Menjawab Tudingan Orang-orang yang Belum Pernah ke Luar Negeri Tentang Singapura yang Katanya Nggak Beda Jauh sama Indonesia – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Luar Negeri

Menjawab Tudingan Orang-orang yang Belum Pernah ke Luar Negeri Tentang Singapura yang Katanya Nggak Beda Jauh sama Indonesia

Muhammad Yusuf oleh Muhammad Yusuf
18 Juli 2021
0
A A
Menjawab Tudingan Orang-orang yang Belum Pernah ke Luar Negeri Tentang Singapura yang Katanya Nggak Beda Jauh sama Indonesia terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Pertama-tama, saya ingin meluruskan bahwa tulisan ini sama sekali nggak ada kaitannya dengan sikap anti-nasionalisme atau apa pun yang ngebagus-bagusin negara orang. Tapi sejujurnya, lewat tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman pribadi mengenai apa saja yang saya rasakan dan amati selama melancong ke Singapura. Harapannya tentu saja untuk menjawab tudingan orang-orang yang belum pernah mengunjungi luar negeri, khususnya Singapura.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, saya ingin bercerita sedikit bagaimana awal mula saya memutuskan untuk melancong ke negara yang dijuluki Negeri 1001 Larangan itu. Semuanya berawal di akhir tahun 2016, ketika ngopi santai di kediaman seorang kawan sembari menonton pertandingan Liga Inggris. Alur pertandingan yang berlangsung membosankan itu rupanya memancing kawan saya untuk memperlihatkan sebuah vlog tentang Singapura kepada saya.

Walau begitu, menyenangkan rasanya ketika menyimak vlog dibarengi oleh paparan dari orang terdekat yang sudah pernah ke sana. Artinya, saya bisa memperoleh berbagai cara pandang tentang Singapura. Sampai di satu titik, kawan saya menyampaikan satu ide, “Gimana kalau kita cabut ke sana pas tahun depan?”

Sebelum saya mengiakan ajakan itu, yang langsung terlintas dalam pikiran saya adalah masalah biaya. Buat saya yang saat itu belum pernah naik pesawat, bahkan terpikir untuk pergi ke negara lain, duit jadi momok tersendiri yang sudah kadung termakan cerita orang tentang banyaknya biaya yang mesti dikeluarkan sebelum hendak ke luar negeri.


Akan tetapi, ketakutan itu langsung terbantahkan tatkala teman saya menjelaskan mengenai tiket promo pesawat dan perihal penginapan yang bisa kami siasati dengan tinggal di hostel-hostel terjangkau. Singkat cerita, akhirnya kami berdua sepakat untuk melancong ke Singapura di tahun depan dan waktunya disesuaikan dari informasi tiket promo dan siapa maskapai yang mengeluarkan.

Terus terang saja, tujuan saya melancong ke sana selama lima hari sama sekali nggak mengincar tempat-tempat hype dan kemudian berfoto untuk nanti dipamerkan. Apa yang sebenarnya saya ingin cari tahu adalah rasa penasaran gimana, sih, sebetulnya rutinitas warga negara maju? Apa Singapura memang betul-betul negara yang istimewa atau memang benar mirip dengan Indonesia?

Jalan-jalan ke berbagai tempat buat saya nggak lebih dari formalitas yang mesti dilakukan oleh seorang pelancong. Paling nggak, sepulang dari Singapura saya bisa menjawab pertanyaan dari teman-teman dan keluarga saya yang belum pernah ke sana.

Setiba di Bandara Changi sampai masuk ke perkotaan, saya begitu terpukau dengan suasana di Singapura. Sejauh mata memandang, saya melihat banyak sekali wanita yang penampilannya menggoda iman sekaligus keteraturan masyarakat di sana, yang tentu saja jarang saya temui di daerah saya. Memasuki stasiun MRT sampai naik bus menuju hostel, saya melihat banyak orang lalu-lalang dengan begitu teratur, seolah-olah rutinitas masyarakat ini telah diprogram oleh komputer.

Walau saya tiba ketika jam pulang kantor, namun saya hampir nggak melihat adanya kekacauan. Maksud saya, saya sama sekali nggak melihat orang yang saling melempar tindakan provokasi satu sama lain seperti menyerobot antrean atau melempar suara klakson di saat jalanan macet dan tetap menjaga etika meski jalanan padat.

Sebagai wong ndeso yang baru pertama kali ke luar negeri, fenomena seperti itu bikinsaya kagum. Berbeda sekali dengan di Indonesia saat jam-jam pulang kantor yang begitu riuh, macet nggak karuan, dan nyebrang sembarangan. Yah, mungkin penilaian saya terlalu berlebihan. Memang, sih, Singapura ini secara populasi penduduk jumlahnya mungkin jauh lebih sedikit ketimbang Bandung atau Jakarta. Tapi saya pikir justru kalau masyarakat kita memang sudah terbiasa hidup disiplin, mungkin akan sama teraturnya dengan di Singapura.

