Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Pesan Penting untuk Mie Gacoan dari Pelanggan, Jangan Menunggu Sepi untuk Berinovasi!

Alifah Ayuthia Gondayu oleh Alifah Ayuthia Gondayu
25 Juni 2025
A A
Pesan Penting untuk Mie Gacoan dari Pelanggan, Jangan Menunggu Sepi untuk Berinovasi! Mojok.co

Pesan Penting untuk Mie Gacoan dari Pelanggan, Jangan Menunggu Sepi untuk Berinovasi! (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Mie Gacoan, siapa yang nggak kenal? Mie ini sudah menyebar hampir seantero nusantara. Restoran ini menjual mie pedas dengan sistem pemesanan ala-ala franchise cepat saji, ini sempat (dan mungkin masih) menjadi primadona di kalangan pecinta kuliner, khususnya anak muda. Dengan harga ramah di kantong, rasa yang menggugah selera, dan tempat yang terbilang cukup nyaman untuk ngobrol hingga curhat soal gebetan. Gacoan berhasil membangun ekosistem loyal penggemar.

Tidak heran kalau cabang franchise mi yang satu ada di mana-mana. Di Kota Solo saja bahkan ada sekitar 4-6 gerai Mie Gacoan. Tapi, menurut saya, dari banyaknya gerai yang ada. Menu di Gacoan ya cuma itu-itu saja. Nggak ada yang berubah. Walaupun masih tetap ramai peminat kuliner satu ini, tapi nggak ada salahnya buat mikir perlu adanya inovasi menu.

Brand kuliner sekelas Gacoan harusnya tahu bahwa lidah manusia itu cepat bosan. Bahkan, Indomie aja sibuk ngeluarin varian baru. Masak iya Gacoan kalah sama Mie Instan?

Pasar yang mulai jenuh dan ramai peniru: Mie Gacoan harus lebih dari sekadar pedas dan murah

Beberapa tahun lalu, mungkin hanya Mie Gacoan yang menyajikan mie pedas dengan topping variatif dan snack pelengkap. Namun, sekarang ini? Hampir setiap kota kita bisa dengan mudah menemukan mie dengan rasa dan tampilan yang Gacoan banget. 

Bahkan, fenomena ini saya temukan waktu berkunjung ke rumah bulik yang berada di Sokaraja, Banyumas. Di sana ada warung biasa, menyatu dengan rumah tinggal dan uniknya diberi nama “Warung Mie GetCuan”, apakah ini cuma sekedar plesetan? Saya rasa tidak. Karena penasaran, saya mampir ke warung tersebut. 

Saat melihat menu, saya langsung berkata dalam hati “Wah, ini sih KW-nya Gacoan.” Menunya mirip banget. Mulai dari bikin mie dengan berbagai level kepedasan hingga topping ala Gacoan. Snack pelengkapnya juga mirip plek ketiplek. Ada udang keju, udang rambutan sampai siomay atau dimsum. Gawatnya lagi, ini enak beneran. Bahkan lebih murah, lebih mantap dan tanpa mengantre. 

Menurut saya, persaingan dari bawah itu lebih berbahaya. Kompetitor besar seperti WizzMie mungkin masih di luar radar Gacoan secara langsung. Tapi, pesaing kecil dan UMKM inilah yang sering bikin repot. Mereka lincah, adaptif, dan lebih dekat ke pasar.

Belajar dari kasus KFC, produk kuat tak selalu cukup

Di luar konteks boikot, kita bisa belajar banyak dari cerita KFC di Indonesia. Meski masih menjadi salah satu pemain utama ayam goreng cepat saji, brand ini mulai kehilangan eksklusivitas rasa. Ayam goreng tepung ala KFC sudah jadi produk masal, dari warteg, kaki lima sampai frozen food di minimarket.

Baca Juga:

4 Cara Mudah Menikmati Mie Ayam untuk Sarapan ala Warga Lokal Jakarta

Mie Ayam, Makanan yang Nyaris Tanpa Cela kecuali Sausnya

Ayamnya sih masih sama, tapi rasanya nggak lagi istimewa. Mari kita jujur: rasa ayam KFC tidak berubah banyak sejak dulu. Tepungnya renyah, dagingnya lembut, ya begitulah. Tapi, masalahnya bukan pada rasa itu sendiri, melainkan pada rasa di hati. Dulu KFC itu spesial. Momen langka, biasanya buat traktiran habis gajian atau ulang tahun. Tapi sekarang? Ada banyak pesaing lokal yang rasanya mirip, harganya lebih murah dan lokasinya lebih dekat.

Pesaing mulai muncul dari segala penjuru. Siapa sangka, penantang KFC bukan McDonald’s atau Texas Chicken, tapi justru anak-anak muda bermodal kecil dengan ide besar. Ayam geprek? Siapa yang nyangka itu bisa sebesar sekarang? Lalu muncul ayam sambal matah, ayam salted egg, ayam cabai ijo, semua dengan harga lebih miring dan variasi sambal tak terbatas.

