Sebagai penggemar mi instan pabrikan lokal, saya bisa mengatakan bahwa Mie Gaga 100 Extra Pedas Series layak dinobatkan sebagai mi pedas bercitarasa autentik. Berbeda dengan mi instan pedas lainnya yang mayoritas berkiblat pada Korea Selatan, Gaga seolah tak mau terbawa arus dan tetap bersinar dengan ciri khasnya.
Meskipun Gaga mengusung nama cabe-caben internasional sebagai temanya, namun sentuhan lokalnya seolah tidak hilang. Mau sepedas apa pun mi gorengnya, rasa manis dari kecapnya tak pernah kalah. Ia berhasil menyeimbangkan kepedasan dari mi instan ini. Bahkan memberi pertolongan tersendiri untuk orang-orang cupu seperti saya.
Mi kuahnya pun tak kalah autentik, sebab kita akan sulit menjumpai rasa yang serupa pada mi merek lain. Angkat topi untuk seluruh tim peramu resep Mie Gaga 100 Extra Pedas Series yang berhasil menciptakan sesuatu yang baru.
Berikut ulasan singkat Mie Gaga 100 Extra Pedas Series dari yang paling unik sampai biasa aja versi saya:
Daftar Isi
#1 Kuah Jalapeno (Level 5)
Mie Gaga 100 Extra Pedas satu ini punya rasa kuah yang menarik. Bumbu bubuknya serupa dengan mi kuah kari. Di sisi lain, minyaknya memang mirip dengan mi soto, berwarna kuning dan lengkap dengan rasa jeruk nipisnya yang khas. Mi ini juga dilengkapi dengan bubuk koya.
Perpaduan antara kari dan soto menciptakan sensasi baru yang belum pernah saya temui di mi instan lainnya. Karena alasan inilah saya menempatkan varian ini pada posisi pertama.
#2 Goreng Chipotle (Level 3)
Yang membuat mi goreng ini berbeda adalah penggunaan rempahnya. Selama ini sangat lazim ketika mi kuah memiliki rasa rempah-rempah yang pekat, namun tidak demikian dengan mi goreng. Mi ini memiliki cita rasa khas gulai tapi dalam versi mi goreng. Rempahnya terasa, meskipun tidak terlalu menonjol seperti mi kuah rasa kari atau gulai. Entah bagaimana ada after taste suatu herbs yang misterius. Sekilas mirip seledri, atau mungkin parsley.
#3 Kuah Habanero (Level 7)
Konsep Mie Gaga 100 Extra Pedas satu ini bisa dipahami secara sederhana sebagai mi instan rasa cabe ijo. Untuk versi kuahnya, mi habanero menghasilkan kuah yang cukup jernih dengan cita rasa ringan dan segar yang nyaman untuk dinikmati. Kemepyar banget lah pokoknya. Penggunaan perisa sapinya terkontrol dengan baik, sehingga kuah kaldu yang dihasilkan tidak terlalu pekat dan tidak bikin enek.
Keunikan lainnya adalah penambahan pasta sambal ijo. Pasta ini menguarkan aroma khas sambal ijo yang agak langu. Dari segi tampilan memang kurang menarik, sebab kuahnya jernih, encer, dan kehijauan. Tapi dari segi rasa tidak mengecewakan lidah, kok.
#4 Goreng Lada Hitam (Level 3)
Dibandingkan mi lada hitam merek lain, Gaga punya rasa kecap manis yang paling kuat. Sangat membantu untuk menetralisir kepedasan dari si lada hitam. Lagi pula kehadiran mi goreng lokal rasa lada hitam masih cukup jarang. Sehingga menjadikan varian Mie Gaga 100 Extra Pedas satu ini cukup unik.
Cita rasanya memang lebih baik daripada Gaga Mi Gepeng rasa ayam lada hitam yang sudah discontinue. Namun dibandingkan Best Wok rasa blackpepper seafood, lada hitamnya masih kalah nendang. Bisa dimaklumi lah, harganya aja lebih murah Gaga.
#5 Goreng Jalapeno (Level 5)
Sebenarnya varian Mie Gaga 100 Extra Pedas satu ini bisa menduduki peringkat keempat. Konsepnya lebih unik daripada mi goreng lada hitam, tapi eksekusinya terlalu nanggung. Mi ini menggunakan perisa sapi pada campuran minyak dan kecapnya, tapi sayang sekali penggunaannya terlalu minim. Padahal mi goreng berperisa sapi sangat jarang kita jumpai, sehingga mi goreng jalapeno ini berpeluang besar menjadi mi yang unik.
Masih pada minyak kecapnya, ia mengandung perisa jeruk nipis. Inilah faktor kedua yang membuat hidangan ini sebenarnya spesial. Sayangnya aroma dan rasa segar jeruk nipisnya kurang nampol, ketutup sama pedasnya. Jika saja penggunaan perisa jeruk nipisnya lebih berani, saya rasa kenikmatannya akan lebih sempurna.
#6 Goreng Habanero (Level 7)
Ingat Indomie cabe ijo? Kurang lebih cita rasa mi ini ini serupa dengannya. Bedanya, mi goreng habanero jauh lebih pedas dan lebih manis dibandingkan Indomie. Aroma dan rasa khas sambel ijo yang langu masih menjadi ciri khas yang melekat pada varian habanero. Perlu diingat juga bahwa realitas penampilan mi-nya tidak sefantastis gambar yang tertera di kemasan. Warna aslinya tetap kehijauan, namun lebih pucat daripada versi fotonya.
Dibandingkan versi kuahnya, saya rasa mi gorengnya terasa lebih pedas. Tapi tenang, walaupun varian habanero adalah level tertinggi, kita masih bisa menikmatinya dengan baik. Sebab rasa manis dari kecapnya sangat membantu menyeimbangkan kepedasan mi goreng yang satu ini.
#7 Kuah Soto (Level 2)
Di antara semua varian mi instan yang ada di Gaga 100 Extra Pedas Series, mi rasa soto ini menduduki peringkat terbawah. Tidak ada yang unik dari mi yang satu ini.
Bumbu sotonya standar saja, masih kalah telak dengan mi kuah soto dari merek-merek lain. Bubuk koyanya seperti kerupuk udang yang dihancurkan saja, sehingga rasanya terlalu datar. Tidak ada sensasi bawang putih yang bisa memperkaya rasa si bubuk koya. Satu-satunya yang bisa dijual dari mi instan ini hanyalah rasa pedasnya.
Secara umum Mie Gaga 100 Extra Pedas Series sangat layak untuk dijagokan. Cocok buat penggemar makanan pedas atau sekedar bosan dengan rasa mi yang begitu-begitu saja. Sekali-kali cobain deh, siapa tau bisa jatuh hati.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mie Gaga 100: Samyang Versi Indonesia yang Sayang untuk Dilewatkan.