Selama berkeliling ke berbagai tempat dalam waktu 5 hari, saya mendapatkan banyak hal di Singapura, terutama terkait masalah kedisipilinan dan etika. Saya jadi teringat sewaktu menunggu kedatangan bus di satu halte, ada seorang jompo dengan kursi roda yang tampaknya nggak didampingi, lalu kemudian para calon penumpang yang tengah berkerumun mempersilakan lansia tersebut untuk berada di barisan paling depan. Begitu bus datang, si driver bus langsung turun untuk menolong lansia tersebut mendorong kursi roda ke dalam kabin penumpang.

Fenomena lain yang saya temukan adalah sopannya warga Singapura bahkan ketika saat bersepeda di trotoar. Nggak jarang saya menemui para pesepeda ini mengatakan permisi saat lewat di antara pejalan kaki. Saya nggak tahu apakah itu hanya kebetulan atau apa. Sama halnya ketika saya melihat keadaan lalu lintas yang kerap dipenuhi mobil keren di film-film Hollywood, saya selalu melihat mereka berhenti tepat di garis tepi luar zebra cross setelah memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Gila, saya pikir, bisa presisi gitu padahal itu supercar. Di Indonesia saja motor Honda Beat atau mobil Camry masih suka berhenti sampai ngalangin zebra cross.

Biarpun secara gengsi Singapura ini nggak terlihat spesial bagi kebanyakan orang Indonesia lantaran sama-sama berada di Asia Tenggara, banyak sekali yang menjadi pembeda dari sisi etika dan kedisiplinan. Walau Singapura nggak seluas dan sekaya Indonesia secara sumber daya, berbagai keterbatasan tersebut membentuk warganya menjadi pribadi yang disiplin bahkan dari hal-hal kecil sekalipun.

Saya sering merasa bahwa orang Indonesia agaknya terlalu terlena dengan kekayaan alam dan budaya sampai-sampai mengganggap remeh etika dan disiplin. Luputnya dua hal tersebut nggak heran membuat kebanyakan orang Indonesia, termasuk saya sendiri, tertinggal jauh dalam berbagai hal. Kita boleh saja merasa bangga dengan sejarah dan kekayaan alam, namun kita pun harusnya merasa malu ketika gagal mempelajari sejarah sehingga membuat kita tertinggal dalam banyak hal, bahkan dari negara kecil macam Singapura.

BACA JUGA Paket Wisata Vaksinasi Adalah Gambaran Kesenjangan Sosial Kala Pandemi dan tulisan Muhammad Yusuf lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: disiplinGaya Hidup Terminalsingapuratraveling
Muhammad Yusuf

Muhammad Yusuf

Kaum rebahan profesional. Tinggal di Bandung.

Artikel Lainnya

7 Tips Traveling ke Korea Selatan Terminal Mojok

7 Tips Traveling ke Korea Selatan

10 April 2022
Setelah Saya Baca Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma terminal mojok.co

Setelah Saya Baca Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma

16 Agustus 2021
Tanpa Asuhan Keluarga Kent, Superman Nggak Akan Jadi Pahlawan terminal mojok.co

Tanpa Asuhan Keluarga Kent, Superman Nggak Akan Jadi Pahlawan

16 Agustus 2021
zukini produk impor mahal mojok

Dari Zukini, Saya Paham Kenapa Produk Impor Itu Mahal

14 Agustus 2021
Off dari Media Sosial Adalah Hal yang Biasa Aja, Nggak Usah Geger! terminal mojok

Off dari Media Sosial Adalah Hal yang Biasa Aja, Nggak Usah Geger!

14 Agustus 2021
pembaruan update iphone fitur baru ios 14 mojok.co

4 Karakter Orang yang Nggak Cocok Pakai iPhone

13 Agustus 2021
Pos Selanjutnya
Video Klip Munajat Cinta The Rock Indonesia Bikin Baper dan Iri Anak SD pada Masanya terminal mojok.co

Video Klip 'Munajat Cinta' The Rock Indonesia Bikin Baper dan Iri Anak SD pada Masanya

Terpopuler Sepekan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik

Harapan untuk ‘Gubernur Baru’ Jogja yang Akan Dilantik

22 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Affandi dalam Pusaran Bulan Mei dan PKI
    by Ali Ma'ruf on 23 Mei 2022
  • Berhasil Merajut Transportasi Nusantara, Menhub Dianugerahi Gelar Doktor Hc dari UGM
    by Yvesta Ayu on 23 Mei 2022
  • Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo
    by Yvesta Ayu on 22 Mei 2022
  • 46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 
    by Gusti Aditya on 22 Mei 2022
  • Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri
    by Hammam Izzuddin on 22 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In