KFC sebenarnya juga tidak tinggal diam menikmati nasib. Mereka coba banyak cara: menu nasi uduk, ayam korea, burger nasi bahkan kolaborasi dengan tokoh-tokoh pop culture. Tapi, sering kali upaya ini terasa seperti tambal sulam. Muncul sebentar, viral lalu menghilang tanpa bekas. Mungkin inovasi ini terlambat datang, sudah keduluan pemain lain yang buat menu mirip-mirip hingga bisa menggeser eksistensi KFC.

Pelajaran untuk Mie Gacoan (dan siapa saja yang mau bertahan). Mie Gacoan dan banyak brand lainnya, bisa belajar banyak dari KFC. Jangan pernah merasa terlalu besar untuk disusul. Jangan pernah terlalu nyaman dengan satu formula yang dianggap “pasti berhasil”. Konsumen Indonesia bukan hanya cepat bosan, tapi juga aktif mencari alternatif. Produk kuat itu penting, tapi tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus ditopang oleh inovasi, emosi dan pengalaman. Jangan menunggu semua orang bisa meniru kamu, baru kamu berpikir untuk berubah.

Saatnya Mie Gacoan tunjukkan level selanjutnya

Brand ini punya semua bahan untuk terus eksis: basis penggemar yang besar, sistem operasional yang rapi, harga bersahabat, dan branding yang kuat sampai level “Gacoan = Mie Pedas”. Tapi, semua itu hanya akan bertahan kalau ada kebaruan. Kalau tidak, ya siap-siap dikalahkan oleh merek-merek lain yang lebih segar, lebih lokal dan lebih berani.

Mungkin Gacoan nggak perlu mengubah menu utamanya yang sudah jadi identitas. Tapi, ingat, inovasi nggak harus radikal? Kadang, cukup dengan memainkan sisi-sisi kecil yang selama ini dibiarkan stagnan.

Rasa itu harus selalu dipancing. Salah satu cara termudah menjaga eksistensi adalah dengan bermain di menu musiman atau edisi terbatas. Bayangkan Gacoan merilis Mie Kemerdekaan edisi Agustus, dengan sambal merah-putih (ini serius, bukan sarkasme).

Adakan kolaborasi kreatif, misalnya Gacoan dengan tokoh atau karakter yang terkenal gitu. Gacoan bisa menggandeng brand minuman lokal, misal kopi susu kekinian hingga es teh manis artisan. Atau bisa juga bikin menu yang khusus di Gacoan daerah tersebut. Misal di Solo bisa kolaborasi sama es dawet legendaris Pasar Gede, dll.

Upgrade snack juga diperlukan. Siomay dan udang keju boleh deh dipertahankan, soalnya emang salah dua menu favorit. Tapi, nggak ada salahnya menambahkan menu lain. Misalnya, dumpling crispy isi keju jalapeno atau tahu isi mozzarella dengan saus sambal ala Gacoan. Lidah pelanggan dimanjakan dengan rasa baru. Kalau enak, bisa balik lagi. Kalau biasa aja, ya tetap beli yang lama. Win-win solution.

Itulah sederet pesan yang ingin saya sampaikan pada Mie Gacoan. Sebagai salah satu pelanggan, saya berharap merek satu ini akan terus bertahan. Itu mengapa, sederet pesan ini dibuat dengan tulus, bukan bermaksud menjatuhkan atau mengajak pelanggan lain beralih ke merek mie pedas lain. 

Penulis: Alifah Ayuthia Gondayu
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Aturan Tidak Tertulis Saat Pertama Kali Makan di Mie Gacoan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Juni 2025 oleh

Tags: franchise miegacoanmiemie gacoan
Alifah Ayuthia Gondayu

Alifah Ayuthia Gondayu

Jika tidak ada tempat untuk mendengar, ceritakan lewat tulisan.

ArtikelTerkait

Mie Kober, Mie Gacoan, dan Mie Sakera: Mana yang Lebih Digandrungi Anak Muda Jember? terminal mojok.co

Mie Kober, Mie Gacoan, dan Mie Sakera: Mana yang Lebih Digandrungi Anak Muda Jember?

13 Januari 2021
Alasan Saya Nggak Nyaman Makan Mie Gacoan di Outletnya Selain Antrean yang di Luar Nalar Mojok.co

Alasan Saya Nggak Nyaman Makan Mie Gacoan di Outletnya Selain Antrean yang di Luar Nalar

21 Desember 2023
5 Makanan Viral 2024 yang Rasanya Gagal

5 Makanan Viral 2024 yang Rasanya Gagal

18 Desember 2024
Indomie, Makanan Indonesia yang Paling Dirindukan Saat Tinggal di Luar Negeri Mojok.co

Indomie, Makanan Indonesia yang Paling Dirindukan Saat Tinggal di Luar Negeri

25 Maret 2025
Di Mie Gacoan, Kita Nggak Antre Nungguin Pesanan Datang, Kita Antre Nungguin Orang Selesai Makan

Mie Gacoan Bikin Saya Antre Nungguin Orang Lain Selesai Makan, Bukan Antre Nungguin Pesanan Datang

27 Oktober 2023
Mie Gacoan di Medan Bikin Dosa yang Bikin Saya Sangat Kecewa (Unsplash)

Dosa Mie Gacoan di Kota Medan setelah Mengurangi Jatah Saus yang Krusial bagi Rasa Mie dan Dimsum Mereka

25 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.