Buat yang sering lalu-lalang Malang-Batu, nggak mungkin kalau nggak kenal Jalan Tirto Utomo. Sebuah jalan dengan gapura putih bertuliskan Desa Landungsari yang terletak di dekat Kampus III UMM. Kawasan yang dikenal dengan nama Tirto atau Rambaan dan Bendungan (dua dusun yang berada di jalan tersebut), menjadi sentra kos-kosan mahasiswa—rata-rata mahasiswa UMM—lengkap dengan fasilitas warung dan tempat fotokopian.
Kenapa kos-kosan mahasiswa bisa tumbuh subur di kawasan ini? Tentu saja jawabannya karena Malang telanjur diromantisasi sebagai kota pendidikan. Semangat jiwa muda dan romansa banyak dihabiskan di kota ini.
Jalan Tirto Utomo cukup strategis dan ramai. Lokasinya berada di dekat kampus dan juga Terminal Landungsari yang terkenal akan angkotnya yang ngetem sembarangan. Nggak heran kalau kawasan di sekitarnya dijuluki desa rasa kota. Secara administratif, kawasan ini adalah desa, tapi suasananya nggak jauh beda dari Tlogomas.
Akan tetapi, bagi saya, Jalan Tirto Utomo Landungsari ini menyebalkan banget. Saya merasa sebal kalau lewat sini, terutama di malam hari.
Ruwet
Kawasan kos-kosan mahasiswa yang berada di sepanjang Jalan Tirto Utomo ini terkesan ruwet. Mulai dari parkiran motor mahasiswa, fotokopian, warung makan, hingga pejalan kaki dan kendaraan yang lalu-lalang terkesan membuat jalanan ini ruwet.
Sejauh pengamatan saya, di mana ada kos mahasiswa, di sana pasti ada keruwetan. Sebenarnya Jalan Tirto Utomo ini adalah permukiman warga, namun karena banyaknya rumah yang dijadikan kos, kawasan ini jadi terkesan padat.
Bayangkan saja, lebar jalannya hanya cukup untuk papasan dua mobil dengan jarak yang bikin waswas. Ditambah lagi space bahu jalan yang nggak sampai satu meter sudah mepet pagar rumah orang. Selain itu, bangunan di sini minim lahan parkir, jadi nggak usah heran kalau ada motor atau mobil yang parkir di bahu jalan.
Macet
Keruwetan yang terjadi di suatu kawasan, pasti bakal melahirkan kemacetan, tak terkecuali di Jalan Tirto Utomo Landungsari, Malang. Seperti yang sudah saya katakan di atas, sudah jalannya sempit, kawasannya cukup padat, banyak yang parkir di bahu jalan pula. Hal-hal ini tentu saja memicu terjadinya titik-titik kemacetan di tempat ini.
Coba bayangkan, di kawasan yang padat penduduk dan merupakan permukiman warga, nggak etis kan kalau kita ngebut? Ditambah lagi di Jalan Tirto Utomo ini jalanannya nggak lurus dan mulus, ada saja tikungan dan gundukan yang bahkan nggak bisa juga disebut sebagai polisi tidur. Otomatis kendaraan yang lewat sini harus berjalan pelan. Belum lagi kalau papasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan, wah harus pelan-pelan sekali jalannya.
Gara-gara itu doang jadi macet? Belum, Gaes. Mahasiswa yang ngekos di sekitaran sini yang bawa kendaraan juga kerap menjadi pemicu kemacetan. Ada saja yang belok mendadak tanpa lampu sein atau berjalan pelan di tengah jalan bikin arus kendaraan yang berjalan di sini jadi tersendat.
Secuil tips buat yang ingin melewati Jalan Tirto Utomo Landungsari
Supaya kalian nggak kena hipertensi saat melewati Jalan Tirto Utomo Landungsari, saya sarankan jangan lewat sini di atas pukul 18.00 WIB. Sebab, mulai pukul 18.00-22.00 WIB adalah waktunya mahasiswa mencari makan, menjilid tugas, atau sekadar nongkrong.
Kalau terpaksa melewati jalan ini, pastikan stok kesabaran kalian cukup banyak. Selain itu, berhati-hatilah dan jaga jarak apabila bertemu mahasiswa yang hobi parkir sembarangan atau nyetir ngawur di tengah jalan. Inhale, exhale…
Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kota Malang Hari Ini: Problem Kemacetan dan Tamu-tamu Peradaban.