Selain Mie Gacoan, di Kota Cimahi kita bisa menemukan restoran lain dengan menu makanan utama berupa mie seperti MieKita. Sekilas, MieKita terlihat seperti bisa menjadi pesaing berat bagi Mie Gacoan Cimahi. Tempatnya cukup luas dan nyaman. Menu yang tersedia pun tidak jauh berbeda. Malah variasi mie pun dibuat lebih banyak daripada menu yang ada di Mie Gacoan. Nggak heran kalau warga Cimahi memprediksi tempat ini bisa menyaingi waralaba Gacoan.
Akan tetapi, setelah saya dan teman-teman mencicipi langsung makan di MieKita, kami sepakat kalau Mie Gacoan jauh lebih unggul. Tulisan ini bukan bermaksud untuk menjatuhkan MieKita ya, ini hanya murni pengalaman saya makan di sana. Semoga manajemen MieKita bisa melihat tulisan ini sebagai kritikan yang membangun.
Daftar Isi
#1 Pengunjung MieKita bayar biaya pelayanan, tapi pelayanannya self service
Memang di beberapa restoran umumnya biaya pesanan itu dikenakan tarif PPN. Selain itu, memang ada juga restoran yang mengenakan tarif pelayanan sebagai biaya tambahan untuk membayar pelayanan ekstra yang sudah pegawai berikan. Namun, yang membuat bingung ketika berkunjung ke MieKita ini adalah kami tetap dikenai biaya ekstra pelayanan, padahal konsepnya self-service. Kami membawa makanan dari tempat drop makanan ke meja sendiri. Kalau jaraknya cukup jauh, merepotkan juga sih.
#2 Pemanggilan nomor pesanan yang bikin kesal
Tujuan saya dan rekan-rekan ke sini selain untuk makan sekaligus ngobrol. Namun, obrolan kami harus terganggu oleh suara nomor urut pesanan. Andai saja ada pelayan yang mengantar makanan dari dapur ke meja pembeli, saya yakin suasananya akan lebih kondusif. Tidak seperti antrean puskesmas seperti sekarang ini.
#3 MieKita perlu memerika ulang pesanan sebelum diserahkan ke pengunjung
Di menu makanannya, MieKita ini menghadirkan minuman-minuman yang tampak begitu menyegarkan. Tidak ketinggalan, nama-nama minumannya yang lucu mengundang penasaran. Namun, entah pegawainya sedang kecapekan atau sistemnya yang lalai, di minuman teman saya terdapat serangga. MieKita Cimahi punya itikad baik dengan mengganti minuman teman saya. Namun, tetap saja, kejadian tersebut bakal terus terkenang dalam memori.
#4 Banyak hal yang lebih elok ketimbang menjadikan jepit jemuran sebagai penanda
Ketika makanan sudah diserahkan, terdapat kejanggalan lain yang kami alami. Entah apa yang dipikirkan oleh pengelola MieKita, mereka malah menggunakan jepit jemuran di pinggir mangkok untuk membedakan jenis mie yang dipesan. Serius, jepitan yang biasa dipakai untuk jemuran. Terlepas dari etis atau tidak, rasa-rasanya menjadikan jepitan jemuran sebagai penanda beda jenis mie di pinggir mangkok terasa kurang elok, apalagi estetik.
Banyak cara lain yang bisa dipakai ketimbang menggunakan jepitan jemuran untuk membedakan jenis mie. Seperti membedakan warna sendok, diberi catatan di sticky note yang bisa ditempel, atau kalau emang mau pakai jepitan, kan, bisa pakai jepitan lain yang lebih estetik ketimbang pakai jepitan untuk jemuran.
Sekali lagi, mohon maaf MieKita Cimahi atas tulisan ini. Saya hanya ingin ada persaingan sehat kuliner-kuliner di Cimahi supaya kualitasnya selalu terjaga. Jangan sampai hanya Mie Gacoan saja yang menguasai dunia mie di Cimahi. MieKita perlu terus berkembang supaya bisa menjadi pesaing yang imbang. Semoga kritik ini jadi bagian yang membangun.
Penulis: Handri Setiadi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Warung Bakso Paling Enak di Kota Cimahi, Rasanya Bisa Diadu dengan Bakso Malang yang Terkenal Itu
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.