Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menikah Tidak Sebercanda Itu, Adique!

Andrian Eksa oleh Andrian Eksa
10 Mei 2019
A A
menikah

menikah

Share on FacebookShare on Twitter

Saya tinggal di sebuah desa, tempat nenek menikah. Saya masih ingat cerita nenek tentang pernikahannya. Suatu waktu, kata nenek, tiba-tiba saja dirinya sudah di depan penghulu. Nenek duduk di samping seorang laki-laki yang kemudian disebutnya sebagai suami. Waktu itu, umur nenek masih empat belas tahun. Di usianya yang ranum itu, nenek harus menerima kenyataan sebagai istri kedua. Luar biasa!

Jauh setelahnya, setelah anak-cucu-buyut nenek bertebaran di mana-mana, saya masih menyaksikan fenomena serupa. Teman-teman saya menikah selepas lulus dari sekolah dasar. Beberapa yang lain, selepas lulus sekolah menengah pertama. Yang lain lagi, selepas lulus sekolah menengah atas.

Teman-teman yang memutuskan nikah muda, tidak melewati jalan selancar jalan tol. Melainkan jalan-jalan kecil di pedesaan yang berbatu dan berdebu. Segala upaya mereka coba. Salah satunya, ya, bekerja sejak masih belia.

Kalau teman-teman di desa saya, pekerjaannya bisa jadi serupa. Yang laki-laki jadi pandai tembaga. Sejak lulus sekolah (dasar, menengah pertama, menengah atas), mereka diantar ke juragan-juragan. Orangtuanya akan berpesan, anak saya tolong diajarkan. Setelah nginthil beberapa lama dan lihai menatah tembaga, biasanya akan membuka usaha sendiri—berdikari.

Yang perempuan biasanya akan diantar ke sekolah jahit. Setelah fasih menginjak pedal dan mengatur alur jahitan, mereka dikirim ke pabrik tekstil. Dengan kemantapan meraih cita-cita hidup bahagia dalam berkeluarga, mereka bekerja serajin-rajinnya. Lembur pun digasak begitu mudahnya.

Sementara hari ini, desa saya sudah semakin maju. Jalan-jalan tidak lagi berbatu dan berdebu. Hampir semuanya sudah diaspal. Paling tidak, ya, dicor pakai semen. Pokoknya, tidak lagi pating gronjal. Saya rasa sudah enak buat prosotan.

Begitupun dengan pola pikir orangtuanya. Hari ini, orangtua semakin mengamini pentingnya pendidikan yang tinggi. Anak-anak marak disekolahkan. Bahkan sampai perguruan tinggi. Harapannya masih sama: bekerja di tempat yang lebih bisa buat nggaya—bisa dipamerin ke tetangga. Kalau sudah selesai sekolah dan bekerja kan tinggal dinikahkan saja.

Itulah sumber kecemasan saya. Setiap di rumah, pertanyaan nenek cuma satu, kapan ibumu punya mantu? Nenek sudah pengin punya cucu darimu. Memang klise sekali, tapi bisa saya pastikan, inilah pertanyaan yang akan naik daun beberapa waktu ke depan. Ingat, ini sudah bulan Ramadan. Tinggal menghitung hari untuk lebaran. Persiapkan saja segala macam alasan untuk menjawab pertanyaan kawakan itu.

Baca Juga:

Menghitung Penghasilan Minimal Setelah Menikah Versi 2025, Punya Gaji 7 Juta Baru Bisa Hidup Nyaman!

Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

Untungnya ibu saya santai—ora kesusu. Tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Saya berada di titik aman pertama. Sayangnya, permasalahan ada di nenek. Beliau mulai gencar mengirimkan kode-kode terbuka kepada saya. Terlebih setelah saya lulus kuliah. Nenek semakin betah duduk di samping saya, sambil sesekali bercerita tentang tetangga-tetangga yang sudah jelas tanggalnya.

