Mie Gaga 100 Kurang Laku karena Bungkusnya kayak Jamet, Padahal Rasanya Nikmat Betul

Mie Gaga 100 Nggak Laku karena Bungkusnya kayak Jamet (Unsplash)

Mie Gaga 100 Nggak Laku karena Bungkusnya kayak Jamet (Unsplash)

Hari-hari ini, semakin banyak orang yang menggandrungi Mie Gaga 100, mie yang rasa pedasnya khas. Kekhasan itu yang menjadi magnet tersendiri. Harganya juga terbilang murah, walaupun cuma beda 100-200 perak aja sih.

Banyak hal menarik dari Mie Gaga 100. Pertama, telaten menghadirkan produk dengan varian level yang berbeda di setiap rasanya. Kedua, punya kandungan natrium yang cukup rendah. 

Salah satu varian Gaga, yaitu kuah jalapeno level 5 memiliki kandungan natrium sebesar 290 mg per sajiannya. Angka tersebut jauh di bawah Indomie kuah ayam bawang yang memiliki kandungan natrium sebesar 1.480 mg per sajiannya. 

Namun sayang, penjualan merasa masih terasa kurang. Misalnya pada 2022 yang lalu, Mie Gaga 100 menempati posisi 11 dari daftar mie instan yang paling banyak dikonsumsi. Indomie menempati peringkat pertama dengan 86%. Sementara itu, Mie Gaga 100 ada di posisi 11 dengan 9,8% saja. Jauh banget jaraknya.

Saya tidak tahu secara pasti alasan penjualan Mie Gaga 100 kurang tinggi. Namun, salah satu teman saya mengeluarkan analisisnya yang “agak lain” tapi menarik. 

Menurutnya, penjualan mie yang rasa pedasnya nagih ini karena kemasannya yang kurang segar di mata. Bahkan malah terasa “jamet” banget bungkusnya. Berikut analisisnya.

#1 Kepulan asap berwarna di belakang piring yang jadi ciri khas adalah hal utama yang membuat Mie Gaga 100 terlihat jamet

Kemasan memang menjadi daya tarik tersendiri ketika akan membeli sesuatu. Ya ibaratnya mandang fisik, sama seperti kita pertama kali melihat orang lain. Hal itu terjadi banget ketika akan membeli barang, apalagi yang akan masuk ke perut kita. 

Sayangnya Mie Gaga 100 (kayaknya) kurang aware dengan kemasan produknya yang “aneh”. Hal utama yang sangat mengganggu adalah asap yang berdekatan dengan piring, yang letaknya di belakang itu. Warnanya nyeleneh-nyeleneh. Tujuannya mungkin menggambarkan jika mie ini pedas banget. Mulai dari warna biru, hijau, merah, hingga oranye, tapi sangat tidak nyaman di mata.

Baca halaman selanjutnya: Mie Gaga 100 itu enak banget, sayang kemasannya kurang menarik.

#2 Warna cabai yang berbeda di tiap levelnya

Hal kedua yang bikin geregetan adalah warna cabai yang berbeda-beda di setiap levelnya. Ya, saya tahu sih, tujuannya untuk menegaskan warnanya agar sesuai dengan tingkat kepedasannya. Tapi masa iya, sampai cabai-cabainya harus diwarnai yang beda-beda pula. 

Mulai dari warna ungu, emas, hingga oranye. Beneran warna cabai yang beda dari aslinya. Cabai di tiap bungkus Mie Gaga 100 juga sama, ada 2 di sebelah kiri dengan ukuran besar dan kecil. Kalau yang varian goreng chipotle nggak heran sih kalau warnanya ungu cabainya. Cabai chipotle memang berwarna gelap ungu hampir kehitaman. Anehnya yang varian black pepper, kenapa coba warnanya harus biru.

#3 Line hologram emas di bawah yang terlihat jadul

Mari kita mencermati adanya line atau garis naik di bawah yang berwarna gold. Pemberian warna gold memang terlihat lebih berkelas. Namun, rasanya kurang cocok untuk kemasan Mie Gaga 100 yang mengunggulkan rasa pedasnya ini. Adanya line hologram gold ini justru semakin membuat kemasan ini aneh dan kurang match dengan warna cetar yang diusung.

#4 Bungkus paling aneh ada dalam varian Mie Gaga 100 goreng Black Pepper

Mie Gaga 100 extra pedas ini ada 5 varian. Kelima varian tersebut punya kemasan yang kembar, hanya beda warna dasarnya saja. Gaga goreng chipotle, punya warna dasar ungu, kemudian goreng black pepper pakai warna dasar biru, kuah soto berwarna dasar hijau, kuah jalapeno punya warna kuning menyala, dan goreng jalapeno memiliki warna dasar oranye, yang mirip api terbakar. 

Dari 5 varian kemasan tersebut, ada 1 yang menurut saya aneh banget, yaitu yang varian goreng black pepper. Black pepper alias lada hitam ini diwakilkan dalam kemasannya yang warna biru, dan itu menurut saya aneh banget. 

Saya pernah belajar desain grafis dan saya jadi paham peletakan warna yang sesuai. Salah satunya warna biru yang kurang cocok untuk diterapkan dalam kuliner. Sebab, warna sangat berpengaruh ke psikis seseorang, dan warna biru dianggap bisa menghilangkan nafsu makan seseorang. Makanya nggak heran kalau warna biru sering digunakan untuk logo company, karena warna biru melambangkan integritas.

Begitulah kemasan Mie Gaga 100 yang cukup menyita perhatian. Rasanya yang nikmat, tapi sayang, mereka kurang mengimbanginya dengan kemasan produk yang elegan. Alih-alih ingin terlihat berbeda, justru malah terlihat seperti jamet. Maaf ya Mie Gaga 100, kamu memang enak kok, tapi soal penampilan kalah jauh. Yuk berbenah!

Penulis: Wulan Maulina

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Mie Gaga 100 Extra Pedas Series: Sebaik-baiknya Mi Instan Pedas Lokal

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version