5 Menu Red Flag dari Rumah Makan Padang. Jangan Pernah Beli Menu Ini, Mending Makan Nasi Pakai Garam!

5 Menu Red Flag dari Rumah Makan Padang. Jangan Pernah Beli Menu Ini, Mending Makan Nasi Pakai Garam!

5 Menu Red Flag dari Rumah Makan Padang. Jangan Pernah Beli Menu Ini, Mending Makan Nasi Pakai Garam! (Midori via Wikimedia Commons)

Pokoknya jangan pernah memesan menu makanan ini di rumah makan Padang. Mending makan nasi pakai garam di rumah!

Rumah makan Padang biasanya dijadikan salah satu pilihan paling aman bagi mereka yang lagi galau mau makan apa. Pasalnya, selain rasanya yang nikmat, porsi makan yang disuguhkan terbilang nggak pelit alias berlimpah ruah. Bahkan bagi anak kos, seporsi nasi Padang yang dibungkus bisa dipakai untuk dua kali makan.

Bukan hanya porsinya yang berlimpah, pilihan menu yang ditawarkan juga sangat bervariasi. Sayangnya, ragam menu yang bermacam-macam itu nggak semuanya green flag. Sederet menu dari rumah makan Padang berikut ini sebaiknya nggak menjadi opsi untuk dibeli karena sejumlah alasan.

#1 Gulai jeroan

Sudah bukan jadi rahasia lagi kalau olahan jeroan merupakan hidangan yang berdampak kurang baik bagi kesehatan tubuh. Jeroan atau organ dalam yang ditawarkan di rumah makan Padang memang menggoda. Pun sesungguhnya jeroan masih memiliki nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Sebagai sumber protein hewani, misalnya.

Akan tetapi, alasan tersebut tentu nggak tepat jika dijadikan dasar untuk mengonsumsi organ dalam hewan terlalu sering. Efek negatif yang paling menonjol dari konsumsi olahan jeroan berlebih adalah kolesterol jahat atau yang dikenal juga dengan sebutan LDL. Tingginya kadar LDL dalam tubuh akan berkontribusi pada pembentukan sumbatan di pembuluh darah arteri sehingga pasokan darah menuju otak menjadi terhambat. Hal inilah yang membuat seseorang rentan terkena stroke.

Ditambah lagi, menu gulai juga menggunakan bahan dasar santan untuk kuah. Sejatinya, santan adalah sumber lemak yang baik. Namun, ada kalanya masakan bersantan yang belum habis hari itu akan dihangatkan kembali. Mengutip dari situs Alodokter, kebiasaan menghangatkan makanan berkuah santan akan mengubah lemak baik tadi menjadi lemak jenuh yang berakibat buruk bagi kesehatan.

Guna menyiasati hasrat melahap gulai, sebaiknya pilih menu gulai lain di rumah makan Padang seperti dada ayam yang memiliki kandungan kolesterol lebih rendah. Cara berikutnya adalah jangan menuang kuah santan yang memang terasa lezat itu ke atas hidangan yang hendak dinikmati. Bagaimanapun lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?

#2 Ayam pop

Menu kedua yang sebaiknya dihindari di rumah makan Padang adalah ayam pop. Penggemar kuliner dari Sumatra Barat pastinya paham betul perbedaan menu ayam pop yang disajikan di warung Padang asli dan KW. Di berbagai rumah makan Padang yang bukan dikelola orang Minang langsung, biasanya ayam pop disajikan bersamaan dengan kulitnya.

Sementara masakan ayam pop orisinal ala Minangkabau justru nggak menyertakan kulit. Bagi penyuka kulit ayam yang bertekstur kenyal ketika sudah dimasak tanpa digoreng garing, mendapati fakta ini seakan menghadapi kesialan. Nah, ketimbang merasa kecewa lantaran kocek yang dirogoh nggak sepadan dengan ekspektasi tentang apa yang diharapkan, menu ayam pop di warung Padang asli ini sebaiknya nggak usah diambil.

Baca halaman selanjutnya: Perkedel…

#3 Perkedel

Perkedel memang jenis lauk yang lumrah ditemui di berbagai hidangan, tak hanya di rumah makan Padang. Sebagai pelengkap tumpeng nasi kuning, contohnya. Namun entah mengapa, rasa perkedel di warung Padang terasa lebih memikat dengan bumbu yang meresap. Bentuknya yang tebal serta teksturnya yang nggak berminyak membuat menu ini sering dilirik oleh pembeli.

Sayangnya, lauk ini juga nggak disarankan untuk menemani acara makan. Sebab, perkedel lazimnya dibuat dengan bahan dasar kentang yang mengandung karbohidrat tinggi. Oleh sebab itu, lauk ini kurang cocok disandingkan dengan nasi yang sama-sama merupakan sumber karbohidrat.

Selain itu, kentang dan nasi juga termasuk dalam makanan tinggi indeks glikemik. Indeks glikemik pada nasi putih adalah sebesar 73, sedangkan kentang memiliki indeks glikemik 78. Artinya, jika keduanya dikonsumsi secara bersamaan, peluang peningkatan kadar gula dalam darah akan semakin cepat.

#4 Telur dadar

Siapa yang nggak kenal telur dadar? Lauk yang gampang diolah ini sangat mudah ditemui di berbagai warung makan atau resto. Latar belakang inilah yang menjadikan telur dadar masuk dalam daftar red flag menu rumah makan Padang yang sebaiknya dikesampingkan.

Selain gampang dijumpai, telur dadar juga sangat mudah dibuat sendiri di rumah. Perihal rasa, tinggal bagaimana cara seseorang mengolahnya dengan variasi bahan yang diinginkan sesuai selera. Intinya, memesan menu ini di rumah makan Padang sama artinya dengan siap rugi bandar! Mendingan pilih lauk lainnya yang memang nggak bisa kita buat di rumah, Gaes.

#5 Lauk yang digoreng

Urutan terakhir menu red flag di rumah makan Padang adalah berbagai lauk yang dimasak dengan cara digoreng. Alasan kolesterol atau tinggi kalori itu sudah klise. Yang menjadikan menu gorengan nggak patut dipilih adalah kurangnya ciri khas masakan Padang itu sendiri pada lauk yang digoreng.

Citra masakan Padang sangat lekat dengan racikan bumbu-bumbu rempahnya yang kuat. Bahkan, mencium aroma rempah yang menguar saja sudah sanggup menerbitkan air liur. Kayaknya kalau ke rumah makan Padang hanya untuk menyatap menu yang digoreng kok nirfaedah, ya. Pengalaman mengecap kekayaan kuliner asli Nusantara seakan sia-sia. Ketimbang pesan menu gorengan, lebih baik mengambil menu khas rumah makan Padang seperti kalio atau rendang.

Itulah kelima menu red flag dari rumah makan Padang yang sebaiknya nggak usah dibeli. Bukan hanya alasan kesehatan, tapi juga nilai pengalaman yang perlu dipertimbangkan. Ingat, setiap rupiah yang dikeluarkan itu sebaiknya sepadan dengan apa yang pembeli dapatkan.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Alasan Orang Padang Nggak Pakai “Minangkabau” untuk Menamai Rumah Makan Padang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version