yang variasi rasa dari Jepang dan Korea kadar natriumnya ada yang sampa 99%.
Kadar natrium yang tinggi tadi juga bikin efek yang terasa nggak enak di lidah setelah mengonsumsinya. Makanya saya pelan-pelan mulai beralih dan berakhir jatuh cinta pada Migelas. Kadar natrium dalam Migelas termasuk yang rendah, kisaran 40-60%. Jadi, saat mengonsumsinya saya nggak merasa terlalu bersalah. Hehehe.
#3 Murah banget, bahkan ada yang harganya cuma seribu perak
Sejak harga tepung naik, berbagai produk mie instan harganya juga mulai ikut melonjak naik secara drastis. Indomie dan Mie Sedaap nggak ada lagi yang harganya di bawah Rp3.000. Semuanya praktis berada di kisaran Rp3.500 hingga Rp4.000. Bagi saya, ini sudah termasuk mahal.
Berbeda jauh dengan Migelas yang dari dulu harganya masih konsisten di kisaran Rp1.000 hingga Rp2000. Makanya daripada dipakai buat beli mie instan ukuran normal yang semakin hari semakin mahal itu, saya lebih memilih Migelas. Lumayan bisa dapat 2-3 produk seharga satu Indomie.
#4 Cukup diseduh dengan air panas, jadi nggak ribet
Salah satu alasan lain mengapa saya lebih suka Migelas karena cara masaknya nggak ribet. Cukup tuang air panas, lalu tunggu sekitar 3 menit, jadi, deh. Nggak perlu ribet memasak air dan membuang-buangnya. Cukup nyetok air panas saja di termos.
Kalau ada yang bilang mending beli mie instan cup seperti Pop Mie saja, saya bakalan menyanggah. Selain karena harga Pop Mie mahal banget, bahkan lebih mahal dari harga mie instan biasa, kadar natriumnya juga tinggi banget, setara kadar natrium mie instan biasa. Jadi bagi saya, mending Migelas, deh.
#5 Variasi rasa Migelas ada banyak, nggak kalah dengan mie instan biasa
Migelas memiliki banyak varian rasa, nggak jauh berbeda dengan mie instan ukuran biasa. Bahkan sekarang sudah ada varian mie gorengnya, lho, lengkap dengan topping sosis dan sayur kering. Jadi kita nggak bakalan bosan mencicipinya.
Itulah beberapa alasan kenapa saya lebih suka Migelas ketimbang mie instan biasa. Lebih banyak untungnya. Nah, kalau kalian penasaran, kalian juga bisa menjajal Migelas, kok.
Penulis: Siti Halwah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Migelas, Mi Instan Mungil yang Dicari kalau Kepepet Aja.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.