Saya paham, apa yang dilakukan nenek itu sangat beralasan. Saya adalah anak pertama dan baginya sudah cukup umur. Apalagi, ternyata adik saya yang masih kelas 2 SMK, sudah punya cita-cita nikah muda. Nenek tidak mau saya dilangkahi. Adik bangsat.

Adik saya memang sedang punya pacar. Beberapa kali pacarnya datang ke rumah dan begitupun sebaliknya. Dia sering cerita kepada saya. Selama ini, hubungan dia dengan keluarga pacarnya pun terlihat lancar-lancar saja. Bahkan kemarin, saya dapat cerita dari ibu, kalau pas sadranan, orangtua pacar adik saya pun datang berkunjung. Lah ibu kok malah nambahi bingung?

Saya mengerti. Benar-benar mengerti. Hubungan adik saya dengan pacarnya sedang hot-hotnya. Cita-cita mereka cuma satu: dinikahkan segera. Mumpung api cintanya masih menggelora. Tidak baik menunda-nunda niat baik. Baik, ndiasmu! Saya pun pernah mengalami masa-masa itu. Tapi, mbok yo dipikir masak-masak dulu.

Sampai hari ini, saya tidak setuju dengan nikah muda. Apa pun dalih yang membenarkannya. Menurut saya, agar terhindar dari zina, bukan dengan dinikahkan caranya, tapi diberi pemahaman atas itu.

Saya melihat fenomena dinikahkan ini seperti satu pelarian yang wagu. Hal itu dikarenakan, walaupun sudah dinikahkan, kalau tidak paham akan kaidah-kaidah yang berlaku, hal-hal semacam zina, bisa terjadi kapan pun dan di mana pun.

Selain itu, menikah bukan perkara mudah. Di luar tetek bengek kebutuhan pernikahan, menikah itu tidak lain adalah menjalani komitmen dengan orang yang sama. Seumur hidupmu akan tidur bersamanya. Jika chatmu sama pacar tidak berbalas atau cuma diread doang, kamu sudah gulung koming, saya sarankan untuk jangan menikah dulu.

Ada baiknya, jika kamu terlanjur nabung, bawa uangmu ke rentalan playstation. Mainlah sepuasmu. Kalau perlu, ajaklah pacarmu. Belikan Aice dan Silverqueen. Nikmatilah masa kanak dan remajamu dengan tertawa. Kelak ketika sudah tiba masanya, kamu akan tahu: menikah tidak sebercanda itu, Adique.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2021 oleh

Tags: asmaraKeluargamenikah
Andrian Eksa

Andrian Eksa

Kelahiran Boyolali, 15 Desember. Saat ini sedang bergiat di Dolanan Anak Jogja.

ArtikelTerkait

gaya pengasuhan

Gaya Pengasuhan Orang Tua Punya Pengaruh Ke Kepribadian Kita

21 Oktober 2019
Lika-liku Kehidupan Santri di Pesantren Perihal Kisah Asmaranya terminal mojok.co

Lika-liku Kehidupan Santri di Pesantren Perihal Kisah Asmaranya

8 Februari 2021
anak tertekan tinggal dalam keluarga perfeksionis mojok.co

Trauma Anak yang Hidup dalam Keluarga Perfeksionis

29 Agustus 2020
Beban Ganda Jadi Anak Pertama dan Cucu Pertama di Keluarga terminal mojok.co

Beban Ganda Jadi Anak Pertama dan Cucu Pertama di Keluarga

25 Desember 2020
Meski Punya Latar yang Mirip, Film Coco Lebih Terasa Nyelekit Dibanding Encanto Terminal Mojok.co

Meski Punya Latar yang Mirip, Film Coco Lebih Terasa Nyelekit Dibanding Encanto

29 Maret 2022
Membedah Isi Kepala Manusia yang Hobi Menggantungkan Hubungan Asmara terminal mojok.co

Membedah Isi Kepala Manusia yang Hobi Menggantungkan Hubungan Asmara

28 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.