Dalam album Mantra Mantra dari Kunto Aji, lagu “Sulung” dan “Bungsu” begitu populer dan didengarkan oleh banyak orang. Katanya, setelah mendengar lagu itu, mereka merasa lagu itu “aku banget” terutama buat orang yang emang dapat peran sebagai si sulung dan si bungsu di dalam keluarga. Mungkin satu-satunya orang yang “can’t relate” dengan dua lagu ini adalah orang yang terlahir sebagai anak kedua. Mungkin mas Kunto Aji lupa jika tidak ada anak tengah, predikat sulung atau pun bungsu mungkin tidak akan ada.
Dalam lirik lagu “Sulung” dan “Bungsu” mas Kunto Aji memberikan petuah kepada si sulung dan si bungsu,
“Yang sebaiknya kau jaga.. adalah dirimu sendiri”
Iya mas benar, kalau si sulung dan si bungsu sebaiknya menjaga diri mereka sendiri, tapi buat si anak tengah tuh berbeda… mereka disuruh menjaga si sulung dan si bungsu.
Kalau si sulung yang dicap sebagai orang yang bertanggung jawab, dan si bungsu yang harus dilindungi, lalu anak tengah apa? ya mungkin yang dilupakan *sedih*
Anak tengah, sosok yang kadang dilupakan bukannya mendramatisasi tapi terkadang memang itu faktanya. Meskipun katanya dilupakan tapi kalau urusan disuruh-suruh paling diingat, gimana anak tengah? Mana suaranya?
Nih, buktinya kalau kamu dan ibu sedang jalan-jalan lalu tidak sengaja bertemu teman ibu yang sudah lama tidak ketemu, biasanya yang mereka ingat adalah nama si sulung atau si bungsu.
“Eh ini si A kan? Pangling ih udah besar ajaa..”
(padahal si A itu adalah kakaknya)
atau,
“Ya ampun B sekarang kuliah dimana?”
(padahal si B itu adalah adiknya)
Bukti lainnya, di rumah saya sendiri di antara adik dan kakak saya yang jenis kelaminnya sama yaitu perempuan, tapi kalau urusan memasak, nyuci piring, belanja bahan masakan, beberes rumah… nama saya yang paling diingat oleh ibu saya, ya pokoknya kalau urusan di suruh-suruh ya nama si tengah yang paling diingat!
Jangan salah ya hey bungsu, kalau kamu lagi disuruh terus kamu tolak yang kena batunya tuh kami tau si anak tengah, terus kalau kami menolak nantinya siap-siap dimarahi sama si sulung lalu pada akhirnya si anak tengah lagi yang mengalah. Yaa, anak tengah memang yang paling sering dianggap serba bisa, berperan jadi adik dan kakak saja bisa apalagi mengerjakan pekerjaan rumah dan yang lainnya~
Mas Kunto Aji, kalau ditanya masalahnya anak tengah tuh apa sih? Kami itu… penyabar sekaligus pendendam. Saya ingat betul di ulang tahun ke-17 adik saya dia dibelikan handphone baru padahal handphonenya yang lama baru saja dia beli 2 tahun yang lalu, hal itu juga dialami kakak saya. Namun itu berbeda dengan ulang tahun saya ke 17 pada waktu itu ketika hp saya sudah sebaiknya diganti tapi permintaan itu ditolak oleh ibu. Justru saya diberi syarat harus masuk universitas favorit dahulu jika mau hpnya dibelikan yang baru. Iya anak kedua tuh penyabar sekali kalau melihat anak sulung, dan bungsu mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara yang lebih mudah. Ibaratnya anak sulung dan bungsu kalau naik gunung pakai porter, sedangkan anak tengah harus menenteng carriernya sendiri, lebih berat.
Dalam urusan hubungan saudara juga si anak tengah sering kali diuji, kalau si adik sedang nakal lalu kami marahi, bukannya didukung atau dibela tapi kami malah balik dimarahi sama si sulung padahal kan bukan kami yang salah :’) mbok ya kenapa anak tengah tuh kaya lagunya Raisa sih “Serba Salah”.
Tapi di balik itu semua anak kedua juga pendendam, tapi kami simpan harapan-harapan kami itu di dalam hati biar si sulung dan si bungsu senang. Kami menyadari memang kehadiran anak tengah untuk menjadi penyeimbang, jadi sosok yang netral, jadi sosok yang bisa apa saja di rumah. Ya meskipun kadang dilupakan ternyata peran kami si anak tengah ini ternyata ada gunanya juga *menghibur diri sendiri*
Jadi mas Kunto Aji, sekali ini saja dengarkan ya harapan si anak tengah. Biar sesekali kami juga ingin toh buat diingat, hehe, ditunggu lagu tentang anak tengah-nya ya mas!!
BACA JUGA Menyembuhkan Luka Hati Dengan Mantra-Mantra Dari Mas Kunto Aji dan tulisan Fanisa Putri lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.