Merayakan Era Dark Mode dengan Richeese Black: Seberapa ‘Dark’ Kamu?

dark mode

dark mode

Bulan Oktober seolah menjadi masa kejayaan bagi per-dark mode-an.  Bagaimana tidak? Seakan tidak mau kalah dengan trend yang baru-baru ini dikeluarkan aplikasi Instagram, kini giliran Richeese Factory menyusul dengan menu barunya bertemakan hal yang sama.

Restoran cepat saji yang terkenal dengan saus kejunya ini, sedang ramai dibicarakan. Mulai 10 Oktober kemarin secara resmi mengeluarkan menu dengan konsep warna hitam yang diberi nama Richeese Black. Dalam menu barunya tersebut, Richeese Factory menawarkan enam pilihan menu yang bisa dipesan,

Sejatinya bahwa warna hitam seringkali dihubungan dengan hal-hal negatif dan bisa jadi menjijikan apabila digunakan sebagai pewarna makanan. Menurut J.L Morton, seorang professor yang mempelajari bidang warna, berpendapat tentang hal ini. Saat leluhur manusia pertama kali mencari dan mengumpulkan makanan, warna biru, ungu, dan hitam merupakan warna yang dianggap berbahaya pada makanan karena berpotensi mengandung racun.

Perlu diketahui juga bahwa warna dan daya tarik dari makanan merupakan dua hal yang memiliki hubungan erat. Bisa saja hanya dengan melihat tampilan makanan, salah satu sel saraf yang merupakan bagian dari otak akan mengalami peningkatan aktivitas. Selain itu juga memengaruhi persepsi seseorang terkait bagaimana rasa makanan tersebut.

Tidak sedikit dari teman saya tanpa tedeng aling-aling langsung menyerbu paket gelap lantaran penasaran saja. Pendapat mereka tidak jauh beda dengan saya. Saus keju yang biasanya berwarna kuning, kali ini berwarna hitam pekat selayaknya bumbu petis yang sering kita (hah kita?) jumpai pada isian tahu petis.

Bagi saya yang bukan penggemar makanan cepat saji semacam itu tentu terkejut abang terheran-heran. Imajinasi saya mengarah pada bahan baku pada saus hitam yang dibuat Richeece Factory berasal dari tinta printer buah kluwek. Toh sama-sama memiliki warna hitam pekat, bukan? Tapi yo nggak masuk akal juga. Lha wong kluwek kan termasuk bumbu dapur yang memiliki aroma khas. hihi

Belum lagi menu ice cream yang dibuat juga berwarna hitam. Padahal biasanya ice cream kan identik dengan warna-warna cerah karena faktor varian rasanya sendiri. Dalam hal ini saya kepikiran penggunaan ekstrak arang atau istilah kerennya charcoal sebagai pewarna hitam.

Sedangkan untuk menu utamanya Combo Richeese Black berbentuk ayam krispi pada umumnya. Karena berlumurkan saus hitam maka namanya seperti itu. Tenang, bukan ayam cemani yang diolah kok, my lov~

Black Lava hadir sebagai penyegar. Banyak yang mengira bahwa salah satu jenis minuman berkarbonasi yang menjadi bahan utamanya. Padahal bukan. Minuman ini lebih cenderung memiliki rasa seperti campuran buah-buahan asem dan segar.

Dan Cheesy Fish Bite seakan menjadi minoritas di antara teman-temannya. Hanya menu inilah yang tidak berwarna hitam, melainkan warna kuning seperti menu yang ditawarkan Richeese pada umumnya.

Di antara enam menu baru yang tergabung dalam Richeese Black Campaign ini, terdapat satu menu yang cukup unik. Richeese Black Friend Fries, namanya. Penulisan yang seharusnya “French” malah diplesetkan menjadi “Friend”. Apakah itu artinya sesama kentang harus tetap berteman?

Rupanya saus keju berwarna hitam yang teman-teman saya santap, tidak bisa langsung hilang hanya dengan sekali cuci tangan. Mereka perlu membasuhnya dengan sabun agar tidak menyerupai montir bengkel yang sedang bergelut dengan oli.

Menurut penuturan teman-teman saya pula, soal harga dan rasa dari menu baru mereka cukuplah worth it bagi restoran cepat saji yang memiliki image keju-kejuan di Indonesia ini.

Ibarat ungkapan usaha tidak menghianati hasil. Usaha yang dilakukan PT. Richeese Kuliner Indonesia patut diacungi jempol. Pasalnya inovasi yang mereka lakukan terbilang cepat seiring dengan maraknya penggunaan istilah dark mode yang tentunya membawa pengaruh pada inovasi makanan terkini. Tidak lain semata hanya sebagai strategi marketing agar terus bertahan hidup dan tidak tergerus zaman atau pesaingnya.

Peranan inovasi dan kreativitas dalam pengembangan bisnis memang sangat diperlukan. Dalam ilmu bisnis sendiri, inovasi merupakan warna. Tanpa melakukan inovasi akan berakibat pada kurang menariknya bisnis tersebut. Dark mode seakan membawa gairah baru pada perkembangan zaman. Karena ternyata tidak hanya teknologi saja, sampai-sampai bisnis makanan pun memanfaatkannya.

Bagaimana? Tertarik untuk ikut merayakan kegelapan dengan menu baru Richeese Black, my lov? (*)

BACA JUGA Dari Istana Negara Hingga Senayan: Mas Didi Kempot, Tolong Buat Lagu dari Tempat-Tempat Ini, Dong! atau tulisan Isna Farhatina lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version